Tanggal: 5 November 2025


📖 Bacaan Pertama

Rm. 13:8-10

Janganlah kamu berhutang apa-apa kepada siapa pun juga, tetapi hendaklah kamu saling mengasihi. Sebab barangsiapa mengasihi sesamanya manusia, ia sudah memenuhi hukum Taurat.

Karena firman: jangan berzinah, jangan membunuh, jangan mencuri, jangan mengingini dan firman lain mana pun juga, sudah tersimpul dalam firman ini, yaitu: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri!

Kasih tidak berbuat jahat terhadap sesama manusia, karena itu kasih adalah kegenapan hukum Taurat.


🎵 Mazmur Tanggapan

Mazmur 112:1-2.4-5.9

Haleluya!

Berbahagialah orang yang takut akan TUHAN, yang sangat suka kepada segala perintah-Nya.

Anak cucunya akan perkasa di bumi; angkatan orang benar akan diberkati.

Di dalam gelap terbit terang bagi orang benar; pengasih dan penyayang orang yang adil.

Mujur orang yang menaruh belas kasihan dan yang memberi pinjaman, yang melakukan urusannya dengan sewajarnya.

Ia membagi-bagikan, ia memberikan kepada orang miskin; kebajikannya tetap untuk selama-lamanya, tanduknya meninggi dalam kemuliaan.


✝️ Bacaan Injil

Lukas 14:25-33

Pada suatu kali banyak orang berduyun-duyun mengikuti Yesus dalam perjalanan-Nya. Sambil berpaling Ia berkata kepada mereka:

“Jikalau seorang datang kepada-Ku dan ia tidak membenci bapanya, ibunya, isterinya, anak-anaknya, saudara-saudaranya laki-laki atau perempuan, bahkan nyawanya sendiri, ia tidak dapat menjadi murid-Ku.

Barangsiapa tidak memikul salibnya dan mengikut Aku, ia tidak dapat menjadi murid-Ku.

Sebab siapakah di antara kamu yang kalau mau mendirikan sebuah menara tidak duduk dahulu membuat anggaran biayanya, kalau-kalau cukup uangnya untuk menyelesaikan pekerjaan itu?

Supaya jikalau ia sudah meletakkan dasarnya dan tidak dapat menyelesaikannya, jangan-jangan semua orang yang melihatnya, mengejek dia,

sambil berkata: Orang itu mulai mendirikan, tetapi ia tidak sanggup menyelesaikannya.

Atau, raja manakah yang kalau mau pergi berperang melawan raja lain tidak duduk dahulu untuk mempertimbangkan, apakah dengan sepuluh ribu orang ia sanggup menghadapi lawan yang mendatanginya dengan dua puluh ribu orang?

Jikalau tidak, ia akan mengirim utusan selama musuh itu masih jauh untuk menanyakan syarat-syarat perdamaian.

Demikian pulalah tiap-tiap orang di antara kamu, yang tidak melepaskan dirinya dari segala miliknya, tidak dapat menjadi murid-Ku.


💭 Renungan

Sumber: Ziarah Batin 2025, OBOR Indonesia

Untuk menjadi murid Kristus, kita harus memenuhi beberapa syarat, seperti mengutamakan Tuhan di atas segalanya, berani memikul salib, dan mengikut Dia secara sungguh-sungguh dan tanpa syarat.

Syarat-syarat itu tentu tidak mudah, apalagi di tengah situasi dunia yang dipenuhi korupsi, perjudian, perdagangan orang atau perbudakan zaman modern, dan berbagai bentuk kejahatan kemanusiaan lainnya yang berdampak pada kemiskinan dan pembodohan.

Apalagi muncul berbagai kejahatan di dunia virtual, mulai dari pinjaman online, judi online, dan berbagai jenis “online” yang dipakai untuk tindak kejahatan. Di tengah situasi masyarakat modern dengan segala bentuk kejahatannya itu, pilihan kita hanya dua, yaitu menyerah pada keadaan atau berani berjuang melawan.

Sebagai pengikut Kristus, di tengah segala keterbatasan, kita harus berani berjuang untuk melawan segala bentuk kejahatan tersebut. Kita mesti pantang menyerah untuk menjadikan banyak orang sebagai murid Kristus dalam kebaikan.

Kita diajak untuk melepaskan diri dari segala kelekatan yang membuat kita terjerumus dalam berbagai kejahatan. Jangan sampai kelekatan atau keterikatan kita pada jabatan, hobi, kekuasaan, dan pekerjaan membuat kita jauh dari Tuhan.


🤖 Ringkasan & Refleksi (AI)

Bacaan pertama dari Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Roma menekankan pentingnya kasih sebagai inti dari hukum Taurat. Paulus mengajak kita untuk tidak berhutang kepada siapa pun, kecuali berhutang kasih. Kasih yang dimaksud adalah tindakan nyata yang mengutamakan kesejahteraan sesama, mencerminkan sifat Allah yang penuh kasih. Dalam dunia yang sering kali terjerumus dalam kejahatan, kita dipanggil untuk menjadi agen perubahan dengan mengasihi dan peduli terhadap sesama, terutama mereka yang terpinggirkan.

Mazmur 112 mengingatkan kita bahwa orang yang takut akan Tuhan dan mengasihi sesama akan mengalami berkat dan kebahagiaan. Dalam kegelapan, terang akan terbit bagi mereka yang bersikap adil dan penuh belas kasih. Hal ini berfungsi sebagai pengingat bagi kita bahwa tindakan kasih tidak hanya membawa dampak positif bagi orang lain, tetapi juga bagi diri kita sendiri. Dalam kehidupan sehari-hari, tindakan kecil seperti memberi kepada yang membutuhkan dapat menjadi cahaya dalam kegelapan dunia.

Dalam Injil Lukas, Yesus menantang kita untuk mempertimbangkan biaya menjadi murid-Nya. Mengikut Dia berarti memprioritaskan-Nya di atas segala hal, bahkan di atas hubungan terdekat. Ini adalah panggilan untuk melepaskan keterikatan yang mungkin menghalangi kita dari mengikuti Kristus. Di tengah tantangan zaman modern, kita diundang untuk berjuang melawan kejahatan dengan kekuatan kasih yang telah diberikan kepada kita. Dengan semangat dan tindakan kasih, kita dapat mewujudkan iman kita dalam kehidupan sehari-hari, menjadi saksi kasih Kristus di dunia ini.


🙏 Doa

Ibu, Bapak, dan Saudara-saudari terkasih, marilah kita menutup permenungan hari ini dengan hati yang berani dan tekun. Menjadi murid Kristus bukan sekadar panggilan, melainkan komitmen untuk hidup dalam kebenaran dan kasih di tengah dunia yang sering menggoda kita untuk menyerah pada kejahatan.

Tuhan yang Mahakasih, kuatkanlah langkah kami untuk setia mengikuti jalan-Mu. Di tengah gelapnya dunia yang dipenuhi tipu daya dan kejahatan, jadikanlah hati kami teguh memegang salib dan berjalan bersama-Mu. Semoga setiap keputusan kami mencerminkan cinta dan keberanian sejati seorang murid Kristus.

Dalam setiap perjuangan hidup, sering kali kami lemah dan tergoda oleh kenyamanan dunia. Pulihkanlah semangat kami yang pudar, agar kami tidak takut menghadapi tantangan iman. Bimbinglah kami untuk memilih yang benar, meskipun sulit, dan tetap berpegang pada terang kasih-Mu.

Kiranya hidup kami menjadi kesaksian nyata tentang kebaikan dan kesetiaan kepada-Mu. Jadikanlah kami pembawa damai di tengah kebingungan dunia, serta murid-murid yang mampu menyalakan harapan di hati sesama. Semoga setiap langkah kami menuju salib menjadi jalan menuju kemuliaan abadi. Amin.

Ya Tuhan, semoga kami selalu dituntun oleh hati nurani yang baik sehingga buah-buah karya kebenaran Injil tetap menguatkan kami untuk hidup dalam rahmat kekudusan-Mu. Amin.

Tags: Renungan
Share: X (Twitter) Facebook LinkedIn Whatsapp Telegram

Artikel Lainnya