Tanggal: 6 November 2025
Perayaan: Hari Biasa
Warna Liturgi: Hijau
📖 Bacaan Pertama
Rm. 14:7-12
Sebab tidak ada seorang pun di antara kita yang hidup untuk dirinya sendiri, dan tidak ada seorang pun yang mati untuk dirinya sendiri.
Sebab jika kita hidup, kita hidup untuk Tuhan, dan jika kita mati, kita mati untuk Tuhan. Jadi baik hidup atau mati, kita adalah milik Tuhan.
Sebab untuk itulah Kristus telah mati dan hidup kembali, supaya Ia menjadi Tuhan, baik atas orang-orang mati, maupun atas orang-orang hidup.
Tetapi engkau, mengapakah engkau menghakimi saudaramu? Atau mengapakah engkau menghina saudaramu? Sebab kita semua harus menghadap takhta pengadilan Allah.
Karena ada tertulis: “Demi Aku hidup, demikianlah firman Tuhan, semua orang akan bertekuk lutut di hadapan-Ku dan semua orang akan memuliakan Allah.”
Demikianlah setiap orang di antara kita akan memberi pertanggungan jawab tentang dirinya sendiri kepada Allah.
🎵 Mazmur Tanggapan
Mazmur 27:1.4.13-14
Dari Daud.
TUHAN adalah terangku dan keselamatanku, kepada siapakah aku harus takut? TUHAN adalah benteng hidupku, terhadap siapakah aku harus gemetar?
Satu hal telah kuminta kepada TUHAN, itulah yang kuingini: diam di rumah TUHAN seumur hidupku, menyaksikan kemurahan TUHAN dan menikmati bait-Nya.
Sesungguhnya, aku percaya akan melihat kebaikan TUHAN di negeri orang-orang yang hidup!
Nantikanlah TUHAN! Kuatkanlah dan teguhkanlah hatimu! Ya, nantikanlah TUHAN!
✝️ Bacaan Injil
Lukas 15:1-10
Para pemungut cukai dan orang-orang berdosa biasanya datang kepada Yesus untuk mendengarkan Dia.
Maka bersungut-sungutlah orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat, katanya: “Ia menerima orang-orang berdosa dan makan bersama-sama dengan mereka.”
Lalu Ia mengatakan perumpamaan ini kepada mereka:
“Siapakah di antara kamu yang mempunyai seratus ekor domba, dan jikalau ia kehilangan seekor di antaranya, tidak meninggalkan yang sembilan puluh sembilan ekor di padang gurun dan pergi mencari yang sesat itu sampai ia menemukannya?
Dan kalau ia telah menemukannya, ia meletakkannya di atas bahunya dengan gembira,
dan setibanya di rumah ia memanggil sahabat-sahabat dan tetangga-tetangganya serta berkata kepada mereka: Bersukacitalah bersama-sama dengan aku, sebab dombaku yang hilang itu telah kutemukan.
Aku berkata kepadamu: Demikian juga akan ada sukacita di sorga karena satu orang berdosa yang bertobat, lebih dari pada sukacita karena sembilan puluh sembilan orang benar yang tidak memerlukan pertobatan.”
“Atau perempuan manakah yang mempunyai sepuluh dirham, dan jika ia kehilangan satu di antaranya, tidak menyalakan pelita dan menyapu rumah serta mencarinya dengan cermat sampai ia menemukannya?
Dan kalau ia telah menemukannya, ia memanggil sahabat-sahabat dan tetangga-tetangganya serta berkata: Bersukacitalah bersama-sama dengan aku, sebab dirhamku yang hilang itu telah kutemukan.
Aku berkata kepadamu: Demikian juga akan ada sukacita pada malaikat-malaikat Allah karena satu orang berdosa yang bertobat.”
💭 Renungan
Sumber: Ziarah Batin 2025, OBOR Indonesia
Allah kita adalah Allah yang berbelas kasih kepada ciptaan-Nya. la tidak membiarkan kita berjalan dalam dunia kegelapan yang sering identik dengan kejahatan dan mengarah pada keterpurukan hidup.
Injil hari ini menunjukkan kasih Allah yang amat besar kepada kita. Meskipun kita sering menyesatkan diri, Allah tidak pernah lelah untuk mencari, menemukan, membawa pulang, dan memberikan kesempatan kepada kita untuk berubah ke arah yang lebih baik.
Ia tidak pernah peduli sudah berapa lama dan berapa jauh kita memisahkan diri dari-Nya, Dia selalu ingin membawa kita kembali ke pangkuan kasih-Nya. la tidak pernah membiarkan kita tersesat dan lenyap bersama dosa-dosa kita.
Kisah pertobatan dalam Injil Lukas ini selalu menguatkan dan memberanikan siapa pun untuk, dalam kerendahan hati, menghadap pada Sang Gembala Yang Baik, Yesus Kristus. Kita ini milik-Nya dan sudah sepantasnya kita bersama-sama dengan Dia, Sang Gembala Utama, agar kita tidak berkubang dalam ketakutan dan kekhawatiran, lalu terperosok ke dalam jurang dosa yang lebih dalam.
Dalam dunia dewasa ini, dengan teknologi yang semakin canggih, banyak hal yang bisa membuat kita tersesat dan terpisah dari Tuhan. Apalagi bila kita tidak bijaksana dalam menyaring informasi yang berseliweran di sekitar kita. Jika kita memiliki keteguhan hati dan selalu bersama-sama dengan Sang Gembala Yang Baik, kita akan aman dan tidak akan pernah tersesat.
🤖 Ringkasan & Refleksi (AI)
Bacaan pertama dari Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Roma mengingatkan kita bahwa hidup dan mati kita adalah milik Tuhan. Setiap tindakan dan keputusan yang kita ambil, baik dalam hidup maupun dalam kematian, harus memuliakan-Nya. Kita tidak hidup untuk diri kita sendiri, melainkan untuk saling mendukung dan mengasihi satu sama lain, karena kita akan mempertanggungjawabkan hidup kita di hadapan Allah. Ini menggarisbawahi pentingnya relasi kita dengan sesama, di mana kita diingatkan untuk tidak menghakimi, tetapi saling menguatkan dalam iman.
Injil Lukas mengilustrasikan kasih Allah yang tak terbatas melalui perumpamaan tentang domba yang hilang dan dirham yang hilang. Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering kali merasa terasing dan tersesat karena berbagai tantangan, baik itu kesibukan, keraguan, atau pengaruh negatif di sekitar kita. Namun, Allah selalu mencari kita dengan penuh kasih, mengingatkan kita bahwa kita memiliki nilai yang besar di mata-Nya. Setiap orang yang bertobat dan kembali kepada-Nya akan dirayakan dengan sukacita oleh seluruh surga, menunjukkan betapa berharganya setiap jiwa di hadapan-Nya.
Dalam dunia modern yang dipenuhi dengan informasi dan teknologi, kita dituntut untuk lebih bijaksana dalam memilih jalan hidup kita. Keteguhan hati untuk tetap bersama Sang Gembala Yang Baik adalah kunci agar kita tidak tersesat. Dengan menjadikan Tuhan sebagai pusat hidup kita, kita dapat menghadapi berbagai tantangan tanpa takut, karena kita tahu bahwa Dia selalu bersama kita, siap untuk membimbing dan menguatkan kita. Renungan ini menekankan pentingnya pertobatan dan kembali kepada Allah, serta mengajak kita untuk terus menantikan Tuhan dalam setiap langkah hidup kita.
🙏 Doa
Ibu, Bapak, dan Saudara-saudari terkasih, marilah kita menutup permenungan hari ini dengan hati yang dipenuhi rasa syukur. Di tengah dunia yang penuh godaan dan kebingungan, kita diingatkan bahwa kasih Allah selalu mencari dan menuntun kita pulang, agar hidup kita kembali bersinar dalam terang-Nya.
Bapa yang penuh kasih, terima kasih atas cinta-Mu yang tak pernah berkesudahan. Di saat kami tersesat dan menjauh, tangan-Mu tetap terbuka untuk menuntun kami kembali. Ajarlah kami untuk tidak takut bertobat, sebab dalam pelukan-Mu selalu ada pengampunan dan damai yang sejati.
Dalam kelemahan kami, sering kali hati mudah tergoda oleh hal-hal duniawi yang menyesatkan. Bukalah mata dan telinga batin kami, agar mampu membedakan mana yang membawa kami pada kebenaran dan mana yang menjauhkan kami dari kasih-Mu. Jadikanlah kami anak-anak yang setia pada sabda kehidupan.
Semoga setiap langkah kami dipenuhi kesadaran bahwa kami adalah domba yang dicintai Sang Gembala. Tuntunlah agar kami hidup dalam kasih, menebar kebaikan, dan saling menuntun sesama menuju keselamatan. Di dalam tangan-Mu kami berserah, yakin bahwa kasih-Mu adalah jalan pulang yang sejati. Amin.
Ya Yesus Gembala Yang Baik, tuntunlah kani agar dengan rendah hati belajar menghayati hidup sesuai dengan Sabda dan kehendak-Mu. Amin.
Artikel Lainnya
-
6 menit bacaan
-
Mengutamakan Kasih dalam Kehidupan Sehari-hari
7 menit bacaan -
Menghadiri Perjamuan Ilahi dengan Sukacita
8 menit bacaan -
Kemuliaan Allah dalam Kedermawanan
6 menit bacaan -
Kematian dan Harapan Kebangkitan
10 menit bacaan -
Kebahagiaan dalam Kesulitan dan Persaudaraan
10 menit bacaan -
Belas Kasih di Hari Sabat
7 menit bacaan -
Kasih Allah yang Tak Terpisahkan
7 menit bacaan -
Berjuang Masuk Melalui Pintu Sempit
7 menit bacaan