Tanggal: 2 November 2025
📖 Bacaan Pertama
2Mak. 12:43-45
Kemudian dikumpulkannya uang di tengah-tengah pasukan. Lebih kurang dua ribu dirham perak dikirimkannya ke Yerusalem untuk mempersembahkan korban penghapus dosa. Ini sungguh suatu perbuatan yang sangat baik dan tepat, oleh karena Yudas memikirkan kebangkitan.
Sebab jika tidak menaruh harapan bahwa orang-orang yang gugur itu akan bangkit, niscaya percuma dan hampalah mendoakan orang-orang mati.
Lagipula Yudas ingat bahwa tersedialah pahala yang amat indah bagi sekalian orang yang meninggal dengan saleh. Ini sungguh suatu pikiran yang mursid dan saleh. Dari sebab itu maka disuruhnyalah mengadakan korban penebus salah untuk semua orang yang sudah mati itu, supaya mereka dilepaskan dari dosa mereka.
🎵 Mazmur Tanggapan
Mazmur 143:1-2.5-6.7ab.8ab.10: R:1a
Mazmur Daud. Ya TUHAN, dengarkanlah doaku, berilah telinga kepada permohonanku! Jawablah aku dalam kesetiaan-Mu, demi keadilan-Mu!
Janganlah beperkara dengan hamba-Mu ini, sebab di antara yang hidup tidak seorang pun yang benar di hadapan-Mu.
Aku teringat kepada hari-hari dahulu kala, aku merenungkan segala pekerjaan-Mu, aku memikirkan perbuatan tangan-Mu.
Aku menadahkan tanganku kepada-Mu, jiwaku haus kepada-Mu seperti tanah yang tandus. S e l a
Jawablah aku dengan segera, ya TUHAN, sudah habis semangatku! Jangan sembunyikan wajah-Mu terhadap aku, sehingga aku seperti mereka yang turun ke liang kubur.
Perdengarkanlah kasih setia-Mu kepadaku pada waktu pagi, sebab kepada-Mulah aku percaya! Beritahukanlah aku jalan yang harus kutempuh, sebab kepada-Mulah kuangkat jiwaku.
Ajarlah aku melakukan kehendak-Mu, sebab Engkaulah Allahku! Kiranya Roh-Mu yang baik itu menuntun aku di tanah yang rata!
📖 Bacaan Kedua
Tetapi yang benar ialah, bahwa Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati, sebagai yang sulung dari orang-orang yang telah meninggal.
Sebab sama seperti maut datang karena satu orang manusia, demikian juga kebangkitan orang mati datang karena satu orang manusia.
Karena sama seperti semua orang mati dalam persekutuan dengan Adam, demikian pula semua orang akan dihidupkan kembali dalam persekutuan dengan Kristus.
Tetapi tiap-tiap orang menurut urutannya: Kristus sebagai buah sulung; sesudah itu mereka yang menjadi milik-Nya pada waktu kedatangan-Nya.
Kemudian tiba kesudahannya, yaitu bilamana Ia menyerahkan Kerajaan kepada Allah Bapa, sesudah Ia membinasakan segala pemerintahan, kekuasaan dan kekuatan.
Karena Ia harus memegang pemerintahan sebagai Raja sampai Allah meletakkan semua musuh-Nya di bawah kaki-Nya.
Musuh yang terakhir, yang dibinasakan ialah maut.
Sebab segala sesuatu telah ditaklukkan-Nya di bawah kaki-Nya. Tetapi kalau dikatakan, bahwa “segala sesuatu telah ditaklukkan”, maka teranglah, bahwa Ia sendiri yang telah menaklukkan segala sesuatu di bawah kaki Kristus itu tidak termasuk di dalamnya.
Tetapi kalau segala sesuatu telah ditaklukkan di bawah Kristus, maka Ia sendiri sebagai Anak akan menaklukkan diri-Nya di bawah Dia, yang telah menaklukkan segala sesuatu di bawah-Nya, supaya Allah menjadi semua di dalam semua.
✝️ Bacaan Injil
Yohanes 6:37-40
Semua yang diberikan Bapa kepada-Ku akan datang kepada-Ku, dan barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan Kubuang.
Sebab Aku telah turun dari sorga bukan untuk melakukan kehendak-Ku, tetapi untuk melakukan kehendak Dia yang telah mengutus Aku.
Dan Inilah kehendak Dia yang telah mengutus Aku, yaitu supaya dari semua yang telah diberikan-Nya kepada-Ku jangan ada yang hilang, tetapi supaya Kubangkitkan pada akhir zaman.
Sebab inilah kehendak Bapa-Ku, yaitu supaya setiap orang, yang melihat Anak dan yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal, dan supaya Aku membangkitkannya pada akhir zaman.”
💭 Renungan
Sumber: Ziarah Batin 2025, OBOR Indonesia
Sebab segala sesuatu telah ditaklukkan-Nya di bawah kaki-Nya. Tetapi kalau dikatakan, bahwa “segala sesuatu telah ditaklukkan”, maka teranglah, bahwa Ia sendiri yang telah menaklukkan segala sesuatu di bawah kaki Kristus itu tidak termasuk di dalamnya.
Tetapi kalau segala sesuatu telah ditaklukkan di bawah Kristus, maka Ia sendiri sebagai Anak akan menaklukkan diri-Nya di bawah Dia, yang telah menaklukkan segala sesuatu di bawah-Nya, supaya Allah menjadi semua di dalam semua.
Jika tidak demikian, apakah faedahnya perbuatan orang-orang yang dibaptis bagi orang mati? Kalau orang mati sama sekali tidak dibangkitkan, mengapa mereka mau dibaptis bagi orang-orang yang telah meninggal?
Dan kami juga — mengapakah kami setiap saat membawa diri kami ke dalam bahaya?
Saudara-saudara, tiap-tiap hari aku berhadapan dengan maut. Demi kebanggaanku akan kamu dalam Kristus Yesus, Tuhan kita, aku katakan, bahwa hal ini benar.
Kalau hanya berdasarkan pertimbangan-pertimbangan manusia saja aku telah berjuang melawan binatang buas di Efesus, apakah gunanya hal itu bagiku? Jika orang mati tidak dibangkitkan, maka “marilah kita makan dan minum, sebab besok kita mati”.
Janganlah kamu sesat: Pergaulan yang buruk merusakkan kebiasaan yang baik.
Sadarlah kembali sebaik-baiknya dan jangan berbuat dosa lagi! Ada di antara kamu yang tidak mengenal Allah. Hal ini kukatakan, supaya kamu merasa malu.
Renungan Harian Hari Ini dan Injil 2 November 2025
Tidak ada yang pasti dalam hidup ini selain kematian. Kematian membuat kita terpisah secara fisik dengan orang-orang yang kita cintai. Namun, meskipun terpisah secara fisik, kenangan dan ingatan kita yang tetap mencintainya terhadap pribadinya tidak pernah lenyap. Itulah keabadian.
Hal tersebut semakin menguatkan pengalaman rohani kita yang pernah mengalami ditinggalkan oleh kematian anggota keluarga kita; baik anak yang ditinggal mati oleh orang tua, orang tua yang ditinggal mati oleh anak, maupun ditinggal mati oleh saudara-saudari ata orang-orang yang dicintai.
Tidak mudah menghibur dan memahami pengalaman mereka yang harus menerima kematian anak atau saudara-saudari karena ledakan bom, kecelakaan kendaraan, atau karena bencana lainnya. Rasa empati dan kata-kata tidak akan cukup menghibur mereka. Menjadi pendamping dalam situasi ini perlu kesabaran yang luar biasa.
Kalau belum pernah mengalami situasi yang mirip, orang cenderung menganggap mudah saja mengatakan kata-kata klise yang tidak dibutuhkan oleh mereka yang berdukacita. Untuk melupakan kesedihan dengan kata-kata yang bermaksud menghibur sering kali malah bisa mengecewakan.
Mungkin kita cukup melakukan tindakan sederhana saja untuk mereka. Misalnya, kita bersiaga menyiapkan sapu tangan dan tisu untuk saudara kita yang terus mengalirkan air mata karena kesedihan yang mereka alami, untuk menunjukkan kepedulian dan empati kita kepada mereka yang sedang berdukacita itu.
Dengan iman yang kita hayati, kita meyakini bahwa kematian bukanlah akhir hidup kita. Kematian hanyalah sebuah peralihan dari hidup yang fana menuju hidup abadi bersama Bapa dan para kudus-Nya di surga.
Hari ini kita mengenang dan mendoakan mereka yang telah menghadap Allah Sang Pencipta, khususnya orang-orang yang kita kasihi. Bagi kita yang masih hidup di dunia ini, hidup ini merupakan kesempatan untuk mempersiapkan diri untuk memperoleh hidup kekal bersama Bapa dalam Kerajaan Surga.
Kita juga diajak untuk mendoakan mereka yang sedang berada di api penyucian agar jiwa mereka dimurnikan dan segera menikmati kebahagiaan kekal bersama Bapa di surga.
🤖 Ringkasan & Refleksi (AI)
Bacaan pertama dari 2 Makabe 12:43-45 mengingatkan kita tentang pentingnya mendoakan arwah orang-orang yang telah meninggal, sebagai ungkapan harapan akan kebangkitan. Yudas Maccabeus menyadari bahwa tindakan ini bukan sekadar ritual, tetapi merupakan pengakuan iman akan kebangkitan yang dijanjikan. Dengan mempersembahkan korban penghapus dosa, ia menunjukkan kepedulian dan cinta bagi mereka yang telah pergi, menegaskan bahwa harapan akan kehidupan setelah kematian adalah pusat kepercayaan kita sebagai orang beriman.
Dalam Mazmur 143, kita diajak untuk berdoa dan mengandalkan Tuhan dalam masa-masa sulit. Ketika menghadapi kesedihan dan kehilangan, kita sering kali merasakan kekosongan dan kesepian. Namun, dengan menadahkan tangan dan mengangkat jiwa kita kepada Tuhan, kita menemukan penghiburan dan bimbingan-Nya. Kesadaran akan kehadiran Tuhan dalam setiap aspek kehidupan kita, termasuk saat berdukacita, memberikan kekuatan untuk terus melangkah dan percaya pada kasih-Nya.
Injil Yohanes 6:37-40 menegaskan bahwa semua yang datang kepada Yesus tidak akan ditolak, dan Dia berjanji untuk membangkitkan kita pada akhir zaman. Yesus adalah jaminan bagi kita akan kehidupan kekal. Keyakinan ini perlu ditanamkan dalam hati kita, terutama saat kita berhadapan dengan kematian. Kita diajak untuk tidak hanya berdoa bagi orang yang telah meninggal, tetapi juga untuk mempersiapkan diri kita sendiri agar layak mendapatkan kebangkitan dan hidup kekal bersama Allah. Dalam setiap tindakan kasih dan kepedulian kita terhadap sesama, kita menghayati iman ini dan meneguhkan harapan akan kehidupan abadi yang dijanjikan-Nya.
🙏 Doa
Doa Renungan Harian dan Injil 2 November 2025
Ibu, Bapak, dan Saudara-saudari terkasih, marilah kita menutup permenungan hari ini dengan hati yang penuh kasih dan pengharapan. Dalam mengenang mereka yang telah mendahului kita, semoga iman kita semakin diteguhkan bahwa kematian bukanlah akhir segalanya, melainkan pintu menuju kehidupan kekal dalam damai bersama Allah.
Bapa yang penuh belas kasih, kami bersyukur atas anugerah hidup yang telah Kau percayakan kepada kami dan kepada mereka yang kini telah berpulang. Terimalah mereka dalam pelukan kasih-Mu yang abadi, dan ampunilah segala kelemahan mereka selama hidup di dunia ini.
Bagi kami yang masih berziarah di dunia ini, kuatkanlah hati kami agar tidak larut dalam kesedihan. Tanamkanlah dalam diri kami pengharapan yang teguh akan janji kebangkitan, agar setiap air mata yang jatuh berubah menjadi tanda cinta dan iman yang hidup.
Kiranya cinta kasih yang mengikat kami dengan mereka yang telah berpulang tidak pernah pudar, tetapi menjadi jembatan rohani yang menuntun kami menuju persatuan abadi di surga. Semoga kelak kami pun boleh beristirahat dalam damai dan sukacita bersama para kudus di hadirat-Mu. Amin.
Ya Yesus, teguhkan dan kuatkanlah keluarga-keluarga kami dalam menghadapi setiap situasi dukacita karena kehilangan orang-orang yang kami kasihi. Amin.
Artikel Lainnya
-
6 menit bacaan
-
Renungan 6 November 2025, Kembali ke Pangkuan Kasih Tuhan
8 menit bacaan -
Mengutamakan Kasih dalam Kehidupan Sehari-hari
7 menit bacaan -
Menghadiri Perjamuan Ilahi dengan Sukacita
8 menit bacaan -
Kemuliaan Allah dalam Kedermawanan
6 menit bacaan -
Kebahagiaan dalam Kesulitan dan Persaudaraan
10 menit bacaan -
Belas Kasih di Hari Sabat
7 menit bacaan -
Kasih Allah yang Tak Terpisahkan
7 menit bacaan -
Berjuang Masuk Melalui Pintu Sempit
7 menit bacaan