Tanggal: 14 November 2025

Perayaan: Hari biasa

Warna Liturgi: Hijau

📖 Bacaan Pertama

Keb. 13:1-9

Sungguh tolol karena kodratnya semua orang yang tidak mengenal Allah sama sekali; dan mereka tidak mampu mengenal Dia yang ada dari barang-barang yang kelihatan, dan walaupun berhadapan dengan pekerjaan-Nya mereka tidak mengenal Senimannya.

Sebaliknya, mereka mengganggap sebagai allah yang menguasai jagat raya ialah api atau angin ataupun udara kencang, lagipula lingkaran bintang-bintang atau air yang bergelora ataupun penerang-penerang yang ada di langit.

Jika dengan menikmati keindahannya mereka sampai menganggapnya allah, maka seharusnya mereka mengerti betapa lebih mulianya Penguasa kesemuanya itu. Sebab Bapa dari keindahan itulah yang menciptakannya.

Jika mereka sampai dipesonakan oleh kuasa dan daya, maka seharusnya mereka menjadi insaf karenanya, betapa lebih kuasanya Pembentuk semuanya itu.

Sebab orang dapat mengenal Khalik dengan membanding-bandingkan kebesaran dan keindahan ciptaan-ciptaan-Nya.

Namun demikian dalam hal ini mereka hanya sedikit saja salahnya, sebab mungkin mereka hanya tersesat, tetapi mereka mencari Allah dan berusaha menemukan-Nya.

Karena mereka sibuk dengan pekerjaan-Nya dan menyelidikinya, dan mereka terharu oleh yang mereka lihat, sebab memang indahlah hal-hal yang kelihatan itu.

Tetapi bagaimanapun juga mereka tidak dapat dimaafkan.

Sebab jika mereka mampu mengetahui sebanyak itu, sehingga dapat menyelidiki jagat raya, mengapa gerangan mereka tidak terlebih dahulu menemukan Penguasa kesemuanya itu?


🎵 Mazmur Tanggapan

Mazmur 19:2-5

Langit menceritakan kemuliaan Allah, dan cakrawala memberitakan pekerjaan tangan-Nya;

hari meneruskan berita itu kepada hari, dan malam menyampaikan pengetahuan itu kepada malam.

Tidak ada berita dan tidak ada kata, suara mereka tidak terdengar;

tetapi gema mereka terpencar ke seluruh dunia, dan perkataan mereka sampai ke ujung bumi. Ia memasang kemah di langit untuk matahari,

BAIT PENGANTAR INJIL – Renungan Harian 14 November 2025

Reff. : Alleluya

Ayat : (Luk. 21:28) Angkatlah mukamu, sebab penyelamatmu sudah dekat.


✝️ Bacaan Injil

Lukas 17:26-37

Dan sama seperti terjadi pada zaman Nuh, demikian pulalah halnya kelak pada hari-hari Anak Manusia:

mereka makan dan minum, mereka kawin dan dikawinkan, sampai kepada hari Nuh masuk ke dalam bahtera, lalu datanglah air bah dan membinasakan mereka semua.

Demikian juga seperti yang terjadi di zaman Lot: mereka makan dan minum, mereka membeli dan menjual, mereka menanam dan membangun.

Tetapi pada hari Lot pergi keluar dari Sodom turunlah hujan api dan hujan belerang dari langit dan membinasakan mereka semua.

Demikianlah halnya kelak pada hari, di mana Anak Manusia menyatakan diri-Nya.

Barangsiapa pada hari itu sedang di peranginan di atas rumah dan barang-barangnya ada di dalam rumah, janganlah ia turun untuk mengambilnya, dan demikian juga orang yang sedang di ladang, janganlah ia kembali.

Ingatlah akan isteri Lot!

Barangsiapa berusaha memelihara nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya, dan barangsiapa kehilangan nyawanya, ia akan menyelamatkannya.

Aku berkata kepadamu: Pada malam itu ada dua orang di atas satu tempat tidur, yang seorang akan dibawa dan yang lain akan ditinggalkan.

Ada dua orang perempuan bersama-sama mengilang, yang seorang akan dibawa dan yang lain akan ditinggalkan.”

[Kalau ada dua orang di ladang, yang seorang akan dibawa dan yang lain akan ditinggalkan.]

Kata mereka kepada Yesus: “Di mana, Tuhan?” Kata-Nya kepada mereka: “Di mana ada mayat, di situ berkerumun burung nasar.”


💭 Renungan

Sumber: Ziarah Batin 2025, OBOR Indonesia

Dalam Injil hari ini, Yesus mengajak kita untuk mengingat berbagai peristiwa pada zaman Nabi Nuh dan Lot agar kita segera bertobat dan memperbaiki hidup kita sehingga kita siap menyambut kedatangan-Nya. Dia akan datang tiba-tiba dan tak seorang pun tahu soal waktu dan tempatnya.

Mungkin kita akan bertanya, kapan Yesus akan datang untuk yang kedua kalinya? Kita sebenarnya tidak perlu berpikir dan mempersoalkan kapan Dia akan datang lagi karena yang paling penting adalah menata hidup dan diri agar kita selalu siap untuk menerima kehadiran-Nya kapan pun dan di mana pun.

Kesiapan diri ini dibangun dengan selalu mau membiarkan hidup kita dikuasai dan digerakkan oleh Allah sendiri. Jika kita selalu taat dan dengan sukacita melaksanakan kehendak-Nya maka kita tidak akan panik jika Dia datang.

Apa yang kita lakukan dalam hidup kita saat ini seharusnya mengarahkan kita pada persiapan untuk menyambut kedatangan Allah. ltu berarti kita bersiap untuk menyambut dan menerima Dia.

Karena itu, hidup penuh kasih sesuai dengan ajaran Yesus adalah cara kita mempersiapkan diri untuk menyambut kedatangan-Nya. Berbahagialah siapa saja yang senantiasa berjaga-jaga menyambut kedatangan Tuhan. Maukah kita untuk selalu waspada dan berjaga-jaga?


🤖 Ringkasan & Refleksi (AI)

Bacaan pertama dari Kitab Kebijaksanaan mengajak kita untuk merenungkan pentingnya mengenal Allah melalui ciptaan-Nya. Dalam dunia yang sering kali sibuk dengan hal-hal duniawi, banyak orang terjebak dalam pengagungan terhadap hal-hal yang terlihat dan melupakan Sang Pencipta. Kita diingatkan bahwa keindahan alam dan kuasa berbagai elemen di alam semesta seharusnya membawa kita kepada pengenalan yang lebih dalam terhadap Allah, Sang Penguasa segalanya. Dalam konteks ini, kita diundang untuk tidak hanya mengagumi ciptaan, tetapi juga untuk mencari dan menemukan Sang Khalik secara pribadi dalam kehidupan kita sehari-hari.

Bacaan Injil mengajarkan kita tentang pentingnya kesiapan menghadapi kedatangan Yesus. Seperti pada zaman Nuh dan Lot, kehadiran Allah sering kali datang tiba-tiba, dan banyak orang yang tidak menyadari bahwa waktu untuk bertobat semakin sempit. Kita dipanggil untuk hidup dalam kesadaran akan realitas ini, tidak hanya dengan mempersoalkan kapan Dia akan datang, tetapi lebih kepada bagaimana kita mempersiapkan diri. Dalam kesibukan sehari-hari, kita sering kali lupa untuk menjaga hubungan yang intim dengan Allah, yang merupakan sumber kekuatan dan kasih dalam hidup kita.

Menyikapi pengajaran ini, kita diingatkan untuk membangun hidup kita berdasarkan iman dan kasih, selalu siap untuk menerima kedatangan Allah. Dengan menata kehidupan kita sesuai dengan kehendak-Nya, kita akan mampu mengatasi ketakutan dan kecemasan saat menghadapi hari-hari akhir. Hidup dalam kasih, berbagi dengan sesama, dan melayani dengan sukacita adalah langkah-langkah konkret yang dapat kita ambil untuk selalu berjaga-jaga. Mari kita berusaha untuk hidup dalam kesadaran akan kehadiran Allah, sehingga saat Dia datang, kita dapat menyambut-Nya dengan hati yang bersih dan penuh sukacita.


🙏 Doa

Ibu, Bapak, dan Saudara-saudari terkasih, marilah kita menutup permenungan hari ini dengan hati yang penuh kerendahan dan kesiapsiagaan. Semoga sabda Tuhan yang kita dengar menumbuhkan semangat untuk senantiasa hidup dalam kasih, berjaga-jaga, dan setia dalam setiap langkah kehidupan kita sehari-hari.

Bapa yang penuh belas kasih, kami bersyukur atas sabda-Mu yang mengingatkan kami untuk selalu siap menyambut kedatangan-Mu. Tanamkanlah dalam hati kami kerinduan untuk hidup benar, agar setiap perbuatan kami mencerminkan kasih dan ketaatan kepada kehendak-Mu.

Dalam setiap pergulatan hidup, kuatkanlah kami agar tidak terlena oleh kesenangan dunia yang fana. Jadikanlah kami pribadi yang berjaga dalam iman, tekun dalam doa, dan setia dalam pelayanan, sehingga kami senantiasa hidup dalam terang kasih-Mu.

Semoga setiap hari kami jalani sebagai kesempatan untuk bertumbuh dalam kasih dan kebaikan. Ketika saat-Mu tiba, biarlah kami menyambut dengan sukacita, karena kami telah berusaha setia mempersiapkan diri menyambut kedatangan-Mu dalam damai dan pengharapan. Amin.

Ya Allah, karya-Mu sungguh mengagumkan. Semoga kami semakin mampu menemukan makna hidup dari setiap tantangan yang kami hadapi. Amin.

Tags: Renungan
Share: X (Twitter) Facebook LinkedIn Whatsapp Telegram

Artikel Lainnya