Tanggal: 10 November 2025

Perayaan: Peringatan Wajib St. Leo Agung

Warna Liturgi: Putih

📖 Bacaan Pertama

Keb. 1:1-7

Kasihilah kebenaran, hai para penguasa dunia, hendaklah pikiranmu tertuju kepada Tuhan dengan tulus ikhlas, dan carilah Dia dengan tulus hati!

Ia membiarkan diri-Nya ditemukan oleh yang tidak mencobai-Nya, dan menampakkan diri kepada semua yang tidak menaruh syak wasangka terhadap-Nya.

Pikiran bengkang-bengkung menjauhkan dari pada Allah, dan kekuasaan-Nya yang diuji mengenyahkan orang bodoh.

Sebab kebijaksanaan tidak masuk ke dalam hati keruh, dan tidak pula tinggal dalam tubuh yang dikuasai oleh dosa.

Roh pendidik yang suci menghindarkan tipu daya, dan pikiran pandir dijauhinya.

Sebab kebijaksanaan adalah roh yang sayang akan manusia, tetapi orang penghujat tidak dibiarkannya terluput dari hukuman karena ucapan bibirnya. Memang Allah menyaksikan hati sanubarinya, benar-benar mengawasi isi hatinya dan mendengarkan ucapan lidahnya.

Sebab roh Tuhan memenuhi dunia semesta, dan Ia yang merangkum segala-galanya mengetahui apapun yang disuarakan.


🎵 Mazmur Tanggapan

Mazmur 139:1-10

Untuk pemimpin biduan. Mazmur Daud. TUHAN, Engkau menyelidiki dan mengenal aku;

Engkau mengetahui, kalau aku duduk atau berdiri, Engkau mengerti pikiranku dari jauh.

Engkau memeriksa aku, kalau aku berjalan dan berbaring, segala jalanku Kaumaklumi.

Sebab sebelum lidahku mengeluarkan perkataan, sesungguhnya, semuanya telah Kauketahui, ya TUHAN.

Dari belakang dan dari depan Engkau mengurung aku, dan Engkau menaruh tangan-Mu ke atasku.

Terlalu ajaib bagiku pengetahuan itu, terlalu tinggi, tidak sanggup aku mencapainya.

Ke mana aku dapat pergi menjauhi roh-Mu, ke mana aku dapat lari dari hadapan-Mu?

Jika aku mendaki ke langit, Engkau di sana; dan jika aku menaruh tempat tidurku di dunia orang mati, di situ pun Engkau.

Jika aku terbang dengan sayap fajar, dan membuat kediaman di ujung laut,

juga di sana tangan-Mu akan menuntun aku, dan tangan kanan-Mu memegang aku.


✝️ Bacaan Injil

Lukas 17:1-6

Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: “Tidak mungkin tidak akan ada penyesatan, tetapi celakalah orang yang mengadakannya.

Adalah lebih baik baginya jika sebuah batu kilangan diikatkan pada lehernya, lalu ia dilemparkan ke dalam laut, dari pada menyesatkan salah satu dari orang-orang yang lemah ini.

Jagalah dirimu! Jikalau saudaramu berbuat dosa, tegorlah dia, dan jikalau ia menyesal, ampunilah dia.

Bahkan jikalau ia berbuat dosa terhadap engkau tujuh kali sehari dan tujuh kali ia kembali kepadamu dan berkata: Aku menyesal, engkau harus mengampuni dia.”

Lalu kata rasul-rasul itu kepada Tuhan: “Tambahkanlah iman kami!”

Jawab Tuhan: “Kalau sekiranya kamu mempunyai iman sebesar biji sesawi saja, kamu dapat berkata kepada pohon ara ini: Terbantunlah engkau dan tertanamlah di dalam laut, dan ia akan taat kepadamu.”


💭 Renungan

Sumber: Ziarah Batin 2025, OBOR Indonesia

Menegur dan mengampuni sesama memang berat. Namun, dalam Injil hari ini Yesus mengajak kita untuk menegur dan mengampuni sesama yang berbuat salah. Yesus mengingatkan kita akan pentingnya pengampunan.

Berusaha untuk menghindari dosa dan kesalahan tentu penting, tetapi mengampuni kesalahan sesama mengantar kita pada kemanusiaan sejati. Salah satu aspek penting pengampunan yang disampaikan Yesus adalah memberikan kesempatan kepada sesama yang bersalah untuk berubah dan bertobat.

Pengampunan bukan hanya memberikan maaf, melainkan kesediaan menerima kembali dan memberikan kesempatan untuk memperbaiki diri. Tentu saja ini sesuatu yang sulit. Namun, jika kita terbuka terhadap rahmat Allah, kita tentu mampu melakukannya.

Bukan hanya kita dewasa ini yang mengalami kesulitan. Para murid Yesus pun mengalami hal yang sama. Karena itu, mereka memohon kepada Yesus agar la menambahkan iman mereka.

Permintaan itu pun harus kita sampaikan kepada Yesus saat ini. Sebab pengampunan kepada yang bersalah kepada kita hanya bisa dilakukan bila kita membuka diri untuk dipenuhi oleh kebijaksanaan Alah. Roh Allah memampukan kita untuk melakukan apa yang menjadi kehendak-Nya dalam hidup kita.


🤖 Ringkasan & Refleksi (AI)

Dalam bacaan pertama dari Kitab Kebijaksanaan, kita diajak untuk mencintai kebenaran dan mencari kebijaksanaan dengan hati yang tulus. Kebenaran dan kebijaksanaan itu sendiri adalah roh yang menyayangi manusia, dan hanya dapat ditemukan oleh mereka yang menjauhi tipu daya dan dosa. Ini mengingatkan kita bahwa Allah mengawasi hati kita dan mendengarkan ucapan kita, sehingga penting bagi kita untuk menjaga integritas dan kebenaran dalam hidup kita sehari-hari.

Mazmur 139 melanjutkan tema ini dengan penegasan bahwa Tuhan mengenal kita sepenuhnya, memahami setiap langkah dan pikiran kita. Kesadaran akan pengawasan dan pengetahuan Allah yang mendalam ini seharusnya mendorong kita untuk hidup dengan lebih bertanggung jawab, menyadari bahwa tindakan dan perkataan kita tidak terlepas dari perhatian-Nya. Dalam konteks ini, kita diingatkan akan panggilan untuk saling mengampuni, sebagaimana dinyatakan dalam Injil Lukas.

Injil Lukas menantang kita untuk menerapkan pengampunan dalam relasi kita. Yesus menginstruksikan kita untuk menegur dan mengampuni sesama yang berbuat salah, bahkan berulang kali. Ini adalah pelajaran yang tidak mudah, namun penting untuk pertumbuhan iman dan kemanusiaan kita. Pengampunan bukan sekadar tindakan, tetapi sebuah proses yang memerlukan iman dan kerendahan hati. Ketika kita meminta Yesus untuk menambah iman kita, kita diingatkan bahwa dengan iman sekecil biji sesawi, kita dapat melakukan hal-hal yang besar. Oleh karena itu, terbukalah terhadap rahmat Allah yang memampukan kita untuk mengampuni dan menerima kesempatan kedua bagi diri kita dan orang lain.


🙏 Doa

Ibu, Bapak, dan Saudara-saudari terkasih, marilah kita menutup permenungan hari ini dengan hati yang tenang dan penuh syukur. Semoga sabda Tuhan yang kita dengarkan hari ini meneguhkan kita untuk hidup dalam semangat kasih dan pengampunan yang tulus, sebagaimana Yesus sendiri telah mengampuni kita tanpa batas.

Bapa yang Maharahim, terima kasih atas kasih dan kesabaran-Mu yang tiada habisnya bagi kami. Dalam kelemahan kami untuk mengampuni, hadirlah dan kuatkanlah hati kami. Semoga kami mampu melihat sesama dengan mata kasih yang penuh belas kasih dan kerendahan hati.

Ketika hati kami dilukai oleh sesama, berilah kami keberanian untuk tidak membalas dengan kebencian, melainkan dengan doa dan pengampunan. Jadikanlah luka yang kami alami sebagai jalan untuk semakin mengenal kasih-Mu yang menyembuhkan dan memulihkan segalanya.

Di tengah kehidupan yang sering penuh dengan kesalahpahaman dan ketegangan, tuntunlah kami agar senantiasa menebarkan damai dan pengertian. Semoga setiap tindakan kami menjadi wujud nyata iman yang hidup, yang memuliakan nama-Mu dalam setiap relasi kami dengan sesama. Amin.

Ya Bapa, tambahkanlah selalu iman kami agar kami mampu mengampuni sesama yang bersalah kepada kami. Amin.

Tags: Renungan
Share: X (Twitter) Facebook LinkedIn Whatsapp Telegram

Artikel Lainnya