Tanggal: 26 Desember 2025
Perayaan: Pesta St. Stefanus, Martir Pertama
Warna Liturgi: Merah
📖 Bacaan Pertama
Kis 6:8-10
Dan Stefanus, yang penuh dengan karunia dan kuasa, mengadakan mujizat-mujizat dan tanda-tanda di antara orang banyak.
Tetapi tampillah beberapa orang dari jemaat Yahudi yang disebut jemaat orang Libertini — anggota-anggota jemaat itu adalah orang-orang dari Kirene dan dari Aleksandria — bersama dengan beberapa orang Yahudi dari Kilikia dan dari Asia. Orang-orang itu bersoal jawab dengan Stefanus,
tetapi mereka tidak sanggup melawan hikmatnya dan Roh yang mendorong dia berbicara.
Ketika anggota-anggota Mahkamah Agama itu mendengar semuanya itu, sangat tertusuk hati mereka. Maka mereka menyambutnya dengan gertakan gigi.
Tetapi Stefanus, yang penuh dengan Roh Kudus, menatap ke langit, lalu melihat kemuliaan Allah dan Yesus berdiri di sebelah kanan Allah.
Lalu katanya: “Sungguh, aku melihat langit terbuka dan Anak Manusia berdiri di sebelah kanan Allah.”
Maka berteriak-teriaklah mereka dan sambil menutup telinga serentak menyerbu dia.
Mereka menyeret dia ke luar kota, lalu melemparinya. Dan saksi-saksi meletakkan jubah mereka di depan kaki seorang muda yang bernama Saulus.
Sedang mereka melemparinya Stefanus berdoa, katanya: “Ya Tuhan Yesus, terimalah rohku.”
🎵 Mazmur Tanggapan
Mazmur 31:3a-4.6.8a.16b.17
sendengkanlah telinga-Mu kepadaku, bersegeralah melepaskan aku! Jadilah bagiku gunung batu tempat perlindungan, kubu pertahanan untuk menyelamatkan aku!
Sebab Engkau bukit batuku dan pertahananku, dan oleh karena nama-Mu Engkau akan menuntun dan membimbing aku.
Ke dalam tangan-Mulah kuserahkan nyawaku; Engkau membebaskan aku, ya TUHAN, Allah yang setia.
Aku akan bersorak-sorak dan bersukacita karena kasih setia-Mu, sebab Engkau telah menilik sengsaraku, telah memperhatikan kesesakan jiwaku,
Masa hidupku ada dalam tangan-Mu, lepaskanlah aku dari tangan musuh-musuhku dan orang-orang yang mengejar aku!
Buatlah wajah-Mu bercahaya atas hamba-Mu, selamatkanlah aku oleh kasih setia-Mu!
BAIT PENGANTAR INJIL – Renungan Harian 26 Desember 2025
Reff. : Alleluya, alleluya.
Ayat : Diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan! Tuhanlah Allah, Dia menerangi kita.
✝️ Bacaan Injil
Matius 10:17-22
Tetapi waspadalah terhadap semua orang; karena ada yang akan menyerahkan kamu kepada majelis agama dan mereka akan menyesah kamu di rumah ibadatnya.
Dan karena Aku, kamu akan digiring ke muka penguasa-penguasa dan raja-raja sebagai suatu kesaksian bagi mereka dan bagi orang-orang yang tidak mengenal Allah.
Apabila mereka menyerahkan kamu, janganlah kamu kuatir akan bagaimana dan akan apa yang harus kamu katakan, karena semuanya itu akan dikaruniakan kepadamu pada saat itu juga.
Karena bukan kamu yang berkata-kata, melainkan Roh Bapamu; Dia yang akan berkata-kata di dalam kamu.
Orang akan menyerahkan saudaranya untuk dibunuh, demikian juga seorang ayah akan anaknya. Dan anak-anak akan memberontak terhadap orang tuanya dan akan membunuh mereka.
Dan kamu akan dibenci semua orang oleh karena nama-Ku; tetapi orang yang bertahan sampai pada kesudahannya akan selamat.
💭 Renungan
Sumber: Ziarah Batin 2025, OBOR Indonesia
Hari ini Gereja memperingati Santo Stefanus, orang pertama yang meraih mahkota martir karena imannya kepada Kristus.
Dalam Injil Matius 10:17-22, Yesus memperingatkan para rasul-Nya bahwa mereka akan menghadapi kesulitan dan penderitaan ketika mereka mengemban misi-Nya. Santo Stefanus adalah contoh bagi kita dalam menghadapi penderitaan dan kesulitan demi iman.
Kita diajak untuk memahami dan menimba keberanian dari kata-kata ini, “Kamu akan dibenci semua orang oleh karena nama-Ku. Namun, orang yang bertahan sampai pada kesudahannya akan diselamatkan.”
Santo Stefanus adalah saksi nyata bahwa jalan mengikuti Kristus tidak selalu mudah. Ia dihadapkan pada penentangan, penganiayaan, dan akhirnya kematian. Namun, Stefanus membuktikan bahwa ia telah setia pada imannya. Ia berdiri teguh walaupun menghadapi pengadilan yang tidak adil dan pembunuhan yang kejam.
Dari Santo Stefanus kita belajar bahwa menjadi saksi Kristus berarti kita mungkin menghadapi penentangan, bahkan dari orang-orang terdekat kita.
Namun, Yesus mengingatkan kita bahwa kita tidak perlu khawatir atau takut kepada apa yang akan kita katakan atau bagaimana kita akan menghadapi pengadilan. Sebab Roh Kudus akan memberikan kepada kita kekuatan dari kata-kata pada saat yang tepat.
🤖 Ringkasan & Refleksi (AI)
Hari ini kita merenungkan contoh hidup Santo Stefanus, martir pertama yang menunjukkan keteguhan iman dalam menghadapi penganiayaan. Bacaan dari Kisah Para Rasul menunjukkan bagaimana Stefanus, yang penuh dengan Roh Kudus, tidak gentar ketika dihadapkan pada penentangan dan ancaman akan hidupnya. Dalam situasi yang penuh ketidakadilan dan kebencian, ia tetap teguh dengan imannya, bahkan menatap ke langit dan melihat kemuliaan Tuhan. Ini mengingatkan kita bahwa iman yang kuat mampu melampaui segala kesulitan dan penderitaan yang mungkin kita hadapi dalam hidup sehari-hari.
Injil Matius memperingatkan kita bahwa sebagai pengikut Kristus, kita dapat dihadapkan pada kesulitan, bahkan dari orang-orang terdekat. Yesus memberi tahu para rasul-Nya bahwa mereka akan dibenci karena nama-Nya, tetapi Dia juga memberikan pengharapan bahwa mereka yang bertahan hingga akhir akan diselamatkan. Dalam konteks ini, kita diajak untuk tidak takut menghadapi penolakan atau penganiayaan, karena kita tidak sendirian; Roh Kudus senantiasa menyertai kita dan akan memberi kita kata-kata dan kekuatan saat dibutuhkan.
Penting bagi kita untuk merenungkan bagaimana kita dapat mengaplikasikan keberanian Santo Stefanus dalam hidup kita. Setiap hari, kita mungkin menghadapi situasi yang menuntut kita untuk berdiri teguh dalam iman kita, baik di tempat kerja, sekolah, atau di tengah keluarga. Dengan mengandalkan kekuatan Roh Kudus, kita dapat menjadi saksi nyata bagi Kristus, meskipun dalam keadaan sulit. Mari kita berdoa agar kita diberikan keberanian dan keteguhan seperti Santo Stefanus, untuk terus bersaksi dan menghidupi iman kita di tengah tantangan hidup.
🙏 Doa
Ibu, Bapak, dan Saudara-saudari terkasih, marilah kita menutup permenungan ini dengan hati yang tenang dan terbuka. Baiklah kita menyimpan sabda hari ini dalam keheningan, membawanya dalam doa pribadi, dan membiarkan kisah Santo Stefanus bergema pelan sepanjang hari, agar keberanian imannya perlahan mengendap dan membentuk sikap hidup kita.
Ya Bapa, syukur kami panjatkan atas teladan Santo Stefanus, martir pertama yang setia sampai akhir. Di tengah dunia yang sering menolak kebenaran, tumbuhkanlah keberanian untuk tetap bersaksi dengan kasih. Semoga iman tidak hanya diucapkan dengan kata-kata, tetapi nyata dalam kesetiaan, pengampunan, dan keteguhan hati.
Dalam berbagai tantangan hidup, saat penolakan dan kesalahpahaman datang, kuatkanlah batin kami agar tidak mudah goyah. Ingatkan bahwa penderitaan karena iman bukanlah tanda kegagalan, melainkan jalan pemurnian. Kiranya Roh Kudus selalu menuntun pikiran dan tutur kata, terutama saat kami diuji.
Akhirnya, bimbinglah langkah kami agar setia mengikuti Kristus dalam keseharian. Ajari untuk berani mengasihi, bahkan ketika itu menuntut pengorbanan. Semoga kesaksian hidup kami, sekecil apa pun, menjadi cahaya bagi sesama dan memuliakan nama Tuhan di tengah dunia. Amin.
Tuhan, tambahkanlah selalu iman, harapan, dan kasih kami kepada-Mu. Semoga kami selalu mampu mewartakan kehadiran-Mu ke mana pun kami melangkah dan di mana pun kami berkarya. Amin.
Artikel Lainnya
-
Renungan 23 Desember 2025, Kepatuhan yang Mengubah Hidup
8 menit bacaan -
Renungan 21 Desember 2025, Ketaatan dalam Ketidakpastian
9 menit bacaan -
Renungan 19 Desember 2025, Percaya pada Janji Tuhan yang Ajaib
10 menit bacaan -
Renungan 18 Desember 2025, Ketaatan dalam Ketidakpastian
7 menit bacaan -
Renungan 17 Desember 2025, Tuhan Menggunakan Yang Tak Layak
7 menit bacaan -
Renungan 16 Desember 2025, Tindakan Nyata dalam Iman
8 menit bacaan