TRADISI AGAMA TIDAK PENTING VS YESUS KRISTUS!!! @MuriwaliYantoMataluGKKR
Menganggap “tradisi tidak penting, yang penting Yesus” adalah seperti mengira kita bisa menikmati simfoni Beethoven tanpa orkestra atau partitur. Secara teologis, tradisi adalah wahyu ilahi yang dijaga Magisterium; secara historis, tradisi dan Magisterium menjamin kanon Kitab Suci dan doktrin-doktrin inti; secara eklesiologis, tradisi mencerminkan otoritas Gereja yang dipandu Magisterium; dan secara praktis, tradisi adalah bagian tak terelakkan dari kehidupan Kristen. Santo Agustinus, yang tak pernah kehilangan kata-kata tajam, menegaskan: “Aku tidak akan percaya pada Injil jika otoritas Gereja Katolik tidak mendorongku untuk itu” (Contra Epistulam Manichaei, 5:6, dalam Migne, 1844, hlm. 176). Tradisi, Magisterium, dan Yesus adalah trio harmonis dalam pewahyuan ilahi – bukan boyband yang bisa dipisah-pisah. Menolak tradisi adalah seperti mencoba menari tango sendirian: mungkin terlihat berani, tapi hasilnya cuma kekonyolan.
By Manuel (Tim DKC)20 menit bacaan