Tanggal: 3 November 2025


📖 Bacaan Pertama

Rm. 11:29-36

Sebab Allah tidak menyesali kasih karunia dan panggilan-Nya.

Sebab sama seperti kamu dahulu tidak taat kepada Allah, tetapi sekarang beroleh kemurahan oleh ketidaktaatan mereka,

demikian juga mereka sekarang tidak taat, supaya oleh kemurahan yang telah kamu peroleh, mereka juga akan beroleh kemurahan.

Sebab Allah telah mengurung semua orang dalam ketidaktaatan, supaya Ia dapat menunjukkan kemurahan-Nya atas mereka semua.

O, alangkah dalamnya kekayaan, hikmat dan pengetahuan Allah! Sungguh tak terselidiki keputusan-keputusan-Nya dan sungguh tak terselami jalan-jalan-Nya!

Sebab, siapakah yang mengetahui pikiran Tuhan? Atau siapakah yang pernah menjadi penasihat-Nya?

Atau siapakah yang pernah memberikan sesuatu kepada-Nya, sehingga Ia harus menggantikannya?

Sebab segala sesuatu adalah dari Dia, dan oleh Dia, dan kepada Dia: Bagi Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya!


🎵 Mazmur Tanggapan

Mazmur 69:30-31.33-34.36-37

Tetapi aku ini tertindas dan kesakitan, keselamatan dari pada-Mu, ya Allah, kiranya melindungi aku!

Aku akan memuji-muji nama Allah dengan nyanyian, mengagungkan Dia dengan nyanyian syukur;

Lihatlah, hai orang-orang yang rendah hati, dan bersukacitalah; kamu yang mencari Allah, biarlah hatimu hidup kembali!

Sebab TUHAN mendengarkan orang-orang miskin, dan tidak memandang hina orang-orang-Nya dalam tahanan.

Sebab Allah akan menyelamatkan Sion dan membangun kota-kota Yehuda, supaya orang-orang diam di sana dan memilikinya;


✝️ Bacaan Injil

Lukas 14:12-14

Dan Yesus berkata juga kepada orang yang mengundang Dia: “Apabila engkau mengadakan perjamuan siang atau perjamuan malam, janganlah engkau mengundang sahabat-sahabatmu atau saudara-saudaramu atau kaum keluargamu atau tetangga-tetanggamu yang kaya, karena mereka akan membalasnya dengan mengundang engkau pula dan dengan demikian engkau mendapat balasnya.

Tetapi apabila engkau mengadakan perjamuan, undanglah orang-orang miskin, orang-orang cacat, orang-orang lumpuh dan orang-orang buta.

Dan engkau akan berbahagia, karena mereka tidak mempunyai apa-apa untuk membalasnya kepadamu. Sebab engkau akan mendapat balasnya pada hari kebangkitan orang-orang benar.”


💭 Renungan

Sumber: Ziarah Batin 2025, OBOR Indonesia

Bagi Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya! Kalimat yang mungkin sering terdengar dalam ucapan doa ini semestinya menjadi bagian penting keseharian hidup kita. Perkembangan tingkat kemakmuran hidup sering kali tidak seiring dengan pemahaman relasi yang cukup layak dan pantas antara manusia dan Allah, Sang Pencipta.

Adagium Ad maiora natus sum (kita dilahirkan untuk sesuatu yang lebih luhur) perlu dilanjutkan dengan Ad maiorem Dei gloriam (demi kemuliaan Allah yang semakin besar). Tanpa kemuliaan Allah, tidak akan terjadi kehidupan yang memuliakan manusia dan seluruh isi bumi.

Bangsa kita, menurut penelitian Charities Aid Foundation (CAF), terkenal sebagai bangsa yang masyarakatnya bersifat murah hati, berbelas kasih, dan bergotong-royong, sebagaimana diwariskan secara turun-temurun oleh nenek moyang.

Kita bersyukur pula bahwa dasar ketulusan yang kuat tetap membuat sifat kedermawanan ini tidak terpengaruh situasi sosial kemasyarakatan yang buruk, seperti korupsi bantuan sosial dan bantuan-bantuan lainnya. Semoga setiap karya kemanusiaan yang kita lakukan semakin memuliakan Allah dan membuat hidup kita sebagai manusia menjadi lebih luhur.


🤖 Ringkasan & Refleksi (AI)

Bacaan pertama dari Surat Paulus kepada Jemaat di Roma menegaskan bahwa kasih karunia dan panggilan Allah tidak pernah disesali. Dengan mengingat bahwa setiap orang, baik yang taat maupun yang tidak, berada dalam rencana Allah, kita diingatkan akan pentingnya saling mendukung dan berbagi. Ini menjadi panggilan bagi kita untuk tidak hanya mencari keuntungan pribadi, tetapi juga untuk memberikan kepada orang-orang yang tidak mampu membalas kebaikan kita. Hal ini sejalan dengan ajaran Yesus dalam Injil Lukas, di mana Dia menyerukan untuk mengundang orang-orang miskin dan membutuhkan ke dalam perjamuan kita, sebagai bentuk nyata dari kasih dan kedermawanan.

Mazmur yang dibacakan menggarisbawahi bahwa Tuhan mendengar dan tidak memandang hina mereka yang tertindas. Ini adalah pengingat bahwa Allah selalu hadir dalam kesulitan kita dan senantiasa memberikan perlindungan kepada mereka yang terpinggirkan. Dalam konteks kehidupan sehari-hari, kita diajak untuk menjadi saluran kasih dan kemurahan Allah dengan melayani sesama, terutama mereka yang kurang beruntung. Kedermawanan yang tulus bukan hanya membawa berkat bagi penerima, tetapi juga memuliakan Allah, yang merupakan sumber dari segala kebaikan.

Dalam refleksi ini, kita diajak untuk mengevaluasi cara kita berinteraksi dengan sesama dan bagaimana kita menyikapi kekayaan dan berkat yang kita miliki. Apakah kita hanya mengundang orang-orang yang bisa membalas kebaikan kita, ataukah kita berani melangkah lebih jauh untuk menjangkau mereka yang tidak memiliki kesempatan yang sama? Dengan demikian, setiap tindakan kita tidak hanya menjadi sebuah pemberian, tetapi juga ungkapan syukur dan pujian kepada Allah, demi kemuliaan-Nya sepanjang masa.


🙏 Doa

Ibu, Bapak, dan Saudara-saudari terkasih, marilah kita menutup permenungan hari ini dengan hati yang penuh syukur. Semoga setiap langkah dan karya yang kita lakukan selalu diarahkan untuk memuliakan Allah. Sebab hanya dengan hidup yang memuliakan-Nya, kita pun dimampukan memuliakan sesama dan menjaga keutuhan ciptaan.

Tuhan yang Mahabaik, tanamkanlah dalam hati kami kerinduan untuk senantiasa melakukan segala sesuatu demi kemuliaan-Mu. Semoga setiap perbuatan baik, sekecil apa pun, menjadi persembahan yang tulus dan berkenan di hadapan-Mu. Jadikanlah hidup kami cermin kasih dan kebaikan yang memancar dari-Mu.

Dalam perjalanan hidup yang penuh tantangan ini, kuatkanlah kami agar tidak mencari pujian manusia, melainkan bertekun dalam pelayanan kasih yang sederhana. Bimbinglah kami untuk selalu melihat kehadiran-Mu dalam sesama, terutama dalam mereka yang lemah, miskin, dan terlupakan.

Semoga setiap karya, niat, dan doa kami hari ini menjadi persembahan bagi kemuliaan-Mu yang lebih besar. Berkatilah kami agar terus hidup dengan hati yang murah hati, jujur, dan penuh kasih. Dalam setiap langkah, jadikanlah kami saksi kemuliaan-Mu di tengah dunia. Amin.

Ya Bapa, semoga keluarga-keluarga kami bertumbuh dalam iman dan berkembang demi generasi mendatang yang menyayangi kehidupan. Amin.

Tags: Renungan
Share: X (Twitter) Facebook LinkedIn Whatsapp Telegram

Artikel Lainnya