Tanggal: 23 Desember 2025

Perayaan: Yohanes dr Kety

Warna Liturgi: Ungu

📖 Bacaan Pertama

Mal. 3:1-4

Lihat, Aku menyuruh utusan-Ku, supaya ia mempersiapkan jalan di hadapan-Ku! Dengan mendadak Tuhan yang kamu cari itu akan masuk ke bait-Nya! Malaikat Perjanjian yang kamu kehendaki itu, sesungguhnya, Ia datang, firman TUHAN semesta alam.

Siapakah yang dapat tahan akan hari kedatangan-Nya? Dan siapakah yang dapat tetap berdiri, apabila Ia menampakkan diri? Sebab Ia seperti api tukang pemurni logam dan seperti sabun tukang penatu.

Ia akan duduk seperti orang yang memurnikan dan mentahirkan perak; dan Ia mentahirkan orang Lewi, menyucikan mereka seperti emas dan seperti perak, supaya mereka menjadi orang-orang yang mempersembahkan korban yang benar kepada TUHAN.

Maka persembahan Yehuda dan Yerusalem akan menyenangkan hati TUHAN seperti pada hari-hari dahulu kala dan seperti tahun-tahun yang sudah-sudah.

Sesungguhnya Aku akan mengutus nabi Elia kepadamu menjelang datangnya hari TUHAN yang besar dan dahsyat itu.

Maka ia akan membuat hati bapa-bapa berbalik kepada anak-anaknya dan hati anak-anak kepada bapa-bapanya supaya jangan Aku datang memukul bumi sehingga musnah.


🎵 Mazmur Tanggapan

Beritahukanlah jalan-jalan-Mu kepadaku, ya TUHAN, tunjukkanlah itu kepadaku.

Bawalah aku berjalan dalam kebenaran-Mu dan ajarlah aku, sebab Engkaulah Allah yang menyelamatkan aku, Engkau kunanti-nantikan sepanjang hari.

TUHAN itu baik dan benar; sebab itu Ia menunjukkan jalan kepada orang yang sesat.

Ia membimbing orang-orang yang rendah hati menurut hukum, dan Ia mengajarkan jalan-Nya kepada orang-orang yang rendah hati.

Segala jalan TUHAN adalah kasih setia dan kebenaran bagi orang yang berpegang pada perjanjian-Nya dan peringatan-peringatan-Nya.

TUHAN bergaul karib dengan orang yang takut akan Dia, dan perjanjian-Nya diberitahukan-Nya kepada mereka.

BAIT PENGANTAR INJIL – Renungan Harian 23 Desember 2025

Reff. : Alleluya.

Ayat : O Tuhan, Raja segala bangsa dan batu penjuru Gereja, datanglah dan selamatkanlah umat-Mu.


✝️ Bacaan Injil

Lukas 1:57-66

Kemudian genaplah bulannya bagi Elisabet untuk bersalin dan ia pun melahirkan seorang anak laki-laki.

Ketika tetangga-tetangganya serta sanak saudaranya mendengar, bahwa Tuhan telah menunjukkan rahmat-Nya yang begitu besar kepadanya, bersukacitalah mereka bersama-sama dengan dia.

Maka datanglah mereka pada hari yang kedelapan untuk menyunatkan anak itu dan mereka hendak menamai dia Zakharia menurut nama bapanya,

tetapi ibunya berkata: “Jangan, ia harus dinamai Yohanes.”

Kata mereka kepadanya: “Tidak ada di antara sanak saudaramu yang bernama demikian.”

Lalu mereka memberi isyarat kepada bapanya untuk bertanya nama apa yang hendak diberikannya kepada anaknya itu.

Ia meminta batu tulis, lalu menuliskan kata-kata ini: “Namanya adalah Yohanes.” Dan mereka pun heran semuanya.

Dan seketika itu juga terbukalah mulutnya dan terlepaslah lidahnya, lalu ia berkata-kata dan memuji Allah.

Maka ketakutanlah semua orang yang tinggal di sekitarnya, dan segala peristiwa itu menjadi buah tutur di seluruh pegunungan Yudea.

Dan semua orang, yang mendengarnya, merenungkannya dan berkata: “Menjadi apakah anak ini nanti?” Sebab tangan Tuhan menyertai dia.


💭 Renungan

Sumber: Ziarah Batin 2025, OBOR Indonesia

Injil hari ini menuturkan peristiwa kelahiran Yohanes Pembaptis. Kisah ini bukan hanya sekadar narasi tentang kelahiran seorang bayi, melainkan lebih jauh mengungkapkan rencana ajaib Allah dan bagaimana kepatuhan serta iman dapat membuahkan kesaksian yang kuat bagi orang lain.

Ketika Zakaria, yang telah dibuat bisu karena ketidakpercayaannya, menulis, “Namanya adalah Yohanes,” seketika dia dapat berbicara lagi dan mulai memuji Allah. Tindakan iman ini menjadi saksi kepada semua yang hadir, dan berita tentang peristiwa ajaib ini menyebar ke seluruh daerah Yudea,

membuat semua yang mendengarnya bertanya-tanya, “Apakah kiranya yang akan terjadi kepada anak ini?” Ini jelas menunjukkan bahwa tindakan kepercayaan yang tulus dan kepatuhan kepada perintah Tuhan dapat membuahkan hasil yang luar biasa dan menjadi kesaksian yang kuat bagi orang lain.

Perikop ini telah memberikan gambaran kepada kita bahwa Allah memperlihatkan rahmat-Nya yang besar kepada orang-orang yang setia kepada-Nya dalam iman dan kepatuhan.

Keluarga kecil ini, yaitu Zakaria, Elisabet, dan Yohanes, masing-masing memainkan peran dalam rencana Allah, dengan kepercayaan dan kepatuhan mereka. Maka, ini menjadi undangan bagi kita untuk bisa lebih mendengarkan dan mematuhi kehendak Tuhan dalam hidup kita.


🤖 Ringkasan & Refleksi (AI)

Bacaan hari ini, dari Malachi hingga Lukas, mengajak kita untuk merenungkan arti dari sebuah kepatuhan dan iman yang tulus kepada Tuhan. Dalam Malachi, kita diingatkan akan kedatangan Tuhan yang akan membersihkan dan memurnikan umat-Nya, mempersiapkan jalan bagi yang akan datang. Ini adalah simbol pembersihan hati dan jiwa, yang menjadi penting bagi setiap orang yang ingin menyambut kehadiran Allah dalam hidupnya. Seperti api pemurni dan sabun tukang penatu, Tuhan memanggil kita untuk memperbaiki diri dan hidup sesuai dengan kehendak-Nya, agar persembahan kita berkenan di hadapan-Nya.

Kisah kelahiran Yohanes Pembaptis dalam Injil Lukas melanjutkan tema ini dengan menyoroti bagaimana iman dan kepatuhan Zakaria dan Elisabet kepada rencana Allah membawa keajaiban ke dalam hidup mereka. Ketika Zakaria, setelah mengalami bisu karena ketidakpercayaannya, menulis nama anaknya sebagai Yohanes, sebuah tindakan iman itu mengembalikan suaranya dan memulai pujian kepada Allah. Ini mengingatkan kita bahwa kepatuhan kepada perintah Tuhan tidak hanya mengubah hidup kita, tetapi juga dapat menginspirasi orang lain untuk mempercayai rencana-Nya.

Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering dihadapkan pada tantangan yang menguji iman kita. Namun, seperti Zakaria dan Elisabet, kita diajak untuk tetap setia dan patuh kepada kehendak Tuhan meskipun situasi tampak sulit. Setiap langkah kecil dalam kepatuhan kita dapat menjadi kesaksian yang kuat bagi orang lain. Mari kita berusaha untuk mendengarkan dan melaksanakan kehendak-Nya, sehingga kita dapat menjadi alat untuk menyebarkan kasih dan rahmat-Nya kepada dunia di sekitar kita.


🙏 Doa

Ibu, Bapak, dan Saudara-saudari terkasih, marilah kita menutup permenungan ini dengan hati yang hening dan penuh rasa syukur. Kisah kelahiran Yohanes Pembaptis mengajak kita menyadari bahwa iman dan ketaatan, meski lahir dari proses yang panjang dan penuh pergulatan, mampu menghadirkan kesaksian yang menguatkan banyak orang di sekitar kita.

Ya Tuhan, iman yang perlahan dimurnikan melalui pengalaman hidup kiranya tumbuh semakin kokoh dalam diri kami. Saat keraguan dan ketakutan sempat membungkam keberanian, bangkitkan kembali kepercayaan yang sederhana namun tulus. Semoga setiap langkah ketaatan membuka jalan bagi pujian dan kesaksian yang memuliakan nama-Mu.

Kepatuhan Zakaria yang akhirnya dinyatakan melalui tindakan kecil mengajarkan kami arti mendengarkan dengan sungguh. Dalam keseharian yang sering bising oleh keinginan sendiri, ajarlah kami peka pada kehendak-Mu. Biarlah keputusan-keputusan sederhana menjadi tanda iman yang hidup dan membawa berkat bagi sesama.

Peran keluarga Zakaria dan Elisabet kiranya menginspirasi hidup kami. Dalam keluarga, komunitas, dan pelayanan, tanamkan kesediaan untuk mengambil bagian dalam rencana keselamatan. Semoga hidup kami, dengan iman dan kepatuhan yang terus dilatih, menjadi sarana rahmat yang menghadirkan harapan, sukacita, dan pengharapan baru bagi banyak orang. Amin.

Allah Bapa kami, berilah kami kekuatan untuk setia mendengarkan Sabda-Mu dan melaksanakan kehendak-Mu dalam hidup kami sehari-hari. Amin.

Tags: Renungan
Share: X (Twitter) Facebook LinkedIn Whatsapp Telegram

Artikel Lainnya