ZOOM DKC KAMIS, 16 JANUARI 2025: ”KISAH KELAHIRAN MESIAS DALAM INJIL”
DIBAWAKAN RD. ANTONIUS DENNY FIRMANTO
Adanya Platform yang berbeda antara Katolik dan Protestan
Kemunculan Protestan di abad ke-16 merubah kata sifat ”Katolik” menjadi kata benda, protestanisme memiliki pendekatan personal bukan komunal.
Lihat LG 9:1
”(Perjanjian Baru dan Umat Baru)
Disegala zaman dan pada semua bangsa Allah berkenan akan siapa saja yang menyegani-Nya dan mengamalkan kebenaran (lih. Kisah Para Rasul 10:35). Namun Allah bermaksud menguduskan dan menyelatkan orang-orang bukannya satu per satu, tanpa hubungan satu dengan yang lainnya. Tetapi Ia hendak membentuk mereka menjadi umat, yang mengakui-Nya dalam kebenaran dan mengabdi kepada-Nya dengan suci. Maka Ia memilih bangsa Israel sebagai umat-Nya, mengadakan perjanjian dengan mereka, dan mendidik mereka langkah demi langkah, dengan menampakkan diri-Nya serta rencana kehendak-Nya dalam sejarah, dan dengan menguduskan mereka bagi diri-Nya.”
Kelahiran Sang Mesias menurut Narasi Masa Kanak-kanak dalam Injil Matius dan Lukas
Menurut Prof. Ska, dosen Biblicum yang dihormati, urutan Kitab Suci adalah sebagai berikut:
- Dokumen
- Monumen
- Peristiwa
Mayoritas pembaca Kitab Suci hanya melihat Kitab Suci sebagai dokumen, padahal sorotan Kitab Suci peristiwa sangatlah penting, dimensi ini digarisbawahi oleh Felix Wilfred.
Pendahuluan
- Injil Matius dan Lukas berbeda dari Markus dan Yohanes karena dimulai dengan kisah kabar malaikat dan kelahiran Yesus:
- Markus tidak pernah menyebut “Yusuf”
- Yohanes tidak pernah memberikan nama ibu Yesus
Untuk memahami narasi kelahiran ini, kita harus mengingat bahwa:
- Injil tidak dimaksudkan sebagai biografi sejarah, tetapi sebagai pewartaan kabar baik tentang keselamatan dalam kehidupan Yesus
- Semua materi Injil dipengaruhi oleh iman dan pengalaman Gereja pada abad pertama
- Asal usul dan akurasi historis dari kisah kelahiran ini tidak diketahui:
- Kisah-kisah dalam Matius dan Lukas hanya sepakat dalam beberapa rincian
- Mereka saling bertentangan dalam beberapa detail lainnya
- Tidak ada catatan sejarah yang baik tentang peristiwa-peristiwa publik yang disebutkan dalam kisah kelahiran (bintang baru, sensus dunia)
- Berbeda dengan apa yang Yesus katakan dan lakukan selama pelayanan-Nya, tidak ada klaim saksi apostolik atas peristiwa-peristiwa di Betlehem
- Jadi, mengapa Matius dan Lukas memulai Injil mereka (kabar baik tentang Yesus) dengan kisah kelahiran ini?
- Pemahaman Awal Gereja tentang Yesus:
- Pemahaman Gereja tentang siapa Yesus (Kristologi) mengalami penjernihan selama abad pertama
- Bagian tertua dari Injil adalah narasi sengsara, wafat, dan kebangkitan Yesus
- Pada masa awal Gereja, muncul bida’ah Adopsionisme yang berasal dari penafsiran teks kitab suci:
- Pengangkatan Yesus sebagai Allah terjadi pada kebangkitan-Nya:
- Kisah Para Rasul 2:32, 2:36, 5:31, 13:33
- Rom 1:4 (melalui kebangkitan-Nya dari antara orang mati, Yesus ditetapkan sebagai Anak Allah dalam kuasa sesuai dengan Roh kekudusan)
- Pengangkatan Yesus sebagai Anak Allah terjadi pada saat pembaptisan Yesus karena:
- Pada saat pembaptisan-Nya, Roh Kudus turun atas Yesus yang dinyatakan sebagai Anak Allah
- Iman Gereja:
- Matius dan Lukas, melalui narasi kelahiran, menjelaskan bahwa Yesus adalah Anak Allah sejak awal mula, Injil Lukas menunjukkannya dalam presentasi Yesus di Bait Allah (Lukas 2:22-40)
- Yesus adalah Anak Allah sebelum penciptaan (Kristologi pra-eksistensi Yohanes)
Kisah Kelahiran: Lukas vs Matius
- Kesamaan tematik dalam kisah kelahiran Lukas dan Matius:
- Keduanya mewartakan “kabar baik” bahwa Yesus adalah Anak Allah sejak awal mula
- Kabar ini disampaikan kepada kelompok yang tidak hadir saat kelahiran:
- Oleh bintang kepada para majus
- Oleh malaikat kepada para gembala
- Masing-masing kelompok datang ke Betlehem untuk percaya dan menyembah
- Masing-masing kelompok kembali ke tempat asal mereka
- Kejadian setelah kelahiran menurut Matius:
- Dimodelkan berdasarkan usaha Firaun untuk membunuh bayi Musa
- Raja Herodes memerintahkan pembunuhan bayi laki-laki untuk membunuh Yesus
- Pelarian ke Mesir
- Kembali (tetapi ke Nazaret) setelah Herodes meninggal
- Kejadian setelah kelahiran menurut Lukas:
- Presentasi Yesus secara damai di Bait Allah Yerusalem
- Disambut oleh Simeon dan Hana
- Dimodelkan berdasarkan persembahan Hana atas anak laki-lakinya, Samuel, di tempat kudus di Silo, di mana dia diterima oleh imam Eli (lih. 1 Samuel 1-2)
- Kisah Kelahiran: Lukas vs Matius
- Kisah Matius: Narasi “sengsara” bergeser ke masa kanak-kanak: tema penganiayaan dan penolakan diperkenalkan
- Kisah Lukas juga memperkenalkan tema penganiayaan dan penolakan. Simeon mengidentifikasi Yesus sebagai:
- Tanda yang akan ditentang
- Kesempatan bagi kejatuhan banyak orang Israel
- Kesempatan bagi pedang menembus jiwa (lih. Lukas 2:34-35)
- Matius dan Lukas:
- Keduanya memperkenalkan motif sengsara dan penderitaan ke dalam kisah pasca-kelahiran
- Menulis lima puluh tahun kemudian, keduanya tahu bahwa kabar baik tentang Yesus akan diterima oleh banyak orang, tetapi juga ditolak dan ditentang secara keras
Presentasi Yesus di Bait Allah sebagai kekhasan Lukas
- Hukum Taurat dan Para Nabi:
- Untuk membawa Maria dan Yusuf ke Betlehem, Lukas memperkenalkan sensus – meskipun ada masalah historis
- Untuk membawa keluarga dari Betlehem ke Yerusalem, Lukas memperkenalkan penyucian dan presentasi Yesus – lagi-lagi dengan masalah historis
- Lukas tampak bingung dengan dua adat Yahudi yang berbeda:
- Penyucian ibu di tempat kudus (Bait Allah) setelah kelahiran seorang anak. Ibu mempersembahkan dua ekor burung merpati atau burung tekukur (lih. Imamat 12:1-8)
- Persembahan anak laki-laki pertama kepada Tuhan. Orang tua akan membayar lima syikal di tempat kudus untuk “membelinya kembali.”
- Masalah dalam catatan Lukas, Lukas tampaknya berpikir bahwa:
- Kedua orang tua harus disucikan (lih. Lukas 2:22)
- Anak harus dibawa ke Yerusalem untuk dipersembahkan di Bait Allah (lih. Lukas 2:22b-23)
- Persembahan dua burung tekukur terkait dengananak sulung yang dipersembahkan kepada Allah
- Lukas adalah seorang Kristiani Non-Yahudi dan kemungkinan hanya memiliki pengetahuan buku tentang adat Yahudi
- Fokus Lukas adalah pada “Yesus dipersembahkan di Bait Allah”:
- Menekankan bahwa tindakan itu dilakukan sesuai dengan Hukum Tuhan (5 kali disebut dalam Lukas 2:22, 23, 24, 27, dan 29)
- Sebelumnya, Lukas mengingatkan kita (lih. Lukas 2:21) bahwa Yesus disunat pada hari kedelapan
- Sebelumnya, dia menggambarkan orang tua Yesus taat pada perintah sensus Romawi; sekarang dia menggambarkan mereka taat pada adat Yahudi
- Awal kehidupan Yesus tidak bersifat ofensif/ serangan terhadap Roma maupun Israel
- Di Bait Allah, Yesus bertemu dengan Simeon dan Hana:
- Hana: seorang nabiah (lih. Lukas 2:36)
- Simeon digerakkan oleh Roh untuk bernubuat tentang masa depan Yesus (lih. Lukas 2:34-35)
- Seperti kata “Hukum” disebutkan dalam tiga ayat berturut-turut (lih. Lukas 2:22, 23, 24), Roh Kudus yang menggerakkan para nabi juga disebutkan dalam tiga ayat berturut-turut (lih. Lukas 2:25, 26, 27)
- “Hukum Taurat dan Kitab Para Nabi” sebagai warisan Israel menjadi konteks awal perjalanan Yesus
- Zakharia/ Elisabet :: Simeon/ Hana:
- Redaksi awal narasi Lukas mungkin berakhir dengan kisah presentasi yang memberikan keselarasan sempurna antara awal dan akhir:
* Awal: Zakharia dan Elisabet (lih. Lukas 1:5-7) memberitakan kabar baik Yohanes Pembaptis di Bait Allah
* Akhir: Simeon dan Hana memberitakan kabar baik tentang Yesus (lih. Lukas 2:38)
- Redaksi awal narasi Lukas mungkin berakhir dengan kisah presentasi yang memberikan keselarasan sempurna antara awal dan akhir:
- Zakharia – Simeon:
- Awal: Zakharia dipenuhi Roh Kudus untuk mengucapkan Kidung Benedictus, menghormati Yohanes Pembaptis, nabi Yang Mahatinggi (lih. Lukas 1:67, 76)
- Akhir: Simeon dipenuhi Roh Kudus untuk mengucapkan Nunc Dimittis (lih. Lukas 2:25-27) menghormati Yesus, Anak Yang Mahatinggi (lih. Lukas 1:32)
- Elisabet – Hana
- Awal: Elisabet menanggapi kabar baik dengan bersyukur kepada Allah (lih. Lukas 1:24-25) kabar baik itu sampai ke tetangganya (lih. Lukas 1:57-58)
- Akhir: Hana menanggapi kabar baik dengan bersyukur kepada Allah dan berbicara tentang kabar baik mengenai anak Yesus kepada semua orang yang menantikan penebusan Yerusalem (lih. Lukas 2:38)
- Zakharia/ Elisabet dan Simeon/ Hana mengingatkan pada pasangan Perjanjian Lama, Elkana dan Hana (Anna), yang:
- Berdoa agar memiliki anak, yaitu Samuel
- Mempersembahkan Samuel kepada Tuhan (lih. 1 Samuel 1:25) kepada imam besar Eli yang sudah tua dan kepada para perempuan yang melayani di pintu masuk
- Diberkati oleh Eli (lih. 1 Samuel 2:25), sebagaimana orang tua Yesus diberkati oleh Simeon
- Kembali ke rumah (lih. 1 Samuel 2:20), seperti orang tua Yesus kembali ke Galilea
- Samuel tumbuh dalam perawakan dan kasih karunia di hadapan Allah dan manusia (lih. 1 Samuel 2:21, 26), sebagaimana Yesus bertumbuh dan menjadi kuat, dipenuhi hikmat, dan disukai oleh Allah (lih. Lukas 2:40)
- Dua Nubuat Simeon
- Nunc Dimittis (lih. Lukas 2:29-32):
* Simeon memuji Allah
* Salah satu dari empat kidung dalam narasi kelahiran Lukas (lainnya: Magnificat, Benedictus, Gloria in Excelsis)
* “Sekarang, Tuhan, biarkanlah hamba-Mu ini pergi dalam damai Sejahtera, sesuai dengan firman-Mu, sebab mataku telah melihat keselamatan yang daripada-Mu, yang telah Engkau sediakan di hadapan segala bangsa, yaitu terang yang menjadi pernyataan bagi bangsa-bangsa lain dan menjadi kemuliaan bagi umat-Mu Israel”
* Nunc Dimittis dan Universalitas Yesaya:
- Dikatakan oleh seseorang “yang menantikan penghiburan Israel” (lih. Lukas 2:25)
- Menggemakan bahasa Yesaya bagian kedua dan ketiga (lih. yes 40:1, yes 66:12-13)
- Berisi tema-tema: melihat keselamatan, terang bagi bangsa-bangsa lain, dan kemuliaan bagi Israel
- Nunc Dimittis (lih. Lukas 2:29-32):
- Nubuat kedua (lih. yes 40:1, yes 66:12-13):
- Simeon memberkati orang tua Yesus, khususnya Maria
- Nubuat Simeon: “Lihatlah, anak ini ditentukan untuk kejatuhan dan kebangkitan banyak orang di Israel, dan untuk menjadi tanda yang ditentang – dan sebuah pedang akan menembus jiwamu sendiri – sehingga pikiran terdalam banyak orang akan disingkapkan.“
- Maria dan Nubuat Simeon: Maria diingat bukan hanya karena dia melahirkan Yesus, tetapi karena dia percaya pada firman Tuhan dengan iman yang menempatkannya sebagai anggota keluarga sejati Yesus
Kanak-kanak Yesus di Bait Allah
- Cerita ini menggaris-bawahi momen saat Yesus menyebut Allah sebagai Bapa-Nya (lih. Lukas 2:49)
- Tradisi Tersembunyi: Cerita ini tampaknya independen dari kisah kelahiran sebelumnya. Gaya bahasa Yunani berbeda dan tidak cocok dengan struktur narasi lainnya
- Narasi mengenai tokoh besar dunia (mis. kisah Buddha, Cyrus Agung dari Persia, Alexander Agung dari Yunani, atau Augustus dari Roma) bahwa kisah mereka pada umur 10-14 tahun memiliki 3 aspek yang menggambarkan profil masa depan tokoh tersebut: a) kesalehannya, b) kebijaksanaannya, dan c) aspek khas dari karya hidupnya
- Usia 12 adalah usia signifikan dalam konteks Yudaisme:
- Josephus, sejarawan Yahudi, yang hidup semasa dengan masa PB, menulis mengenai dirinya bahwa ia sudah memiliki reputasi sebagai ahli hukum pada usia 14 tahun
- Josephus juga menyampaikan kisah masa kanak-kanak Musa yang ditulis oleh Philo yang mengatakan bahwa Musa sudah memiliki pengetahuan yang luar biasa sejak kecil; menurut Philo, Allah memberinya hikmat, perawakan tubuh, dan keelokan rupa yang luar biasa
- Berkenaan dengan Samuel, Josephus mengisahkan bahwa Samuel mulai berperan sebagai nabi pada usia dua belas tahun (lih. 1 Samuel 3:1-18)
- Kerangka Cerita
- Pernyataan Pembuka: Tentang pertumbuhan, kebijaksanaan, dan kasih karunia Yesus (Lukas 2:40)
- Pendahuluan Geografis: Yesus dan orang tuanya pergi ke Yerusalem (lih. Lukas 2:41-42)
- Latar Cerita: Orang tua Yesus kehilangan dia dan mencarinya (lih. Lukas 2:43-45)
- Inti Cerita: Orang tua menemukan Yesus dan kagum; Yesus menekankan klaim-Nya atas Bapa-Nya (lih. Lukas 2:45-50)
- Kesimpulan Geografis: Yesus kembali ke Nazaret bersama orang tuanya (lih. Lukas 2:51)
- Pernyataan Penutup: Tentang kemajuan Yesus dalam kebijaksanaan, kedewasaan, dan kasih karunia (lih. Lukas 2:52)
6. Tema kesalehan
- Orang tua Yesus menunjukkan ketaatan terhadap Hukum Taurat dengan pergi ke Yerusalem untuk Perayaan Paskah (lih. Lukas 2:41)
- Yesus secara implisit menunjukkan penghormatan terhadap tugas
- Menggemakan “kesalehan bait suci” dalam deskripsi Lukas tentang orang Kristen pertama di Kisah Para Rasul (lih. Lukas 2:45, 3:1, 5:12)
- Pesan: Tidak ada konflik antara Yesus sendiri dan ajaran terbaik dalam Yudaisme
- Tema Kebijaksanaan
- Dibingkai oleh dua pernyataan tentang pertumbuhan Yesus:
* Lukas 2:40: “Anak itu bertambah besar dan menjadi kuat, penuh dengan hikmat, dan kasih karunia Allah ada pada-Nya.“
* Lukas 2:52: “Dan Yesus makin bertambah dalam hikmat, kedewasaan [atau postur tubuh], dan kasih karunia di hadapan Allah dan manusia.“
- Dibingkai oleh dua pernyataan tentang pertumbuhan Yesus:
- Pembingkaian ini paralel dengan deskripsi pertumbuhan dalam 1 Samuel:
- Lukas 2:21: “Dan anak itu (Samuel) makin besar di hadapan Tuhan.”
- Lukas 2:26: “Anak itu bertambah besar dan baik di hadapan Allah dan manusia.“
- Lukas menyebutkan kebijaksanaan dalam kedua pernyataan pembingkaiannya
- Dalam inti cerita: “Semua orang yang mendengar Dia kagum pada pengertian dan jawaban-Nya.”
- Hal ini mengantisipasi kebijaksanaan dalam pengajaran suci dan kekaguman orang yang mendengarnya selama pelayanan-Nya (lih. Lukas 4:22, 4:36, 19:47)
- Aspek khas dari karya hidup-Nya
- Maria: “Nak, mengapa Engkau melakukan ini kepada kami? Lihatlah, ayah-Mu dan aku sangat khawatir mencarimu.”
- Yesus: “Mengapa kamu mencari Aku? Tidakkah kamu tahu bahwa Aku harus berada di rumah Bapa-Ku?”
- Respons Yesus menunjukkan prioritas-Nya adalah kepada Allah, bukan keluarga duniawi-Nya.
- Paralel dalam Injil Markus:
- Markus 3:21: Ketika “orang-orang terdekat-Nya” mendengar tentang aktivitas pelayanan-Nya yang menyita waktu, “mereka pergi untuk menangkap-Nya.”
- Markus 3:33: “Siapakah ibu-Ku dan saudara-saudara-Ku? … Siapa saja yang melakukan kehendak Allah, dialah saudara, saudari, dan ibu-Ku.“
- Paralel dalam Injil Yohanes
- Yohanes 2:3: Ibu Yesus membuat tuntutan kewajiban keluarga pada Yesus, melaporkan bahwa teman-temannya (atau mungkin kerabatnya) kehabisan anggur
- Yohanes 2:4: “Ibu, apa urusanmu dengan Aku? Waktu-Ku belum tiba.”
- “Waktu” akan ditentukan oleh hubungan-Nya dengan Bapa surgawi-Nya (lih. Yohanes 13:1)
- Dengan menyatakan, “Tidakkah kamu tahu bahwa Aku harus berada di rumah Bapa-Ku,” Yesus:
- Menyatakan prioritas-Nya adalah kepada Allah
- Mengungkapkan bahwa Ia adalah Anak Allah
- Ketidakpahaman orang tua-Nya terhadap pernyataan ini, dalam konteks Lukas, menunjukkan ketidakpahaman akan klaim panggilan-Nya dibandingkan dengan klaim orang tua-Nya
- Tema “Maria” dalam konteks aspek khas karya Yesus. Profil Maria:
- Maria, meskipun tidak memahami, “menyimpan semua peristiwa itu dalam hatinya dengan penuh perhatian.”
- Ia seperti murid yang baik dalam perumpamaan tentang Penabur, di mana benih jatuh di tanah yang baik = “mereka yang, mendengar firman Allah, menyimpannya dalam hati yang jujur dan baik, dan menghasilkan buah dengan kesabaran.” (lih. Lukas 8:15)
- Di kemudian hari, Yesus akan menjelaskan prioritas-Nya: “Ibu-Ku dan saudara-saudara-Ku adalah mereka yang mendengar firman Allah dan melakukannya.” (lih. Lukas 8:19-21)
Penutup
Mengapa orang tidak tahu siapa Yesus ketika Ia memulai pelayanan-Nya?
- Lukas menekankan keunikan momen pernyataan diri oleh Yesus: “Ia kembali ke Nazaret bersama mereka dan taat kepada mereka” (lih. Lukas 2:51)
- “Rahasia Markus” = Yesus sudah menyatakan diri bahwa Dia adalah Anak Allah selama pelayanan-Nya, tetapi murid-murid tidak mengetahuinya
- Lukas memindahkan “Rahasia Markus” ini ke masa kanak-kanak Yesus.2
”Injil adalah Kabar Baik mengenai Yesus di dalam Gereja-Nya/ secara komunal, bukan secara pribadi/ person-to-person.”
-
The Birth of the Messiah: A Commentary on the Infancy Narratives in the Gospels of Matthew and Luke (Updated Edition) by Raymond Edward Brown ↩