SEJARAH PERKEMBANGAN DOGMA
DIKANDUNGNYA MARIA TANPA NODA DOSA
Pendahuluan
Sejarah perkembangan dogma Dikandungnya Maria Tanpa Noda Dosa sangat panjang dan berbelit-belit karena terdapat banyak perbedaan pemikiran dan pendapat tentang dogma ini. Namun lewat perbedaan-perbedaan ini iman akan karya Allah dalam diri Maria semakin dimurnikan. Pada tanggal 8 Desember 1854 dogma ini disahkan dalam dokumen Ineffabilis Deus oleh Paus Pius IX (1846-1878). Paper ini akan memberikan sejarah perkembangan dogma Dikandungnya Maria Tanpa Noda Dosa dalam tradisi secara singkat sambil memperlihatkan unsur-unsur Homologi, Fistis, Kerygma, Credo dan Dogma itu sendiri. Tidak semua unsur ini memperlihatkan secara jelas dan konkret rumusan dogma Dikandungnya Maria Tanpa Noda Dosa, tetapi unsur-unsur itu mau menunjukkan kekudusan Maria yang tanpa noda dosa. Kekudusan Maria itu menjadi titik tolak akan perkembangan dogma bahwa Maria kudus sejak dikandung.
Perkembangan Dogma dalam Tradisi
Dogma tentang dikandungnya Maria tanpa noda tidak menjadi suatu pokok yang diperdebatkan oleh pujangga-pujangga Gereja kuno. Mereka tidak memikirkan bagaimana caranya Maria dikandung, yakni tanpa dosa asal. Mereka hanya menjunjung tinggi kekudusan Maria pada umumnya dan kebebasannya dari dosa pribadi. Pesta liturgi dikandungnya Maria oleh Ana tidak mengatakan apa-apa sehubungan dengan ajaran dikandungnya Maria tanpa dosa asal. Ajaran ini mulai diangkat secara tegas setelah muncul pertikaian Agustinus dengan para pengikut Pelagius. Ajaran tentang dosa asal secara definitif baru ditetapkan oleh Konsili Trente tahun 1546. Konsili Trente mengulang apa yang dikatakan (tetapi tidak didefinisikan) oleh Konsili Florence tahun 1246, dan sudah ditetapkan Konsili Kartago tahun 418, Konsili Arles tahun 473 dan terutama Konsili Orange tahun 529.
Maksud dari dogma dosa asal ialah untuk mengamankan ajaran bahwa satu-satunya Penyelamat ialah Yesus Kristus dan semua manusia membutuhkan penebusan Yesus Kristus. Namun justru dogma dosa asal ini menjadi hambatan untuk mengerti tentang dogma dikandungnya Maria tanpa dosa asal, sehingga Gereja Reformasi sampai sekarang menolak dogma ini atas dasar bahwa Maria adalah manusia biasa yang terkena oleh dosa asal. Para pujangga dan teolog besar pun kemudian segan menerima bahwa Maria terluput dari nasib umum, terkena dosa asal. Sebab kalau demikian rupanya Maria tidak memerlukan karya penebusan Yesus Kristus. Maka ada (Hilarius, Hugo) yang berkata bahwa Maria disucikan waktu menerima kabar Gembira, atau ada (Paschasius Radbertus) yang mengatakan waktu Maria dilahirkan atau malah dalam kandungan ibunya, sebagaimana diyakini sehubungan dengan Yohanes Pembaptis (Luk 1:15). Luther juga yakin tentang disucikannya Maria dalam rahim ibunya. Sementara yang lain, Eadmer (tahun 1142) mengemukakan pendapat bahwa Maria tidak pernah tanpa “rahmat”. Jadi sejak awal eksistensinya Maria “suci” dan bebas dari dosa asal. Pendapat ini ditolak oleh Anselmus, Bernardus, Alexander Hales, Thomas Aquinas dan Albertus Magus. Mereka tidak melihat suatu kemungkinan bahwa di satu pihak Yesus Kristus menjadi Penebus semua manusia tanpa kecuali dan di lain pihak manusia Maria tidak pernah terkena dosa bagaimana pun juga. Jalan keluar dari kesulitan tersebut ditemukan Raymundus Llul, Wilhelmus de Ware dan Yohanes Dun Scotus (tahun 1308). Mereka mengatakan Maria memang “ditebus” dan sama seperti manusia lain membutuhkan karya penebusan Yesus Kristus. Tetapi Maria “ditebus” secara istimewa sedemikian rupa sehingga terluput dari dosa asal. Dosa itu tidak pernah mengenai Maria. Ia “ditebus” dengan dilindungi terhadap dosa asal. Jadi Maria tidak kurang tetapi malah lebih “ditebus”daripada orang lain. Pemikiran sedemikian tidak sepenuhnya diterima. Sebaliknya, muncul pertikaian antara teolog. Sebagian teolog tidak dapat dan tidak mau menerima bahwa Maria terkecuali dari nasib umum manusia. Tetapi sebagian lain teolog berusaha mendukung pemikiran di atas.
Konsili Trente (tahun 1546) dengan sengaja membiarkan masalah terbuka karena perdebatan menyangkut masalah dosa asal dan dikandungnya Maria tanpa dosa asal. Konsili Basel (tahun 1439) dalam suatu sidang skismatik meresmikan ajaran tentang terluputnya Maria dari dosa asal sebagai “dogma”. Tetapi Paus Benedictus IV pada tahun 1483 menetapkan bahwa orang tidak berhak menyalahkan pendapat yang satu atau pendapat yang lain. Pada tahun 1567 Paus Pius V menolak pendapat Bayus bahwa hanya Kristus yang terluput dari dosa asal dan Maria tidak. Pada tahun 1620 Paus Paulus V melarang segala serangan atas ajaran Katolik tentang dikandungnya Maria tanpa dosa asal. Larangan itu diulang oleh Paus Gregorius XV. Pada tahun 1661 Paus Alexander VII menetapkan apa yang dirayakan dengan pesta “Maria dikandung tanpa dosa” dan pesta itu diwajibkan untuk seluruh Gereja Latin. Pada tahun 1845 Paus Pius IX meresmikan ajaran itu sebagai suatu yang termasuk dalam “wahyu ilahi”. Sejak itu dogma itu terus diulang-ulang dan kembali ditegaskan oleh Konsili Vatikan II (Bdk. LG 56, 59).
Homologi
Homologi adalah pujian atau seruan untuk meluhurkan Allah dalam hidup manusia sebagai tanda bakti atau hormat yang dinyatakan dalam seruan-seruan berupa gelar-gelar. Berikut ini beberapa homologi berkaitan dengan sejarah terbentuknya dogma “Maria Dikandung Tanpa Noda Dosa”
Kej 3:15, Manusia jatuh ke dalam dosa
“Aku akan mengadakan permusuhan antara engkau dan perempuan ini (itu), antara keturunanmu dan keturunannya; keturunannya akan meremukkan kepalamu, dan engkau akan meremukkan tumitnya.”
Yes 7:14, Pemberitaan mengenai Imanuel
“Sesungguhnya, seorang perempuan muda mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki, dan ia akan menamakan Dia Imanuel.”
Lukas 1:26-28, Pemberitaan tentang kelahiran Yesus
Dalam bulan yang keenam Allah menyuruh malaikat Gabriel pergi ke sebuah kota di Galilea bernama Nazaret, kepada seorang perawan yang bertunangan dengan seorang bernama Yusuf dari keluarga Daud; nama perawan itu Maria. Ketika malaikat itu masuk ke rumah Maria, ia berkata: “Salam, hai engkau yang dikaruniai, Tuhan menyertai engkau.”
Luk 1:42, Maria dan Elisabet
“Diberkatilah engkau di antara semua perempuan dan diberkatilah buah rahimmu.”
Luk 1: 48-49, Nyanyian Pujian Maria
“…, sebab Ia telah memperhatikan kerendahan hamba-Nya. Sesungguhnya, mulai dari sekarang segala keturunan akan menyebut aku berbahagia, karena Yang Mahakuasa telah melakukan perbuatan-perbuatan besar kepadaku dan nama-Nya adalah kudus.”
Ephraim dari Syria (306-373), Nisibene Hymns 27:8 (A.D. 361)
Eprahim menyusun pujian untuk meluhurkan kesucian Maria dan mengangkatnya ke dunia baru. Hingga kini Liturgi Gereja Timur menyebut Maria suci dalam segala hal. Pujian itu dirangkai demikian,
“Hanya engkau dan ibu-Mu sendiri yang paling cantik dari yang lain. Tidak ada kesalahan pada-Mu. Tidak ada noda pada ibu-Mu. Siapakah dari anak-anakkku yang bisa dibandingkan dengan kecantikan ini?”
Ephraim, Hymns on the nativy, 15:23 (A.D. 370)
Biarkan wanita memujinya, Maria yang murni.
Origenes (wafat 353), Homilia in Diversa
Origenes sangat mengagungkan kekudusan Maria, namun ia menganggap Maria tidak bebas sama sekali dari kesalahan dalam in Lukam; homilia XVII; P.G. 1845; homilia XIX dia menyatakan, “Pedang kedukaan Maria adalah sandungan yang dialaminya ketika berdiri di bahwah salib Puteranya. Pedang ketidakpercayaan, keraguan, ketidakpastian telah menebus dia.” Ungkapan Origenes lain yang sungguh mau menunjuk kebebasan Maria dari dosa yakni, Maria adalah yang pantas dan layak bagi Allah; yang terkudus dari yang kudus; kekudusan yang sempurna, keadilan yang sempurna; tidak tertipu oleh bujukan ular, tidak terinfeksi oleh nafas beracun.
Athanasius
“Oh, Perawan yang mulia engkau sungguh agung. Engkau sungguh lebih agung dari semua keagungan, sebab siapakah yang sama dengan engkau dalam keagungan, oh tempat kediaman Allah Sang Sabda? Dengan siapakah di antara mahluk ciptaan akan kubandingkan engkau ya Perawan? Engkau lebih mulia dari semua yang lain, ya perjanjian. Engkau berpakaian kemurnian bukan emas. Engkaulah Tabut Perjanjian dan piala emas berisi manna sejati, yakni daging di mana tinggal Allah sendiri. Maria Perawan yang tidak bercela. Maria Perawan yang bukan hanya tidak bercela, tetapi perawan yang telah dimurnikan oleh rahmat, bebas dari setiap benih dosa.”
Andreas dari Kreta, Homily 3 on Mary’s Nativity
“Benar bahwa terpujilah Yoakhim dan istrimu, Anna, yang diilhami oleh pikiran ilahi, yang menghasilkan Maria sebagai hasil dari doa mereka. Saya mengatakan, ratu sejagat, buah awal dari bangsa kita yang kelahirannya kami rayakan, penutup kain yang kami hormati dan yang kami agungkan sebagai sumber pemulihan dari kodrat kami yang berdosa.”
Andreas dari Kreta, In Nativitate Mariae
“Sungguh cantik engkau ya sahabatku, engkau maha cantik dan tiada sesuatu pun yang tercela dalam dirimu.”
Epiphanius Dari Salamis, Medicine Chest Against All Heresies
Kepada Maria yang suci, Perawan yang tanpa noda, wanita tanpa cela.
Ambrosius dari Milan (339-397), Commentary on Psalm
Datang lalu carilah domba-dombamu, tidak dengan pelayan dan orang bayaranmu, tapi lakukanlah itu sendiri. Angkatlah tubuhku yang telah jatuh dalam Adam. Angkatlah aku bukan dari sara tapi dari Maria, Perawan tanpa noda.
Timotius dari Yerusalem, Homily on Simeon and Anna
Maria adalah Perawan abadi yang suci hingga hari ini.
Romanus
Salam-salam dalam tulisan Romanus berpengaruh luas baik di Byzantium maupun di Gereja Barat sebab salah satu hymne diterjemahkan dalam bahasa Latin pada abad ke-9. Hymne itu adalah demikian, “Salam, Bunda tanpa noda, salam bagi isteri yang tidak diperistri.”
Hippolytus, Ontt, In Illud, Dominus Pascit Me
Maria Sang Tabernakel dibebaskan dari kecemaran dan kejahatan
Theodotus dari Ancyra, Orat in Dei Genitr
Maria adalah perawan tanpa dosa; tanpa noda hitam; ruang kosong dari kejahatan; setangkai bunga lily yang berkembang di antara semak duri; disucikan bagi Allah sebelum ia dilahirkan; tidak bernoda, bebas dari cacat.
Eprem dari Syria, “Precetiones ad Deiparam” dalam Opp. Greac. Lat. III
Tidak ada ungkapan yang cukup tinggi menggambarkan kesempurnaan dari kekudusan dari Maria: Puteri sangat kudus; Bunda Allah; sangat murni dalam tubuh dan jiwa; melampaui segala kesempurnaan yang murni; keseluruhan rumah terberkati dari Roh yang paling suci; melampau segala bahkan dibandingkan para malaikat dalam kesucian tubuh dan jiwa; puteri tersuci; segalanya murni; segalanya tanpa noda; segalanya tanpa dosa; tanpa kejahatan; bunga yang tidak layu; tenunan Allah tanpa noda.
Epraem dari Syria
Biarlah para wanita memuji Maria murni. Engkau (Yesus) sendiri dan Maria ibu-Nya murni dalam segala sesuatu, tiada dosa dalam Engkau dan ibu-Mu.
Germanus dari Konstantinopel, The Dormition
Engkau adalah dia yang seperti tertulis, tampil dalam keindahan dan tubuh keperawananmu adalah kudus, suci, sepenuhnya menjadi tempat kediaman Allah, sehingga mulai sekarang dibebaskan secara sempurna dari penghancuran menjadi debu.
Theodotus dari Ancyra, Khotbah pada Konsili Efesus
Maria adalah perawan tanpa noda dan mengandung untaian salam; salam suka cita bagi kita yang lama menyimpan hasrat. Salam keselamatan. salam ibu kudus yang tanpa noda.
Martin Luther, Kotbah Pesta Maria Menunjungi Elizabet
Luther sangat menghormati Maria dan mempertahankan ajaran-ajaran yang tradisional tentang Maria yang dipegang oleh Gereja saat itu. Sebelum agama Katolik mendogmakan dogma Maria dikandung Tanpa Noda Dosa, ia sudah menerima Maria dikandung tanpa noda dosa. Salah satu kutipan kotbahnya yang mengungkapkan tentang kekudusan Maria adalah, “Tidak ada wanita yang seperti engkau. Engkau melebihi Hawa dan Sara, diberkati atas semua kebangsawanan, kebijaksanaan dan kekudusan.”
Doa pada pesta Maria Dikandung Tanpa Noda
Bapa, Engkau telah mempersiapkan Perawan Maria supaya layak menjadi Bunda Putera-Mu. Engkau telah membiarkan dia berbagi sebelumnya dalam keselamatan Kristus yang akan terlaksana dengan wafatNya dan memelihara kesuciannya sejak saat-saat pertama ia dikandung.
Paus Yohanes Paulus II, Doa untuk Tahun Maria
Bunda Sang Penyelamat, dalam tahun yang dipersembahkan bagimu ini, dengan penuh gembira kami menyebutmu “Yang Terberkati” demi terlaksananya rencana keselamatan yang disiapkanNya, Bapa memilih engkau sebelum terciptanya jagat raya.
Fistis
Fistis adalah norma atau formula iman yang telah memiliki isi dan bentuk yang tetap. Beberapa fistis yang berhubungan dogma “Maria Dikandung Tanpa Noda Dosa” ialah:
Ambrosius, Sermo XXII no. 30
Maria, seorang perawan, bukan hanya tanpa noda, tapi seorang perawan yang penuh rahmat, bebas dari dosa.
John Damascus, Sermon on Mary’s Nativity
Terkandungnya Maria dan kelahirannya secara sempurna diatur oleh rahmat bukan hanya dalam pertumbuhan dalam rahim Anna, tapi juga dengan tindakan di mana dia dikandung tanpa noda.
John Damascus, Homily I in Nativity Beatae Virginis Mariae no. 3.
Keturunan yang kudus dari Yoakhim dan Anna yang terlindungi dari api setan, kediaman dalam suatu kamar pengantin Roh Kudus. Ia dilindungi sebagai Isteri dan Bunda Allah.
John Damascus
Pantaslah bahwa dia yang telah mempertahankan keperawanannya utuh dalam melahirkan seorang anak, harus menjaga tubuhnya sendiri bebas dari semua cela.
John Damascus
Kuasa Allah atas Maria diperluas hingga ke orang tuanya; garis keturunan mereka disucikan oleh Roh Kudus dan dibebaskan dari akibat dosa karena hubungan seksual, sehingga meskipun unsur tubuh mereka asli namun dibentuk dari semua cela.
Proclus dari Konstantiopel
Maria dibentuk tanpa noda.
Proclus dari Konstantiopel, Homily I
Tuhan yang adalah Sabda dari Bapa dilahirkan oleh Maria yang secara sempurna bersih dan tidak membuat skandal bagi para penyembah berhala.
Proclus dari Konstantinopel, Oratio I de Laudibus S. Mariae.
Dia tampil ke depan bersama BundaNya yang tanpa noda dosa sedikitpun.
Proclus dari Konstantinopel, Oratio I de Laudibus S. Mariae.
Maria merupakan bola yang amat mengagumkan dari sebuah penciptaan baru, dalam matahari keadilan, sungguh istimewa, yang telah dibebaskan seluruh jiwa dari dosa di malam hari.
St. Athanasius dari Alexandria (abad ke-4), On The Incarnation of the Word
Dia (Kristus) menerima (tubuh-Nya) dari kesucian dan kemurnian Perawan, yang tak diketahui oleh pria.
Typicon S. Sabae
Maria murni, dibebaskan dari setiap kesalahan
Ephraim dari Syria, Nisibene Hymns
Hawa dalam keperawanannya menutupi kemaluannya dengan sehelai daun. Maria dalam keperawanannya menutupi diri dengan busana kemuliaan.
Ephraim dari Syria, Carmina Nisibene
Maria semurni Hawa sebelum Hawa jatuh dalam dosa, seorang perawan yang dijatuhkan dari dosa, lebih suci daripada Serafim, meterai Roh Kudus, benih murni dari Allah, murni dalam tubuh dan pikiran.
Klemens dari Aleexandria, Paedagogus
Perawan – Ibu merupakan satu kenyataan tunggal. Ia adalah seorang perawan dan seorang ibu secara serentak. Ia tanpa noda sebagai seorang perawan. Ia penuh kasih sebagai seorang ibu. Ia membesarkan anak-anaknya dan memberi mereka minuman dengan susu suci, Sabda yang seperti anak kecil.
St. Epiphanius
Siapapun yang menghormati Allah juga menghormati tempat kudus. Demikian juga, siapa yang tidak menghormati tempat kudus juga tidak menghormati Allah. Maria yang pada dirinya merupakan Perawan Kudus, yang adalah tempat kudus.
Jacob dari Sarug, The Sentence Against Adam and Eve
Allah memiliki orang-orang terpilih dan tidak ada yang lebih suci daripada Maria. Seandainya jiwa Maria ternoda dan perawan yang lain lebih suci dan murni, maka Allah tentu akan memilih perawan lain dan menolak Maria. Tapi Maria bebas dari noda dosa, bahkan dari dosa asal.
Trombelli
Maria dikandung secara ajaib dari hubungan antara Yoakim dan Anna.
Theotokos dari Livas
Maria lahir seperti kerubim Malaikat. Dia adalah seorang wanita dari tanah liat, manusia yang murni dan tak bercela.
Origenes, Homily I
Ibu perawan ini satu-satunya yang memperanakkan Allah, disebut Maria yang layak dari Allah, yang kudus dari yang terkudus, tak bernoda dari yang tak bernoda, satu dari yang satu.
Origenes, Commentary on Matthew
Saya menyadari hal itu dalam kesesuaian pemikiran, bahwa menghormati kesucian yang tercapai dalam kesedarhanaan, Yesus adalah yang pertama dari antara manusia, sementara itu Maria adalah pertama di antara setiap wanita.
Origenes, Commentary on Matthew, Quoted in Gambero
Setiap jiwa keperawanan, butuh dipahami sebagai kuasa Roh Kudus dalam aturan yang diberikan sejak lahir menurut kehendak Allah, merupakan Bunda Kristus.
Tarasius dari Konstantinopel
Maria dilahirkan dari penciptan dunia dan pilihan dari antara seluruh generasi bahwasanya dia boleh menjadi tempat tinggal tak bernoda dari Sabda dan kewajiban dari semua.
George dari Venesia
Maria disebut sebagai “Cermin Kekudusan”, pantulan murni dari kekudusanNya.
Theodorus dari Ancyra, Homily IV
Hawa, adalah sebuah sarana kematian; lebih menyenangkan bagi Allah dan seluruh rahmatNya, sebuah sarana kehidupan. Seorang perawan, tanpa dosa, tanpa noda, bebas dari cacat, tidak tersentuh, kudus dalam jiwa dan tubuh, seperti Lily di antara semak duri.
Joseph dari Himnographus (abad ke-9)
Maria sebagai keutuhan dan sama sekali tanpa dosa.
Gregorius Nicomedinensis, Oratio in Sanctissimae Diparae Ingressum in Templum
Maria dibebaskan dari noda dosa dan dari konsekuensi kesalahan Adam.
Gregorius dari Nyssa, De Virginate II
Sebab yang terjadi secara badani dalam diri Maria yang tanpa noda ketika kepenuhan ke-Allah-an dalam diri Kristus memancar keluar melalui Santa Perawan terjadi juga dalam setiap jiwa yang secara rohani hidup sebagai seorang perawan.
Andreas dari Kreta, Homily on 4 Mary’s Nativity
Dia adalah Maria Theotokos, tempat perlindungan seluruh umat Kristiani, pertama dibebaskan dan dirayakan dari noda dosa asal dari orang tua mereka.
Bernadette
Dengan tangan terulur dan mata memandang ke langit, dia memberitahukan kepada saya bahwa dia adalah Maria yang dikandung tanpa noda.
Saverus dari Antiokhia, Homily Cathedrallis
Maria bentuk dari manusia, dan merupakan bentuk esensi yang sama sebagaimana dengan kita, walaupun dia bersih dari seluruh noda dan tak berdosa.
Martin Luther, Kotbah pada Hari Maria Dikandung
Adalah keyakinan yang manis dan saleh bahwa pemberian jiwa Maria terjadi tanpa pengaruh dosa asal. Jadi, pada saat jiwanya diberikan ia juga dimurnikan dari dosa asal dan dihiasi dengan rahmat Allah, sambil menerima jiwa yang murni dari Allah.
Martin Luther, Buku Doa kecil Pribadi
Dari saat pertama ia mulai hidup, Maria bebas dari semua dosa, Maria penuh rahmat, dia sepenuhnya tanpa dosa sebab rahmat memenuhinya dengan semua yang baik yang membuatnya bebas dari semua kejahatan.
Martin Luther, Kotbah Natal
Maria adalah wanita termulia, permata paling agung, paling indah dalam agama Kristen sesudah Kristus. Dia (Maria) bangsawan, kebijaksanaan, dan kekudusan dalam pribadi. Kita tidak pernah menghormatinya secara khusus, kendati demikian hormat dan pujian harus diberikan kepadanya agar tidak melukai Kristus dan Kitab Suci.
Karl Rahner, Mary Mother of The Lord
Maria tidak berbeda dengan kita karena kita memiliki anugerah-anugerah itu. Satu-satunya perbedaan antara Maria dan kita ialah karena Maria memiliki anugerah-anugerah itu sejak permulaan dan dengan cara yang tiada bandingnya.
Loen Joseph Cardinal Suenens
Sejak awal keberadaannya, ia menyenangkan bagi Yang Tertinggi. Sebagai Bunda Penyelamat, keselamatan telah dipersiapkan secara radikal sejak awal. Meskipun saudara-saudara Maria berada dalam garis dosa namun Maria dikecualikan dari dosa-dosa itu.
Lumen Gentium No. 56
Menjadi lazim untuk menyebut Bunda Allah suci seutuhnya dan tidak terkena oleh cemar dosa manapun juga, mahluk yang diciptakan dan dibentuk baru oleh Roh Kudus.
Lumen Gentium No. 63
Dalam iman dan ketaatan ia melahirkan Putra Bapa sendiri itu sendiri, dan itu tanpa mengenal pria, dalam naungan Roh Kudus, sebagai Hawa yang baru, karena percaya akan utusan Allah dengan iman yang tak tercemar oleh kebimbangan.
Kerygma
Kerygma adalah pewartaan, cerita tentang peristiwa atau fakta keselamatan. Beberapa kerygma tentang dogma “Maria Dikandung Tanda Noda Dosa” sebagai berikut:
Yustinus Martir (+ 165), Dialogue with Trypho the Jew
Yesus menjadi manusia melalui seorang perawan. Pada awalnya, jalan ketidaktaatan telah diambil melalui perantaraan ular oleh Hawa, seorang perawan tanpa cela, mengandung karena perkataan ular, tidak taat dan mati; ketidaktaatan itu dengan cara yang sama telah dihancurkan oleh Perawan Maria tanpa noda. Perawan Maria dengan penuh iman menerima kabar gembira yang dinyatakan oleh Malaikat Gabriel, yaitu bahwa Roh Allah akan datang kabar gembira yang dinyatakan oleh Malaikat Gabriel, yaitu bahwa Roh Allah akan datang padanya, kekuatan Allah yag Maha Tinggi akan menaunginya dan Yang Kudus akan lahir darinya sebagai Putera Allah. Dan Maria menjawab, “Terjadilah padaku menurut perkataanmu” (Luk 1:38).
Eprahim dari Syria, Hymns on Paradise
Hawa membuatkan Adam suatu pakaian dengan noda, sehingga Taman Eden menolaknya, sebab ia menjadi buruk karena pakaian itu. Namun melalui Maria, Adam, seorang yang menobatkan pencuri di salib, menerima pakaian yang berkilau, dan ketika Taman Eden melihatnya ia merangkulnya. Sehingga semarak yang telah hilang melalui Hawa telah dipulihkan melalui Maria.
Andreas dari Kreta
Kemanusiaan Maria, dalam segala hal tetap memancarkan cahaya tanpa noda, menerima keindahan abadi. Dosa yang memalukan sungguh menggelapkan kemegahan dan daya tarik manusia, tetapi ketika “Bunga yang elok” par excellence lahir, situasi ini disempurnakan kembali dalam prbiadi Maria dan diciptakan menurut sebuah model yang sungguh istimewa dari kehendak Allah…. Situasi kodrati kami dibentuk kembali mulai hari ini sampai akhir zaman tunduk pada kepenuhan transformasi ilahi, menerima buah-buah awal dari penciptaan kedua.
Frank Duff
Hak istimewa merupakan bagian dari Maria. Ia mengandung tak bernoda; dan bersama-sama dengan keistimewaan ini, nubuat surgawi telah dipenuhi; Kebundaan Ilahi, penghancuran kepala ular dalam penebusan, Kebundaan Maria atas manusia.
Credo
“Yang dikandung oleh Roh Kudus, dilahirkan oleh Perawan Maria.”
Dalam ungkapan kepercayaan ini, terungkap bahwa Maria dipilih menjadi Bunda Penebus. Ia dianugerahi karunia-karunia yang layak untuk tugas yang demikian luhur (LG 56). Supaya dapat memberikan persetujuan imannya kepada pernyataan panggilannya, ia harus dipenuhi seluruhnya oleh rahmat Allah. Maria dipenuhi dengan rahmat olah Allah (Luk 1:28) sudah ditebus sejak ia dikandung. Sejak saat pertama ia dikandung, ia dikaruniai kekudusan yang istimewa (LG 56). Dalam rencanaNya, Allah telah menentukan Maria dari semula oleh karenaYesus Kristus yang akan menjelma menjadi manuia untuk membawa karya keselamatan Allah. Rencana penyelamatan Ilahi yang sepenuhnya diwahyukan kepada kita dengan kedatangan Kristus adalah kekal. Rencana penyelamatan Ilahi ini mencakup siapa saja, namun menyediakan tempat khusus untuk “wanita” yang menjadi Bunda Putera yang oleh Bapa dipercayakan karya keselamatan. pemilihan Allah terhadap Maria didasarkan pada kasih yang melebihi pengalaman kejahatan dan dosa mana pun. Atas dasar kasih, Allah telah memilih Maria supaya ia menjadi kudus. Hal ini terungkap dalam dogma Maria Dikandung Tanpa Dosa.
Dogma Dikandungnya Maria Tanpa Noda Dosa
Gereja Katolik memberikan penghormatan yang lebih bagi Bunda Maria. Konsili Trente sebagai ajaran resmi dan tradisional menyatakan bahwa berkat karunia istimewa Maria seumur hidup bebas dari segala dosa, termasuk dosa asal. Ajaran ini dipromulgasikan oleh Paus Pius IX. Inti dogma ini berbunyi sebagai berikut: Sejak saat pertama dikandungnya Perawan Maria yang amat berbahagia terlindung/terpelihara (praeservatam) bebas dari segala noda (labes), kesalahan asal (orginalis culpae) berkat kasih karunia yang seluruhnya istimewa dari Allah yang Mahakuasa berdasarkan jasa Kristus Yesus, Juru Selamat umat manusia.
Dogma ini secara khusus berbicara tentang Maria yang dikandung tanpa dosa asal. Kalau Maria tidak terkena dosa asal, maka satu-satunya penyebab ialah karena Allah berdasarkan karya penebusan Yesus Kristus. Karya penebusan Yesus sudah efektif sebelum menjadi kenyataan historik, sebelum Ia lahir sebagai manusia. Penegasan ini memang sulit untuk dimengerti. Hal ini dapat dimengerti kalau ditinjau dari sisi Allah, yang melampaui sejarah dunia dan umat manusia. Dari segi Allah, dunia dan sejarah tidak ada tanpa Yesus Kristus di dalamnya (bdk. Kol 1:15-18; Ef 1:9-10).
Maria menjadi sosok istimewa yang terluput dari dosa asal berkat Yesus Kristus serta karyaNya. Dogma tidak mengatakan bahwa Maria “ditebus”, tetapi “sebelumnya” terlindung/terpelihara. Penebusan berarti hanya ditujukan kepada orang yang berdosa, entah dosa pribadi entah dosa asal. Di lain pihak juga dogma mau mempertahankan bahwa Maria tidak kurang dari manuisa lain yang membutuhkan Kristus serta karyaNya, supaya bebas dari dosa asal dan menjadi selamat – dengan menerima tawaran diri Allah. Sama seperti orang lain, Maria tidak dapat mengandalkan apa saja dalam dirinya, tetapi seluruhnya bargantung pada Allah dan Yesus Kristus. Ia tetap seorang manusia. Namun demikian, dogma mengungkapkan keistimewaan tunggal, pengecualian terhadap diri Maria. Maria mendapat pengecualian karena kedudukannya yang unik dan peranan tunggalnya dalam tata penyelamatan. Hal ini pun tidak dapat menjadi kebenaran logis. Maria mendapat keistimewaan itu karena hal itu pantas dan layak.
Dogma ini berbicara tentang dikandungnya Maria, bukan Maria yang dikandung. Ibadat Gereja berpusatkan pada dikandungnya Maria, bukan Maria yang dikandung. Pada abad XVIII diperdebatkan apa sebenarnya yang mau dirayakan: Maria yang tanpa noda dikandung atau dikandungnya Maria tanpa dosa. Kalau yang pertama, maka Maria yang dikandung menjadi sasaran perayaan; kalau yang kedua, maka sasaran perayaan ialah dikandungnya Maria yang tanpa noda. Dirayakan dikandungnya Maria yang tidak bernoda selama hidupnya di dunia mirip dengan perayaan kelahiran Maria. Pilihan yang ketiga akhirnya ditetapkan, yakni dikandungnya tanpa noda. Dengan demikian ditekankan bahwa keistimewaan peristiwa dikandungnya Maria dikenangkan oleh perayaan itu. Inilah yang menjadi rumusan, conceptio immaculata Mariae, artinya sejak saat pertama dikandungnya diri Maria bebas dari dosa asal.
Penutup
Munculnya dogma Maria Dikandung Tanpa Noda Dosa dilatarbelakangi oleh sejarah yang panjang. Dalam sejarah ini muncul pelbagai refleksi iman, pendapat dan pemikiran tentang figur Maria. Refleksi iman ini tentu saja tidak serta merta memunculkan dogma Maria Dikandung Tanpa Noda Dosa seperti yang ada seperti sekarang ini. Refleksi iman ini ada yang bersifat implisit, masih kabur, spontan – seperti yang terungkap dalam homologi atau dalam kerygma – bahkan ada yang menolak refleksi iman yang menyatakan bahwa Maria dikandung tanpa dosa. Di samping refleksi-refleksi sedemikian ini ada juga refleksi-refleksi iman yang secara eksplisit mengungkapkan bahwa Maria sungguh dikandung tanpa dosa dalam bentuk formula iman yang jelas yang telah memiliki isi dan bentuk yang tetap. Dari refleksi-refleksi iman inilah muncul dogma Maria Dikandung Tanpa Dosa. Maria telah dipilih Allah sejak semula dan menjadikannya kudus. Kekudusan yang ada dalam diri Maria terlihat dari rahmat Allah yang sedemikian intensif sehingga Maria sungguh-sungguh diluputkan dari dosa asal. Rahmat kekudusan menjadi efektif karena Maria mau secara rela dan bebas menanggapinya sehingga ia tidak hanya bebas dari dosa asal tetapi juga kudus secara sempurna seumur hidup.
Sumber : The Biblical Church by scripturecatholic.com