Tanggal: 11 November 2025

Perayaan: Peringatan Wajib St. Martinus dr Tours

Warna Liturgi: Putih

📖 Bacaan Pertama

Keb. 1:1-7

Sebab Allah telah menciptakan manusia untuk kebakaan, dan dijadikan-Nya gambar hakekat-Nya sendiri.

Tetapi karena dengki setan maka maut masuk ke dunia, dan yang menjadi milik setan mencari maut itu.

Tetapi jiwa orang benar ada di tangan Allah, dan siksaan tiada menimpa mereka.

Menurut pandangan orang bodoh mereka mati nampaknya, dan pulang mereka dianggap malapetaka,

dan kepergiannya dari kita dipandang sebagai kehancuran, namun mereka berada dalam ketenteraman.

Kalaupun mereka disiksa menurut pandangan manusia, namun harapan mereka penuh kebakaan.

Setelah disiksa sebentar mereka menerima anugerah yang besar, sebab Allah hanya menguji mereka, lalu mendapati mereka layak bagi diri-Nya.

Laksana emas dalam dapur api diperiksalah mereka oleh-Nya, lalu diterima bagaikan korban bakaran.

Maka pada waktu pembalasan mereka akan bercahaya, dan laksana bunga api berlari-larian di ladang jerami.

Mereka akan mengadili para bangsa dan memerintah sekalian rakyat, dan Tuhan berkenan memerintah mereka selama-lamanya.

Orang yang telah percaya pada Allah akan memahami kebenaran, dan yang setia dalam kasih akan tinggal pada-Nya. Sebab kasih setia dan belas kasihan menjadi bagian orang-orang pilihan-Nya.


🎵 Mazmur Tanggapan

Mazmur 34:2-3.16-19

Aku hendak memuji TUHAN pada segala waktu; puji-pujian kepada-Nya tetap di dalam mulutku.

Karena TUHAN jiwaku bermegah; biarlah orang-orang yang rendah hati mendengarnya dan bersukacita.

Mata TUHAN tertuju kepada orang-orang benar, dan telinga-Nya kepada teriak mereka minta tolong;

wajah TUHAN menentang orang-orang yang berbuat jahat untuk melenyapkan ingatan kepada mereka dari muka bumi.

Apabila orang-orang benar itu berseru-seru, maka TUHAN mendengar, dan melepaskan mereka dari segala kesesakannya.

TUHAN itu dekat kepada orang-orang yang patah hati, dan Ia menyelamatkan orang-orang yang remuk jiwanya.


✝️ Bacaan Injil

Lukas 17:7-10

“Siapa di antara kamu yang mempunyai seorang hamba yang membajak atau menggembalakan ternak baginya, akan berkata kepada hamba itu, setelah ia pulang dari ladang: Mari segera makan!

Bukankah sebaliknya ia akan berkata kepada hamba itu: Sediakanlah makananku. Ikatlah pinggangmu dan layanilah aku sampai selesai aku makan dan minum. Dan sesudah itu engkau boleh makan dan minum.

Adakah ia berterima kasih kepada hamba itu, karena hamba itu telah melakukan apa yang ditugaskan kepadanya?

Demikian jugalah kamu. Apabila kamu telah melakukan segala sesuatu yang ditugaskan kepadamu, hendaklah kamu berkata: Kami adalah hamba-hamba yang tidak berguna; kami hanya melakukan apa yang kami harus lakukan.”


💭 Renungan

Sumber: Ziarah Batin 2025, OBOR Indonesia

Dalam Injil hari ini, Yesus mengajarkan kepada kita sikap penting yang mesti dihidupi oleh kita sebagai orang beriman, yaitu bersikap sebagai hamba Allah. Salah satu sikap positif dari seorang hamba yang bisa kita teladani adalah ketaatan kepada majikan atau tuan yang ia ikuti.

Semangat mengabdi kepada Allah akan membantu kita untuk senantiasa menyadari betapa kecil diri kita di hadapan-Nya. Kita menyadari bahwa kita berasal dari Allah dan hanya kepada Dialah kita kembali. Selain itu, sebagai hamba, kita dipelihara dan diberi hidup oleh Allah.

Sikap positif lain dari seorang hamba adalah semangatnya dalam melayani hingga seluruh keperluan tuannya tercukupi. Hamba tidak memikirkan dirinya sendiri, tetapi menempatkan tuannya di atas segala-galanya.

Bagaimana kita menghayati pengabdian sebagai hamba? Bekerja dan mengabdi tanpa memikirkan apresiasi, tabah menghadapi kerasnya perjuangan hidup, serta terus tekun dan setia dalam menjalankan segala tugas dan pekerjaan.

Pada akhirnya kita pun bisa berkata. “Kami hamba-hamba yang tidak berguana. Kami hanya melakukan apa yang harus kami lakukan.”


🤖 Ringkasan & Refleksi (AI)

Bacaan pertama dari Kitab Kebijaksanaan mengingatkan kita tentang tujuan penciptaan manusia, yaitu untuk hidup dalam kebakaan dan sebagai gambar Allah. Namun, karena kehadiran dosa dan maut, kita dihadapkan pada tantangan dalam hidup ini. Kematian dan penderitaan sering kali dipandang sebagai malapetaka, tetapi bagi orang-orang yang benar, mereka ada di dalam tangan Allah, memperoleh harapan dan ketenteraman. Di dalam pergumulan hidup, kita diundang untuk tetap setia dan percaya pada kasih Allah yang tidak pernah meninggalkan kita, bahkan saat kita mengalami ujian dan kesulitan.

Mazmur 34 menegaskan bahwa Tuhan dekat kepada orang-orang yang patah hati dan menyelamatkan jiwa yang remuk. Ini mengingatkan kita bahwa dalam setiap kesesakan, Tuhan mendengarkan teriakan kita dan memberikan penghiburan. Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering kali merasakan beban yang berat, tetapi dengan pengakuan iman kita, kita dapat menemukan kekuatan dalam doa dan pujian yang diangkat kepada-Nya. Ketika kita memuji Tuhan, kita mengingatkan diri kita akan kebaikan dan kesetiaan-Nya yang selalu hadir dalam setiap keadaan.

Dalam Injil Lukas, Yesus mengajarkan kepada kita tentang sikap hamba yang sejati, yaitu ketaatan dan semangat melayani. Hamba tidak mengharapkan imbalan untuk tugas yang dilakukannya, melainkan melayani dengan penuh kesadaran akan tanggung jawab. Ini adalah panggilan kita sebagai orang beriman – untuk melayani tanpa pamrih, mengutamakan kehendak Allah dalam setiap tindakan kita. Dengan menyadari bahwa kita adalah hamba yang tidak berguna, kita dapat menjalani hidup dengan rendah hati, bersyukur atas setiap anugerah yang diterima, dan berkomitmen untuk melanjutkan tugas pengabdian kita demi kemuliaan Allah dan kebaikan sesama.


🙏 Doa

Ibu, Bapak, dan Saudara-saudari terkasih, marilah kita menutup permenungan hari ini dengan kerendahan hati di hadapan Allah. Semoga melalui sabda-Nya, kita semakin dimampukan untuk hidup sebagai hamba yang taat, setia, dan penuh kasih, yang melayani bukan demi pujian, tetapi demi kemuliaan nama Tuhan semata.

Bapa yang Mahabaik, kami bersyukur atas kesempatan untuk melayani dan bekerja dalam ladang-Mu. Dalam segala kesederhanaan, ajarilah kami untuk menemukan sukacita dalam pengabdian, tanpa menuntut balasan, karena kami percaya bahwa kasih-Mu cukup menjadi upah bagi kami.

Di tengah dunia yang sering memuliakan kesuksesan dan penghargaan, tuntunlah hati kami agar tidak mudah tergoda oleh pujian manusia. Jadikanlah kami pribadi yang tetap rendah hati, sabar, dan teguh, yang melayani dengan cinta dan kesetiaan seperti seorang hamba sejati.

Semoga setiap karya dan pelayanan kami hari ini menjadi persembahan yang berkenan bagi-Mu. Biarlah hidup kami menjadi cermin kasih dan kebaikan-Mu, sehingga melalui tindakan sederhana kami, nama-Mu dimuliakan dan damai-Mu semakin nyata di tengah dunia. Amin.

Ya Tuhan, ajarilah dan mampukanlah kami melakukan setiap tugas dan karya kami dengan baik sebagaimana yang dilakukan oleh para hamba kepada tuan-tuan mereka. Amin.

Tags: Renungan
Share: X (Twitter) Facebook LinkedIn Whatsapp Telegram

Artikel Lainnya