Tanggal: 8 Desember 2025

Perayaan: HARI RAYA SP MARIA DIKANDUNG TANPA DOSA

Warna Liturgi: Putih

📖 Bacaan Pertama

Kej. 3:9-15.20

Tetapi TUHAN Allah memanggil manusia itu dan berfirman kepadanya: “Di manakah engkau?”

Ia menjawab: “Ketika aku mendengar, bahwa Engkau ada dalam taman ini, aku menjadi takut, karena aku telanjang; sebab itu aku bersembunyi.”

Firman-Nya: “Siapakah yang memberitahukan kepadamu, bahwa engkau telanjang? Apakah engkau makan dari buah pohon, yang Kularang engkau makan itu?”

Manusia itu menjawab: “Perempuan yang Kautempatkan di sisiku, dialah yang memberi dari buah pohon itu kepadaku, maka kumakan.”

Kemudian berfirmanlah TUHAN Allah kepada perempuan itu: “Apakah yang telah kauperbuat ini?” Jawab perempuan itu: “Ular itu yang memperdayakan aku, maka kumakan.”

Lalu berfirmanlah TUHAN Allah kepada ular itu: “Karena engkau berbuat demikian, terkutuklah engkau di antara segala ternak dan di antara segala binatang hutan; dengan perutmulah engkau akan menjalar dan debu tanahlah akan kaumakan seumur hidupmu.

Aku akan mengadakan permusuhan antara engkau dan perempuan ini, antara keturunanmu dan keturunannya; keturunannya akan meremukkan kepalamu, dan engkau akan meremukkan tumitnya.”

Manusia itu memberi nama Hawa kepada isterinya, sebab dialah yang menjadi ibu semua yang hidup.


🎵 Mazmur Tanggapan

Mazmur. Nyanyikanlah nyanyian baru bagi TUHAN, sebab Ia telah melakukan perbuatan-perbuatan yang ajaib; keselamatan telah dikerjakan kepada-Nya oleh tangan kanan-Nya, oleh lengan-Nya yang kudus.

TUHAN telah memperkenalkan keselamatan yang dari pada-Nya, telah menyatakan keadilan-Nya di depan mata bangsa-bangsa.

Ia mengingat kasih setia dan kesetiaan-Nya terhadap kaum Israel, segala ujung bumi telah melihat keselamatan yang dari pada Allah kita.

Bersorak-soraklah bagi TUHAN, hai seluruh bumi, bergembiralah, bersorak-sorailah dan bermazmurlah!


📖 Bacaan Kedua

Terpujilah Allah dan Bapa Tuhan kita Yesus Kristus yang dalam Kristus telah mengaruniakan kepada kita segala berkat rohani di dalam sorga.

Sebab di dalam Dia Allah telah memilih kita sebelum dunia dijadikan, supaya kita kudus dan tak bercacat di hadapan-Nya.

Dalam kasih Ia telah menentukan kita dari semula oleh Yesus Kristus untuk menjadi anak-anak-Nya, sesuai dengan kerelaan kehendak-Nya,

supaya terpujilah kasih karunia-Nya yang mulia, yang dikaruniakan-Nya kepada kita di dalam Dia, yang dikasihi-Nya.

Aku katakan “di dalam Kristus”, karena di dalam Dialah kami mendapat bagian yang dijanjikan — kami yang dari semula ditentukan untuk menerima bagian itu sesuai dengan maksud Allah, yang di dalam segala sesuatu bekerja menurut keputusan kehendak-Nya —

supaya kami, yang sebelumnya telah menaruh harapan pada Kristus, boleh menjadi puji-pujian bagi kemuliaan-Nya.


✝️ Bacaan Injil

Lukas 1:26-38

Dalam bulan yang keenam Allah menyuruh malaikat Gabriel pergi ke sebuah kota di Galilea bernama Nazaret,

kepada seorang perawan yang bertunangan dengan seorang bernama Yusuf dari keluarga Daud; nama perawan itu Maria.

Ketika malaikat itu masuk ke rumah Maria, ia berkata: “Salam, hai engkau yang dikaruniai, Tuhan menyertai engkau.”

Maria terkejut mendengar perkataan itu, lalu bertanya di dalam hatinya, apakah arti salam itu.

Kata malaikat itu kepadanya: “Jangan takut, hai Maria, sebab engkau beroleh kasih karunia di hadapan Allah.

Sesungguhnya engkau akan mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki dan hendaklah engkau menamai Dia Yesus.

Ia akan menjadi besar dan akan disebut Anak Allah Yang Mahatinggi. Dan Tuhan Allah akan mengaruniakan kepada-Nya takhta Daud, bapa leluhur-Nya,

dan Ia akan menjadi raja atas kaum keturunan Yakub sampai selama-lamanya dan Kerajaan-Nya tidak akan berkesudahan.”

Kata Maria kepada malaikat itu: “Bagaimana hal itu mungkin terjadi, karena aku belum bersuami?”

Jawab malaikat itu kepadanya: “Roh Kudus akan turun atasmu dan kuasa Allah Yang Mahatinggi akan menaungi engkau; sebab itu anak yang akan kaulahirkan itu akan disebut kudus, Anak Allah.

Dan sesungguhnya, Elisabet, sanakmu itu, ia pun sedang mengandung seorang anak laki-laki pada hari tuanya dan inilah bulan yang keenam bagi dia, yang disebut mandul itu.

Sebab bagi Allah tidak ada yang mustahil.”

Kata Maria: “Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu.” Lalu malaikat itu meninggalkan dia.


💭 Renungan

Sumber: Ziarah Batin 2025, OBOR Indonesia

Sebab itu, sama seperti dosa telah masuk ke dalam dunia oleh satu orang, dan oleh dosa itu juga maut, demikianlah maut itu telah menjalar kepada semua orang, karena semua orang telah berbuat dosa.

Sebab sebelum hukum Taurat ada, telah ada dosa di dunia. Tetapi dosa itu tidak diperhitungkan kalau tidak ada hukum Taurat.

Sungguhpun demikian maut telah berkuasa dari zaman Adam sampai kepada zaman Musa juga atas mereka, yang tidak berbuat dosa dengan cara yang sama seperti yang telah dibuat oleh Adam, yang adalah gambaran Dia yang akan datang.

Tetapi karunia Allah tidaklah sama dengan pelanggaran Adam. Sebab, jika karena pelanggaran satu orang semua orang telah jatuh di dalam kuasa maut, jauh lebih besar lagi kasih karunia Allah dan karunia-Nya, yang dilimpahkan-Nya atas semua orang karena satu orang, yaitu Yesus Kristus.

Dan kasih karunia tidak berimbangan dengan dosa satu orang. Sebab penghakiman atas satu pelanggaran itu telah mengakibatkan penghukuman, tetapi penganugerahan karunia atas banyak pelanggaran itu mengakibatkan pembenaran.

Dan sebab, jika oleh dosa satu orang, maut telah berkuasa oleh satu orang itu, maka lebih benar lagi mereka, yang telah menerima kelimpahan kasih karunia dan anugerah kebenaran, akan hidup dan berkuasa oleh karena satu orang itu, yaitu Yesus Kristus.

Sebab itu, sama seperti oleh satu pelanggaran semua orang beroleh penghukuman, demikian pula oleh satu perbuatan kebenaran semua orang beroleh pembenaran untuk hidup.

Jadi sama seperti oleh ketidaktaatan satu orang semua orang telah menjadi orang berdosa, demikian pula oleh ketaatan satu orang semua orang menjadi orang benar.

Tetapi hukum Taurat ditambahkan, supaya pelanggaran menjadi semakin banyak; dan di mana dosa bertambah banyak, di sana kasih karunia menjadi berlimpah-limpah,

supaya, sama seperti dosa berkuasa dalam alam maut, demikian kasih karunia akan berkuasa oleh kebenaran untuk hidup yang kekal, oleh Yesus Kristus, Tuhan kita.

Renungan Harian Hari Ini dan Injil 8 Desember 2025

Perjumpaan Malaikat Gabriel dengan Bunda Maria merupakan saat di mana langit menyentuh bumi, saat di mana rencana besar Allah untuk keselamatan manusia mulai terungkap. Kisah ini mengungkapkan beberapa hal penting yang dapat kita terapkan dalam kehidupan beriman kita.

Pertama, pentingnya kesiapan hati. Maria dipilih bukan karena status atau kekayaannya melainkan karena hatinya yang siap menanggapi tawaran Tuhan. Tanggapan Maria menunjukkan kesiapan dan kepatuhan hatinya terhadap kehendak Tuhan. Kita dipanggil untuk memiliki sikap serupa, menyiapkan hati untuk tuntunan dan pemenuhan rencana Tuhan.

Kedua, peran iman dalam menanggapi panggilan Tuhan. Maria menerima kabar yang luar biasa dengan iman. Imannya merupakan contoh bahwa saat Tuhan memanggil kita untuk suatu tugas, iman adalah jawaban pertama kita. Iman mengantarkan kita kepada keberanian dan memampukan kita untuk terus maju meskipun jalannya tidak selalu jelas.

Ketiga, karya Tuhan sering kali melampaui pemahaman kita. Malaikat Gabriel membawa berita bahwa Maria akan mengandung dan melahirkan seorang anak, meskipun ia seorang perawan dan belum bersuami. Ini menunjukkan, apa yang mustahil bagi manusia, mungkin bagi Tuhan. Janganlah membatasi kekuasaan dan kemungkinan yang dapat dilakukan oleh Tuhan dalam kehidupan kita. Kita dipanggil untuk percaya, meskipun logika dan pemahaman kita terbatas.


🤖 Ringkasan & Refleksi (AI)

Bacaan pertama dari Kejadian mengisahkan tentang kejatuhan manusia melalui ketidaktaatan Adam dan Hawa, yang membawa konsekuensi dosa dan maut bagi seluruh umat manusia. Namun, dalam konteks ini, pembacaan Injil Lukas tentang pertemuan Malaikat Gabriel dengan Maria menunjukkan bahwa Allah tidak membiarkan umat-Nya terperangkap dalam keadaan berdosa selamanya. Dengan mengutus Maria untuk menjadi Bunda Sang Juru Selamat, Allah membuka jalan baru bagi keselamatan. Ini merupakan pengingat bahwa meskipun kita terjatuh dalam dosa, selalu ada harapan dan kesempatan untuk bangkit kembali melalui kasih karunia Allah yang melimpah.

Kesiapan hati Maria menjadi sorotan utama dalam renungan ini. Ketika dipilih untuk mengandung Yesus, Maria menunjukkan sikap iman yang luar biasa. Dia tidak membiarkan ketakutan atau keraguannya menghalanginya untuk menerima rencana Tuhan. Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering kali menghadapi situasi yang tidak terduga dan penuh tantangan. Namun, contoh Maria mengajarkan kita untuk bersikap terbuka dan siap untuk mendengar suara Tuhan, meskipun rencana-Nya mungkin tampak sulit dipahami.

Selain itu, kehadiran Allah dalam hidup kita sering kali melampaui logika dan pemahaman kita. Seperti Maria yang menerima kabar gembira meskipun dalam keadaan yang tampak mustahil, kita pun dipanggil untuk mempercayai bahwa Tuhan dapat mengubah situasi apa pun menjadi kebaikan. Dengan iman yang teguh, kita dapat melihat bahwa setiap tantangan adalah kesempatan untuk mengalami kasih karunia dan kekuatan Allah. Mari kita belajar dari keteladanan Maria untuk mempercayai dan menanggapi panggilan Tuhan dengan sepenuh hati.


🙏 Doa

Ibu, Bapak, dan Saudara-saudari terkasih, marilah kita menutup permenungan ini dengan hati yang tenang, sambil memberi ruang bagi Sabda untuk mengendap perlahan. Cara sederhana seperti hening sejenak, mengulang kembali satu kalimat yang menyentuh, atau menuliskannya dalam doa pribadi dapat membantu pesan Adven ini tinggal lebih lama dalam batin.

Ya Bapa, dalam keheningan masa penantian ini, kiranya keberanian Maria menuntun langkah kami. Kesediaannya menerima sesuatu yang melampaui akal sehat menjadi teladan agar hati tetap terbuka. Bantu kami menjawab setiap sapaan ilahi dengan iman yang jujur, meskipun tidak selalu memahami sepenuhnya rencana kasih-Mu.

Di tengah berbagai keraguan, keyakinan bahwa karya ilahi melampaui batas manusia semoga meneguhkan kami. Ketika jalan terasa gelap dan rencana hidup tak menentu, mohonkan kekuatan agar kami tetap percaya. Biarlah penyelenggaraan-Mu menuntun, sebagaimana Malaikat Gabriel meneguhkan Maria di saat hatinya diliputi tanda tanya.

Kesiapan hati Maria kiranya menjadi inspirasi bagi langkah kami hari ini. Semoga sikap pasrah dan setianya membentuk cara kami mendengar, menimbang, dan merespons panggilan-Mu. Dalam setiap keputusan, tuntunlah kami agar memilih yang membawa pada damai, memelihara harapan, dan membuka ruang bagi karya-Mu yang selalu lebih besar dari dugaan. Amin.

Ya Tuhan, semoga teladan iman dan kepasrahan Bunda Maria membantu kami untuk terbuka pada kehendak dan rencana-Mu. Amin.

Tags: Renungan
Share: X (Twitter) Facebook LinkedIn Whatsapp Telegram

Artikel Lainnya