Tanggal: 9 Desember 2025

Perayaan: Yohanes Didaci Cuauhtlatoatzin atau Juan Diego

Warna Liturgi: Ungu

📖 Bacaan Pertama

Yes. 40:1-11

Hiburkanlah, hiburkanlah umat-Ku, demikian firman Allahmu,

tenangkanlah hati Yerusalem dan serukanlah kepadanya, bahwa perhambaannya sudah berakhir, bahwa kesalahannya telah diampuni, sebab ia telah menerima hukuman dari tangan TUHAN dua kali lipat karena segala dosanya.

Ada suara yang berseru-seru: “Persiapkanlah di padang gurun jalan untuk TUHAN, luruskanlah di padang belantara jalan raya bagi Allah kita!

Setiap lembah harus ditutup, dan setiap gunung dan bukit diratakan; tanah yang berbukit-bukit harus menjadi tanah yang rata, dan tanah yang berlekuk-lekuk menjadi dataran;

maka kemuliaan TUHAN akan dinyatakan dan seluruh umat manusia akan melihatnya bersama-sama; sungguh, TUHAN sendiri telah mengatakannya.”

Ada suara yang berkata: “Berserulah!” Jawabku: “Apakah yang harus kuserukan?” “Seluruh umat manusia adalah seperti rumput dan semua semaraknya seperti bunga di padang.

Rumput menjadi kering, bunga menjadi layu, apabila TUHAN menghembusnya dengan nafas-Nya. Sesungguhnyalah bangsa itu seperti rumput.

Rumput menjadi kering, bunga menjadi layu, tetapi firman Allah kita tetap untuk selama-lamanya.”

Hai Sion, pembawa kabar baik, naiklah ke atas gunung yang tinggi! Hai Yerusalem, pembawa kabar baik, nyaringkanlah suaramu kuat-kuat, nyaringkanlah suaramu, jangan takut! Katakanlah kepada kota-kota Yehuda: “Lihat, itu Allahmu!”

Lihat, itu Tuhan ALLAH, Ia datang dengan kekuatan dan dengan tangan-Nya Ia berkuasa. Lihat, mereka yang menjadi upah jerih payah-Nya ada bersama-sama Dia, dan mereka yang diperoleh-Nya berjalan di hadapan-Nya.

Seperti seorang gembala Ia menggembalakan kawanan ternak-Nya dan menghimpunkannya dengan tangan-Nya; anak-anak domba dipangku-Nya, induk-induk domba dituntun-Nya dengan hati-hati.


🎵 Mazmur Tanggapan

Nyanyikanlah nyanyian baru bagi TUHAN, menyanyilah bagi TUHAN, hai segenap bumi!

Menyanyilah bagi TUHAN, pujilah nama-Nya, kabarkanlah keselamatan yang dari pada-Nya dari hari ke hari.

Ceritakanlah kemuliaan-Nya di antara bangsa-bangsa dan perbuatan-perbuatan-Nya yang ajaib di antara segala suku bangsa.

Katakanlah di antara bangsa-bangsa: “TUHAN itu Raja! Sungguh tegak dunia, tidak goyang. Ia akan mengadili bangsa-bangsa dalam kebenaran.”

Biarlah langit bersukacita dan bumi bersorak-sorak, biarlah gemuruh laut serta isinya,

biarlah beria-ria padang dan segala yang di atasnya, maka segala pohon di hutan bersorak-sorai

di hadapan TUHAN, sebab Ia datang, sebab Ia datang untuk menghakimi bumi. Ia akan menghakimi dunia dengan keadilan, dan bangsa-bangsa dengan kesetiaan-Nya.

BAIT PENGANTAR INJIL – Renungan Harian 9 Desember 2025

Reff. : Alleluya.

Ayat : Hari Tuhan sudah dekat, Ia datang sebagai penyelamat.


✝️ Bacaan Injil

Matius 18:12-14

“Bagaimana pendapatmu? Jika seorang mempunyai seratus ekor domba, dan seekor di antaranya sesat, tidakkah ia akan meninggalkan yang sembilan puluh sembilan ekor di pegunungan dan pergi mencari yang sesat itu?

Dan Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya jika ia berhasil menemukannya, lebih besar kegembiraannya atas yang seekor itu dari pada atas yang kesembilan puluh sembilan ekor yang tidak sesat.

Demikian juga Bapamu yang di sorga tidak menghendaki supaya seorang pun dari anak-anak ini hilang.”


💭 Renungan

Sumber: Ziarah Batin 2025, OBOR Indonesia

Injil hari ini mengingatkan kita tentang kepedulian dan kasih Allah terhadap setiap pribadi, sekaligus mengenai pentingnya komunitas dan rekonsiliasi. Perumpamaan tentang domba yang hilang adalah gambaran indah tentang bagaimana Allah tidak pernah membiarkan seorang pun dari kita tersesat.

Seperti seorang gembala yang meninggalkan sembilan puluh sembilan ekor dombanya di pegunungan untuk mencari satu ekor yang tersesat, demikian pula Bapa di surga tidak pernah menyerah mencari dan menyelamatkan kita ketika kita tersesat. Ini adalah bukti kasih Allah yang tidak pernah berakhir dan kesabaran-Nya yang tak terbatas.

Yesus mengajarkan bahwa Allah peduli kepada pendosa. Kepada mereka yang tersesat Ia tidak terburu-buru menjatuhkan hukuman. Sebaliknya, Allah berinisiatif mencari dan membawa mereka pulang. Bukan berarti Dia memaklumi dosa, melainkan Allah merindukan umat-Nya bertobat dan kembali kepada-Nya.

Sebagai penerima anugerah pengampunan dari Allah, kita seharusnya menyatakan kasih kepada sesama. Alih-alih menolak dan menjauhi, kita harus menegur, menasihati, dan membimbing sesama kita yang jalannya telah keliru agar mereka kembali kepada Tuhan. Kita diundang untuk menjadi komunitas umat Allah yang saling menerima kerapuhan, sekaligus bisa saling menuntun.


🤖 Ringkasan & Refleksi (AI)

Bacaan pertama dari Yesaya mengajak kita untuk menghibur dan memberi harapan kepada umat Tuhan, menyatakan bahwa masa pengampunan telah tiba. Dalam konteks ini, kita diajarkan untuk melihat bahwa Allah adalah gembala yang baik, yang tidak hanya peduli kepada keselamatan umat-Nya secara kolektif, tetapi juga secara individu. Allah berinisiatif mencari mereka yang tersesat, menunjukkan kasih-Nya yang tak terbatas dan komitmennya untuk membawa setiap orang kembali ke pangkuan-Nya.

Injil Matius menekankan perumpamaan tentang domba yang hilang, yang mengingatkan kita betapa berharganya setiap individu di mata Allah. Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering kali mengabaikan mereka yang tersesat atau dalam kesulitan, tetapi panggilan Allah kepada kita adalah untuk menjadi alat kasih dan rekonsiliasi. Kita diundang untuk tidak hanya menerima pengampunan, tetapi juga untuk meneruskannya kepada sesama, menjadi gembala bagi mereka yang berada dalam kegelapan.

Melalui refleksi ini, kita diajak untuk merenungkan bagaimana kita dapat lebih peka terhadap kebutuhan orang di sekitar kita, terutama mereka yang merasa terasing atau tersisih. Dalam komunitas kita, penting untuk menciptakan ruang di mana setiap orang merasa diterima dan dicintai, agar dapat bersama-sama berjalan kembali kepada Tuhan. Dengan demikian, kita tidak hanya menjadi penerima kasih Allah, tetapi juga pembawa kasih itu kepada dunia yang membutuhkan.


🙏 Doa

Ibu, Bapak, dan Saudara-saudari terkasih, marilah kita menutup permenungan ini dengan hati yang hening, sambil memberi ruang agar pesan Injil hari ini benar-benar meresap. Duduk sejenak dalam keheningan, mengulang satu kalimat yang menyentuh, atau menuliskannya dalam buku doa dapat membantu Sabda tinggal lebih lama dan membentuk cara kita melihat sesama.

Tuhan, kerapuhan yang kami bawa hari ini semoga dipeluk dalam terang kasih-Mu yang tidak pernah menyerah mencari. Ketika langkah kami menjauh atau tersesat, bangkitkan kembali keberanian untuk pulang. Biarlah kesabaran ilahi yang tergambar dalam gembala yang mencari domba hilang itu menguatkan kami untuk kembali menata hidup.

Berkatilah komunitas yang Kaubentuk melalui perjumpaan sehari-hari, agar kiranya menjadi tempat di mana kami belajar menerima dan menuntun satu sama lain. Saat melihat saudara yang mulai menyimpang, bangkitkan kelembutan hati supaya teguran diberikan dengan kasih, bukan penghakiman. Semoga setiap relasi dipenuhi semangat pemulihan, bukan menjauhkan.

Sukacita yang Engkau sampaikan tentang ditemukannya domba yang hilang semoga menggerakkan kami menjadi pembawa damai. Dalam keluarga, lingkungan, dan komunitas, jadikan kami pribadi yang memulihkan, bukan melukai. Semoga hati kami semakin menyerupai hati-Mu sebagai Gembala Baik—setia mencari, sabar menuntun, dan bersukacita ketika seseorang kembali menemukan jalan menuju hidup yang benar. Amin.

Tuhan, tambahkanlah iman kami dan sadarkanlah kami bahwa dosa sebesar apa pun tidak akan mengalahkan besarnya rahmat dan pengampunan-Mu bagi kami. Amin.

Tags: Renungan
Share: X (Twitter) Facebook LinkedIn Whatsapp Telegram

Artikel Lainnya