Petrus di Roma
Nubuatan Gereja Roma
Berikut ini adalah tulisan perspektif dari Marty Barrack seorang Yahudi (Ibrani) yang telah menjadi Katolik dan menemukan penggenapan atas segala nubuatan dalam kitab suci bangsa Ibrani (Perjanjian Lama) serta berbagai aspek keimanan Yahudi, yang pemenuhannya telah di genapi oleh Yesus Kristus, Putra Allah, Sang Mesias Yahudi dalam penggenapan Perjanjian Allah kepada umat Israel melalui Gereja Katolik.
Nabi Daniel diasingkan ke Babel ca. 605 SM. Selama berada di sana dia menjalani kehidupan yang taat terhadap hukum-hukum Taurat. Misalnya, dia tidak yakin bahwa makanan raja yang dihidangkan telah disiapkan sesuai dengan hukum kosher (peraturan halalYahudi), maka dia tidak memakan hidangan lezat yang disajikan meja raja Dan 1:8, tapi Daniel hanya meminum air dan makan sayuran Dan 1:16.
Daniel mendapat beberapa penglihatan. Dua di antaranya secra seksama mengungkapkan sukses (pergantian kekuasaan) oleh empat imperium kerajaan non-Yahudi duniawi yang akan memerintah dan berkuasa atas bangsa Yahudi hingga kedatangan Mashiakh Tuhan yang akan memulihkan Kerajaan Allah di muka bumi.
Penglihatan Pertama Daniel: Gereja Roma
Raja Nebukadnezar melihat dalam mimpi sebuah patung yang sangat besar. Tuhan membantu Daniel untuk memahaminya:
Ya raja, tuanku melihat suatu penglihatan, yakni sebuah patung yang amat besar! Patung ini tinggi, berkilau-kilauan luar biasa, tegak di hadapan tuanku, dan tampak mendahsyatkan. Adapun patung itu, kepalanya dari emas tua, dada dan lengannya dari perak, perut dan pinggangnya dari tembaga, sedang pahanya dari besi dengan kakinya sebagian dari besi & sebagian lagi dari tanah liat. Sementara tuanku melihatnya, terungkit lepas sebuah batu tanpa perbuatan tangan manusia, lalu menimpa patung itu, tepat pada kakinya yang dari besi dan tanah liat itu, sehingga remuk. Maka dengan sekaligus diremukkannyalah juga besi, tanah liat, tembaga, perak dan emas itu, dan semuanya menjadi seperti sekam di tempat pengirikan pada musim panas, lalu angin menghembuskannya, sehingga tidak ada bekas-bekasnya yang ditemukan. Tetapi batu yang menimpa patung itu menjadi gunung besar yang memenuhi seluruh bumi. Dan 2:31 – 35.
Itu adalah mimpi raja. Lalu Tuhan pun membantu Daniel menafsirkannya :
“Ya tuanku raja, raja segala raja, yang kepadanya oleh Allah semesta langit telah diberikan kerajaan, kekuasaan, kekuatan dan kemuliaan, & yg ke dalam tangannya telah diserahkan-Nya anak-anak manusia, di mana pun mereka berada, binatang-binatang di padang dan burung-burung di udara, dan yang dibuat-Nya menjadi kuasa atas semuanya itu – tuankulah kepala yang dari emas itu. Tetapi sesudah tuanku akan muncul suatu kerajaan lain, yang kurang besar dari kerajaan tuanku; kemudian suatu kerajaan lagi, yakni yang ketiga, dari tembaga, yang akan berkuasa atas seluruh bumi. Sesudah itu akan ada suatu kerajaan yang keempat, yang keras seperti besi, tepat seperti besi yang meremukkan dan menghancurkan segala sesuatu; dan seperti besi yang menghancurluluhkan, maka kerajaan ini akan meremukkan dan menghancurluluhkan semuanya. Dan seperti tuanku lihat kaki dan jari-jarinya sebagian dari tanah liat tukang periuk dan sebagian lagi dari besi, itu berarti, bahwa kerajaan itu terbagi; memang kerajaan itu juga keras seperti besi, sesuai dengan yang tuanku lihat besi itu bercampur dengan tanah liat. Tetapi sebagaimana jari-jari kaki itu sebagian dari besi dan sebagian lagi dari tanah liat, demikianlah kerajaan itu akan menjadi keras sebagian dan rapuh sebagian. Seperti tuanku lihat besi bercampur dengan tanah liat, itu berarti: mereka akan bercampur oleh perkawinan, tetapi tidak akan merupakan satu kesatuan, seperti besi tidak dapat bercampur dengan tanah liat. Tetapi pada zaman raja-raja, Allah semesta langit akan mendirikan suatu kerajaan yang tidak akan binasa sampai selama-lamanya, dan kekuasaan tidak akan beralih lagi kepada bangsa lain: kerajaan itu akan meremukkan segala kerajaan dan menghabisinya, tetapi kerajaan itu sendiri akan tetap untuk selama-lamanya, tepat seperti yang tuanku lihat, bahwa tanpa perbuatan tangan manusia sebuah batu terungkit lepas dari gunung dan meremukkan besi, tembaga, tanah liat, perak dan emas itu. Allah yang maha besar telah memberitahukan kepada tuanku raja apa yang akan terjadi di kemudian hari; mimpi itu adalah benar & maknanya dapat dipercayai.” Dan 2:37 – 45.
Penafsiran Daniel sangat penting dalam dua ayat terakhirnya:
“Tetapi pada zaman raja-raja, Allah semesta langit akan mendirikan suatu kerajaan yang tidak akan binasa sampai selama-lamanya, dan kekuasaan tidak akan beralih lagi kepada bangsa lain: kerajaan itu akan meremukkan segala kerajaan dan menghabisinya, tetapi kerajaan itu sendiri akan tetap untuk selama-lamanya, tepat seperti yang tuanku lihat, bahwa tanpa perbuatan tangan manusia sebuah batu terungkit lepas dari gunung dan meremukkan besi, tembaga, tanah liat, perak dan emas itu”. Dan 2 : 44-45 .
Keempat kerajaan kafir (gentiles) tersebut adalah Kerajaan Babilonia (sekitar 587-539 SM), Kerajaan Media-Persia (sekitar 539-331 SM), Kerajaan Yunani (sekitar 331-168 SM), dan Kerajaan Romawi (63 SM - 70 M)
Masing² dari keempat kerajaan tersebut telah mempersiapkan Mesias yg datang dari Tuhan. Pada masa Kekaisaran Babilonia Yehezkiel & Daniel menyebut Raja Nebukadnezar dari Babel sebagai “Raja segala raja” Yehezkiel 26:7; Dan 2:37. Rabi Yeshua juga disebut sebagai “Raja segala raja” 1 Tim 6:15; Wahyu 17:14; 19:16 .
Pada masa Imperium yang kedua yaitu Kerajaan Media-Persia, Yesaya menyebut Raja Cyrus dari Persia sebagai “Yang Diurapi” (mashiakh) (Yes 45:1), sebagai sebuah gelar yang luar biasa untuk seorang raja non Yahudi oleh nabi Ibrani yang tertulis dalam Kitab Suci Ibrani. Rabi Yeshua juga disebut sebagai Mashiakh (Yoh 1:41); (Yoh 04:25). Kemudian dimasa imperium kerajaan yang ketiga ada Alexander Agung raja Yunani yang menyatukan seluruh wilayah Mediterania melalui penaklukkannya, menggelari dirinya sendiri sebagai “Anak Allah”, dan wafat pada usia 33 tahun. Begitu juga Rabi Yeshua sering disebut sebagai *Anak Allah * (Mat 14:33).
Kekaisaran Romawi menyebabkan Rabi Yeshua dilahirkan di Beth Lekhem (Ibrani: “Rumah Roti”) Yoh 6:51 .
“Pada waktu itu Kaisar Agustus mengeluarkan suatu perintah, menyuruh mendaftarkan semua orang di seluruh dunia. Demikian juga Yusuf pergi dari kota Nazaret di Galilea ke Yudea, ke kota Daud yang bernama Betlehem, – karena ia berasal dari keluarga dan keturunan Daud – supaya didaftarkan bersama-sama dengan Maria, tunangannya, yang sedang mengandung dan ia melahirkan seorang anak laki-laki, anaknya yang sulung, lalu dibungkusnya dengan lampin dan dibaringkannya di dalam palungan, karena tidak ada tempat bagi mereka di rumah penginapan.”(Luk.2: 1, 4, 5, 7 ).
Batu karang di Mat 16:18 yg menghancurkan dalam Dan 2:44, semua kerajaan duniawi yg muncul sebelumnya digantikan kemudian oleh “kerajaan kekal yang tidak berkesudahan” Luk.1:33, itulah Gereja Katolik, yang tiba tepat masanya pada periode waktu kekuasaan imperium kerajaan keempat.
Refleksi dan Pandangan Iman Pribadi penulis sebagai seorang Yahudi yang convert ke Katolik :
St Gabriel sang Malaikat Agung, yang namanya dalam bahasa Ibrani, gavriel, berarti “abdi Allah yang perkasa,” berkata kepada Daniel, “Tujuh puluh kali tujuh masa telah ditetapkan atas bangsamu & atas kotamu yang kudus, untuk melenyapkan kefasikan, utk mengakhiri dosa, utk menghapuskan kesalahan, untuk mendatangkan keadilan yg kekal, untuk menggenapkan penglihatan dan nabi, dan untuk mengurapi yang maha kudus”. Dan 9:24 .
Dalam pandangan pribadi dan refleksi iman penulis sebagai orang Ibrani :
“Tujuh puluh kali tujuh masa” artinya umat Allah Israel mempunyai waktu 490 tahun (70 x 7 = 490) untuk mempersiapkan kedatangan Mashiakh. Titik awalnya adalah ketika: “dari saat firman itu keluar, yakni bahwa Yerusalem akan dipulihkan dan dibangun kembali” (Dan 9:25).
Menggunakan referensi perkiraan tentang masa-masa waktu periode di Alkitab, lewat kalkulasi perhitungan menggunakan /teknologi Logos Timeline (Aplikasi Alkitab Logos), menetapkan tahun 458 SM sbagai waktu dimana nabi Ezra mengumpulkan bangsa Israel di pembuangan Babilonia untuk melakukan perjalanan pulang ke Yerusalem guna mulai membangun kembali Bait Suci dan Yerusalem. Berdasarkan penetapan masa tahun tersebut, jika kita menambahkan 490 tahun sejak masa itu maka kita akan tiba di tahun 32 M, yang merupakan masa ketika Rabbi Yeshua melakukan pewartaan Injil secara terbuka.
Jika kita berasumsi dua tahun sejak pertama kali Raja Artaxerxes/Ahasyweros (Raja Persia di periode imperium Kerajaan II) memberikan izinnya kepada bangsa Israel, hingga saat Nabi Ezra menyelesaikan persiapannya (lih: Ezr 4), maka tanggal tersebut akan mundur ke tahun 30 M, tepat ketika pelayanan publik Rabi Yeshua dimulai di wilayah Yudea. Mengonfirmasi tanggal tersebut, Dionysius Exiguus (sejarawan matematika dan Bapa Gereja Timur abad ke 6) menentukan perhitungan tahun dimana penyaliban Rabbi Yeshua jatuh pada penetapan tahun 33 M. Dan kita diingatkan saat St. Gabriel sang Malaikat Agung yang juga tertulis muncul dalam kitab Injil saat membawa kabar gembira kepada Perawan Maria di Luk 1:26 – 27.
St Gabriel memberikan Daniel nubuatan tambahan tentang “tujuh kali tujuh masa” dan “enam puluh dua kali tujuh masa” Dan 9:25. Dari sudut pandang pribadi sebagai Katolik, hal ini berkaitan dengan pembangunan kembali Bait Suci yang kedua oleh raja Herodes dan penghancuran terakhir Bait Suci oleh Jendral Titus dari Roma pada tahun 70 M, (namun karena hal tersebut tidak diperlukan karena hanya akan dianggap menjadi sekedar pembenaran atas Gereja Katolik Roma) kita akan mengabaikannya di sini.
Penglihatan yg Kedua nabi Daniel : “Anak Manusia”
Penglihatan Daniel tentang empat binatang, (sekitar thn 553 SM), memperlihatkan empat binatang yang muncul dari laut besar :
“Yang pertama rupanya seperti seekor singa, dan mempunyai sayap burung rajawali; aku terus melihatnya sampai sayapnya tercabut dan ia terangkat dari tanah dan ditegakkan pada dua kaki seperti manusia, dan kepadanya diberikan hati manusia. Dan tampak ada seekor binatang yang lain, yang kedua, rupanya seperti beruang; ia berdiri pada sisinya yang sebelah, dan tiga tulang rusuk masih ada di dalam mulutnya di antara giginya. Dan demikianlah dikatakan kepadanya: Ayo, makanlah daging banyak-banyak. Kemudian aku melihat, tampak seekor binatang yang lain, rupanya seperti macan tutul; ada empat sayap burung pada punggungnya, lagipula binatang itu berkepala empat, dan kepadanya diberikan kekuasaan. Kemudian aku melihat dalam penglihatan malam itu, tampak seekor binatang yang keempat, yang menakutkan dan mendahsyatkan, dan ia sangat kuat. Ia bergigi besar dari besi; ia melahap dan meremukkan, dan sisanya diinjak-injaknya dengan kakinya; ia berbeda dengan segala binatang yang terdahulu; lagipula ia bertanduk sepuluh.” Dan 7: 4-7.
Singa bersayap adalah lambang umum Kekaisaran Babilonia. Beruang yang “berdiri pada sisinya yang sebelah” adalah Kekaisaran Media-Persia, yang di dalamnya wilayah Persia jauh lebih kuat; tiga tulang rusuk masih ada di dalam mulutnya menandakan bahwa Kerajaan Media-Persia mengalahkan aliansi Mesir, Lydia, dan Babilonia. Macan tutul bersayap empat dan berkepala empat adalah kerajaan Yunani. Keempat sayapnya mewakili pertumbuhan pesatnya di bawah pemerintahan Alexander Agung. Keempat kepala tersebut adalah empat jenderal yang membagi kekaisaran menjadi empat provinsi, Makedonia, Asia Kecil, Mesir, dan Suriah, setelah kematian Alexander. Binatang keempat bukanlah seekor binatang sama sekali, melainkan sesuatu yang “mengerikan dan mengerikan & sangat kuat”. Daniel memberi tahu kita bahwa “Binatang yang keempat itu ialah kerajaan yang keempat yang akan ada di bumi, yang akan berbeda dengan segala kerajaan dan akan menelan seluruh bumi, menginjak-injaknya dan meremukkannya”. Dan 7 :23.
Dalam penglihatan ini, seperti dalam penglihatan pertama di atas, Tuhan melakukan campur tangan secara ajaib selama periode masa kerajaan Binatang Keempat.
“Aku terus melihat dalam penglihatan malam itu, tampak datang dengan awan-awan dari langit seorang seperti anak manusia; datanglah ia kepada Yang Lanjut Usianya itu, dan ia dibawa ke hadapan-Nya. Lalu diberikan kepadanya kekuasaan dan kemuliaan dan kekuasaan sebagai raja, maka orang-orang dari segala bangsa, suku bangsa dan bahasa mengabdi kepadanya. Kekuasaannya ialah kekuasaan yang kekal, yang tidak akan lenyap, dan kerajaannya ialah kerajaan yang tidak akan musnah ”. (Dan 7:13 – 14).
Ketika Kayafas bertanya kepada Rabbi Yeshua apakah dia adalah Anak Allah, *Rabbi Yeshua menjawab :
“Akulah Dia, dan kamu akan melihat Anak Manusia duduk di sebelah kanan Yang Mahakuasa dan datang di tengah-tengah awan-awan di langit*.” (Markus 14:62).
Mungkin yang paling mencengangkan dari semuanya, binatang buas yang paling mengerikan tentu saja adalah Roma, dengan penganiayaan yang mengerikan terhadap orang² Kristen selama tiga ratus tahun hingga masa Kaisar Konstantinus. Namun kemudian lihatlah apa yang dinubuatkan oleh Daniel :
“Maka pemerintahan, kekuasaan dan kebesaran dari kerajaan-kerajaan di bawah semesta langit akan diberikan kepada orang² kudus, umat Yang Mahatinggi : pemerintahan mereka adalah pemerintahan yang kekal, dan segala kekuasaan akan mengabdi dan patuh kepada mereka”. (Dan 7:27).
Sebagaimana kita ketahui, Imperium Romawi berakhir, dan Roma diberikan kepada “orang-orang kudus, umat Yang Mahatinggi :” (Dan 7:27), yaitu Gereja Katolik.
Gereja Katolik di Roma
Orang² Yahudi mengharapkan Mashiakh untuk menaklukkan Kekaisaran Romawi dan memulihkan Kerajaan Israel keturunan Daud. Shlikhim Rabbi Yeshua (para murid Yesus) sendiri pernah bertanya, “Tuhan, maukah Engkau pada masa ini memulihkan kerajaan bagi Israel?” (Kisah Para Rasul 1:6).
Maka pada masa mereka (di masa hidup para rasul Kristus), Tuhan Yesus menjadikan alat penyiksaan khas Kekaisaran Romawi, yaitu salib, menjadi simbol untuk penyelamatan dunia. Dan di masa saat banyak orang yang mengenal Kristus masih hidup saat itu, melalui Rabbi Kefa murid-Nya, dia mendirikan tahta-Nya di Roma (lewat kemartiran Petrus dengan cara disalibkan namun terbalik, mengikuti teladan Yesus).
Rabi Yeshua : Adam Baru
Tradisi Yahudi telah lama mencari Adam, Hawa dan Musa yang baru. “seorang nabi akan Kubangkitkan bagi mereka dari antara saudara mereka, seperti engkau ini; Aku akan menaruh firman-Ku dalam mulutnya, dan ia akan mengatakan kepada mereka segala yang Kuperintahkan kepadanya.” (Ulangan 18:15) .
Berlanjutnya pemerintahan Bunda Gereja yang Kudus yang mengambil alih kekuasaan Imperium Roma dan melalui penggunaan bahasanya (Latin) merupakan suatu tanda bagi orang-orang Yahudi. Rabi Yeshua memang telah menaklukkan Roma, Surat kepada Gereja di Roma adalah bagian dari kitab Perjanjian Baru, dan Ia telah mewujudkan Israel baru yang telah Ia persiapkan sejak permulaan zaman.
Rabbi Yeshua telah menetapkan standar keimanan yang tinggi. Itu lebih dari sekedar menggunakan Salib utuk menyelamatkan dunia. Adalah dua pengujian Iman yang besar, melalui hukum Nuh tentang hukum aturan memakan daging (Kej 9:4) dan Taurat mitzvah yang melarang memakan darah (Im 17:10). Hanya seorang Yahudi yang telah siap menjadi Israel di dalam hatinya (Israel Rohani), untuk bergumul dng Tuhan dalam latihan spiritual yang menguatkan jiwa kita, yang dapat mengatasi kekhawatiran ini.
Para rabi Yahudi di masa Yesus memahami penafsiran Taurat yang otoritatif. Mereka tahu bahwa Mashiakh Tuhan, ketika dia datang, maka Ia akan menjadi penafsir tertinggi terhadap Hukum Taurat.
Berdasarkan Bet Din (institusi kewenangan otoritatif dalam tafsir Hukum Taurat dan kehidupan bangsa Yahudi) mengenai Rabi Yeshua kemungkinan besar akan menyimpulkan bahwa Rabi Yeshua sungguh adalah Mashiakh yang datang Tuhan; dimana bukti-buktinya telah menjamin keyakinan akan hal itu. Namun Kayafas dan imam-imam kepalanya di Sanhedrin adalah para penafsir yang memang sangat berwenang sejak sebelumnya, dan mereka sungguh menyukai posisi mereka tersebut. Kemungkinan bagi mereka untuk menjadi seperti Musa, yang patuh dengan rendah hati di hadapan Penafsir Tertinggi (Mesias), tidak menarik bagi mereka (Kayafas dkk). Mereka lalu mencurangi persidangan/Sanhedrin untuk memastikan bahwa putusan mereka bukanlah untuk kemuliaan nama Tuhan yang telah mengutus PutraNya, melainkan atas tuduhan penghujatan (Penistaan terhadap Allah Israel), sehingga meningkatkan keraguan terhadap sang Mesias ditengah orang Yahudi. Tetapi mereka lupa akan Kitab Suci mereka sendiri Kel 14:28. Tuhan Allah Abraham, Ishak dan Yakub akan selalu menang.
Rabbi Yeshua adalah sang Halakha (Hukum Yahudi), Taurat yang telah menjelma menjadi manusia (tidak ada yang mustahil bagi Tuhan/Mat 19:26). *](http://www.drbo.org/x/d?b=drb&bk=47&ch=19&l=26#x) Saat itu banyak orang Yahudi di jalan-jalan melihat [Rabi Yeshua](https://secondexodus.com/home/rabbi-yeshua/), “penuh kasih karunia dan kebenaran” [Yoh 1:14](http://www.drbo.org/x/d?b=drb&bk=50&ch=1&l=14#x) dan telah paham. Peran bangsa Ibrani dalam sejarah keselamatan sejak awal telah Tuhan Allah nyatakan kepada [Rabbi ](https://secondexodus.com/the-catechism/god-of-israel/)[Yeshua](https://secondexodus.com/home/rabbi-yeshua/). Melalui pertemuan Abram dng [Melkisedek](https://secondexodus.com/the-spiritual-war/formative-professions/), dlm kesediaan Abraham untuk mengorbankan Ishak di [Gunung Moriah ](http://www.jewishvirtuallibrary.org/jsource/Society_&_Culture/geo/Moriah.html)([Kej 22:10](http://www.drbo.org/x/d?b=drb&bk=1&ch=22&l=10#x)), dalam [Musa](https://www.jewishvirtuallibrary.org/moses), sepanjang sejarah keselamatan berabad-abad, peran bangsa Ibrani adalah untuk menyaksikan bahwa bahkan dengan Taurat [,](https://secondexodus.com/eternal-israel/the-torah/) atau bahkan dengan [Shkhina](https://secondexodus.com/home/words/shkhina/) (Tempat berdiam Allah di Kemah Musa maupun di Bait Suci Salomo), kita tidak dapat menaati perintah Allah (melakukan kehendak Bapa) tanpa [Rabi Yeshua](https://secondexodus.com/home/rabbi-yeshua/), yaitu [Shkhina* yang menjadi manusia.
“Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa.” (Yoh 15:5 ).
Orang Ibrani di masa saat Yesus berjalan-jalan ditengah mereka akan mengingat nubuatan ayat Kitab Suci berikut :
“Tetapi beginilah perjanjian yang Kuadakan dengan kaum Israel sesudah waktu itu, demikianlah firman TUHAN : Aku akan menaruh Taurat-Ku dalam batin mereka dan menuliskannya dalam hati mereka; maka Aku akan menjadi Allah mereka dan mereka akan menjadi umat-Ku. Dan tidak usah lagi orang mengajar sesamanya atau mengajar saudaranya dengan mengatakan : Kenallah TUHAN! Sebab mereka semua, besar kecil, akan mengenal Aku, demikianlah firman TUHAN, sebab Aku akan mengampuni kesalahan mereka & tdak lagi mengingat dosa mereka.” Yer 31:33 – 34.
Inkarnasi Rabbi Yeshua adalah kehadiran yang luar biasa.
“Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu. Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Pada kedua hukum inilah tergantung seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi””. (Mat 22:37 – 40 ).
“Mereka takjub mendengar pengajaran-Nya, sebab Ia mengajar mereka sebagai orang yang berkuasa, tidak seperti ahli-ahli Taurat.” (Mrk 1:22). Kasih dan otoritasnya yang mutlak mengingatkan para pengikutnya akan Tuhan sendiri.
Lihatlah orang banyak! Bukti-bukti itu Membenarkan Iman, dan begitu banyak orang Yahudi yang mengikutinya.
Sanhedrin tahu bahwa orang - orang Yahudi di sepanjang jalan-jalan-Nya telah mengikuti Rabbi Yeshua.
“Dan mereka berusaha untuk menangkap Dia, tetapi mereka takut kepada orang banyak, karena orang banyak itu menganggap Dia nabi”. (Mat 21:46). Mereka mencoba menangkapNya, namun takut pada orang banyak!
Vikaris Rabbi Yeshua
Rabbi Kefa mendirikan tahtanya di Roma. Hal ini menjadikannya Uskup Roma yang pertama. Karena ia juga merupakan vikaris pilihan Rabi Yeshua (Yoh 21: 15-17) ia juga merupakan kepala seluruh Gereja Katolik. Sejak awal tradisi tetap ada bahwa siapa pun yang menjadi Uskup Roma juga merupakan kepala seluruh Gereja.
Status Rabi Kefa sebagai Uskup Roma yang pertama, telah dinubuatkan dalam Kitab Daniel, berlanjut dengan banyak penulis Kristen mula-mula (Bapa-Bapa Gereja) yang menyebut Rabi Kefa sebagai kepala Gereja di Roma, yang juga dibuktikan dengan ditemukannya tulang-belulangnya di bawah altar yang tinggi. Basilika Santo Petrus.
Mengapa Rabbi Kefa pergi ke negeri Roma yang kafir? Kita ingat bahwa Yehuda HaMaccabi (Yudas Makabe) telah membentuk persekutuan dengan Roma seperti yang tertulis di 1 Mak 8:19 – 20, dan banyak orang Yahudi telah melakukan perjalanan dari Israel ke Roma. Komunitas orang-orang Yahudi di Roma tetap eksis sejak saat itu. Kita tahu bahwa, setelah Kisah Para Rasul 10:34 – 35, Rabi Kefa menyatakan bahwa Allah berkenan kepada orang-orang Ibrani maupun orang kafir (non-Yahudi). Selain itu, Kekaisaran Romawi menjalankan pemerintahannya di sana, sehingga kota Roma saat itu dikaitkan sebagai pusat otoritas dunia. Tentu saja, pada abad pertama Masehi segalanya tampak berbeda saat itu. Bangsa Romawi telah menaklukkan Yudea. Surat pertama Rabbi Kefa ditujukan “Kepada orang-orang pendatang yang tersebar” (1 Pet 1:1). Orang-orang Yahudi secara tradisional menyebut diri mereka kaum Diaspora yang berada di luar wilayah Yudea, tempat pusat kepercayaan iman mereka. Rabi Kefa di sini jelas mengacu pada Roma, seperti yang dikemukakan kemudian dalam rujukannya pada Gereja di Babel, kata sandi untuk Roma.
Eusebius, dalam tulisannya yang berjudul The Chronicle, tahun 303 M, menulis, “Dikatakan bahwa surat Petrus yang pertama, yang di dalamnya ia menyebutkan tentang Markus, ditulis di Roma sendiri; dan bahwa ia sendiri yang menunjukkan hal ini, dengan menyebut kota itu secara kiasan sebagai Babilon.” Kaisar Romawi mengetahui bahwa Rabi Kefa adalah kepala Gereja. Penganiayaan terhadap mereka membuat umat Kristen disarankan untuk menggunakan kata-kata sandi dan katakombe. Umat Kristen mula-mula menandai tempat ibadah mereka dengan menggambar seekor ikan, dan di dalamnya tertulis Ichthus, kata Yunani untuk “ikan”. Dalam bahasa Yunani, Ichthus** ** adalah akronim dari “Yeshua Mashiakh [Yesus Kristus], Anak Allah, Juru Selamat,” dan juga mengingatkan umat Kristen pada Rabi Kefa sang nelayan murid Yesus.
Gereja Katolik mengingatkan kita bahwa Rabbi Yeshua mengubah nama Shimeon menjadi Rabbi Kefa ( Mat 16:18) di Kaisarea Filipi, di hadapan tembok batu besar yang menopang Gunung Hermon. Kota ini disebut Kaisarea Filipi karena di atas batu besar itu terdapat sebuah kuil kafir yang didedikasikan kepada kaisar “ilahi” Caesar Augustus (Kuil penyembahan terhadap Kaisar).
Ingatlah nubuatan Daniel tentang kerajaan keempat di bumi (Dan 7:23) ,yang merupakan Kekaisaran Romawi, dan tentang batu karang seperti yang tertulis di Mat 16:18 yang tidak dipotong dari gunung oleh tangan manusia Mat 16:17 dan menghancurkan besi, perunggu, tanah liat, perak dan emas menjadi berkeping-keping Dan 2:44 – 45. Rabbi Yeshua membawa shlikhimnya (murid-murid) ke tempat di Israel yang paling dekat dengan otoritas Imperium Roma. Di sana dia menjadikan sang manusia menjadi “batu karang” (Mat 16:18) dan memberinya kunci kerajaan (Mat 16:19), dengan demikian menghubungkan peran Rabbi Kefa dengan kerajaan Roma. Dalam salah satu perjalanan misionaris selanjutnya :
“Tuhan datang berdiri di sisinya (Rasul Paulus) dan berkata kepadanya: “Kuatkanlah hatimu, sebab sebagaimana engkau dengan berani telah bersaksi tentang Aku di Yerusalem, demikian jugalah hendaknya engkau pergi bersaksi di Roma.” (Kis 23:11).
Kitab Kisah Para Rasul menyebutkan Rabbi Kefa ‘absen’ dari Yerusalem antara tahun 42 M dan 49 M. Jika perjalanan Rabbi Kefa ke “tempat lain” seperti yang tertulis dalam Kisah Para Rasul 12:17 yang adalah Roma, maka dia akan tiba di Roma pada tahun 42 M. Telah ada “ pendatang dari Roma, baik Yahudi maupun [Kristen non-Yahudi]” di Kisah Para Rasul 2:10, yang telah mendengar Rabbi Kefa berkhotbah di Yerusalem sebagai bagian dari mukjizat Pentakosta (Kisah Para Rasul 2:6) . Sejumlah orang Yahudi juga menerima pewartaanInjil dari Rabbi Kefa. Dia pasti telah mewartakan komunitas awal ini dengan semangat yang besar, seingga pada tahun 49 M, Kaisar Romawi Claudius mengusir semua orang Yahudi dari Roma. (Kisah 18:2). Sejarawan Romawi Suetonius mencatat bahwa orang-orang Yahudi Roma terus-menerus melakukan kekisruhan, setelah diprovokasi oleh “Chrestus”, pemimpin mereka” ( Cludius , 25). Tidak ada catatan di tempat lain mengenai seorang Yahudi Roma bernama Chrestus** , jadi itu pastilah kesalahan pengucapan dari kata **“Christus” . Setelah itu Rabi Kefa diusir bersama orang-orang Yahudi lainnya, dan kita melihatnya kembali di Yerusalem pada tahun yang sama (42 M) (Kisah Para Rasul 15:7).
Dalam Kisah Para Rasul, kita tidak lagi mendengar tentang Rabbi Kefa setelah Konsili Yerusalem, yang diperkirakan terjadi sekitar tahun 49 M. Kita lebih banyak mendengar tentang perjalanan Rabbi Paul dan kita tahu bahwa Rabbi Kefa dan Shaul (Paulus) sama-sama dieksekusi mati pada tahun 67 M, jadi kita tahu bahwa Rabbi Kefa ada di tempat lain selama tahun-tahun itu (diluar Yudea), yang mana catatan-catatan sejarah merujuk itu ke Roma. Pada tahun 55 M, Kaisar Claudius wafat, dan dekritnya untuk mengusir orang-orang Yahudi dari Roma dicabut pada tahun 56 M. Maka orang-orang Yahudi Roma yang telah diusir sebelumnya pun kembali lagi secara massal ke Roma, yang hampir pasti terjadi ketika Rabi Paulus menulis Suratnya kepada Jemaat di Roma. Tanpa campur tangan orang-orang Yahudi, komunitas Kristen non-Yahudi di Roma ternyata telah tumbuh menjadi komunitas yang aktif dan dinamis yang “imanmu diberitakan di seluruh dunia” (Rm 1:8). Aquila dan Priscilla kembali ke Roma dan membuka rumah mereka sendiri sebagai gereja Rom 16:5.
Umat Kristen mula-mula menerima Uskup Roma sebagai kepala Gereja. Perbedaan muncul di dalam Gereja di Korintus sekitar tahun 80 M. Rabi Yokhanan (Rasul Yohanes), Rasul, yang saat itu tinggal di Efesus, lebih dekat ke Korintus daripada Roma, memiliki otoritas yang sangat besar, namun permasalahan di gereja Korintus saat itu justru ditangani oleh Uskup Roma yang keempat, Paus St. Klemens I, sang penerus ketiga Rabbi Kefa sebagai Uskup Roma pada masanya. Sejarah mencatat bahwa rombongan yang terdiri dari tiga orang utusan melakukan perjalanan dari Roma ke Korintus dengan membawa Surat Paus St. Clement kepada Jemaat di Korintus, yang ditulis dengan nada yang diharapkan untuk dipatuhi. Merujuk referensi pada tulisan tersebut di New Advent yang menyatakan, “Clement jelas-jelas menulis secara resmi, dengan segala otoritas Gereja Roma”.
Pusat Dan Tujuan Segala Sejarah
Kuasa kedatangan Rabbi Yeshua di bumi begitu besar sehingga ia membagi seluruh perjalan sejarah menjadi dua (era waktu Sebelum Masehi dan Sesuda Masehi). Dia memberi kita tanda yang jelas. Tepat pada saat Pengorbanan Terakhir- Nya :
“Dan lihatlah, tabir Bait Suci terbelah dua dari atas sampai ke bawah dan terjadilah gempa bumi, dan bukit-bukit batu terbelah,” (Mat 27:51).
Dan lihatlah, setiap peristiwa di bumi diukur berdasarkan tahun² sebelum atau sesudah kedatanganNya (Yesus Kristus). St Yohanes Paulus II, dalam kata-kata pertama dari ensiklik pertamanya, Redemptor Hominis, menyatakan, “Sang Penebus umat manusia, Yesus Kristus, adalah pusat alam semesta dan sejarah”. Sejarah bangsa Israel, umat Allah, mengarah sampai pada kedatangan Rabi Yeshua, sedangkan sejarah umat Allah, Gereja Katolik, dimulai dari kedatangan tersebut. Tanah Suci-Nya, Tanah Israel, adalah pusat ciptaan Tuhan, sebagai persimpangan jalan dunia, sebagai terang dunia.
Kita mengingat bahwa hari raya Ibrani rosh hashanah, kepala suatu tahun (Hari Pertama dalam suatu Tahun menurut Kalender Ibrani), terjadi pada hari pertama bulan ketujuh, yang secara matematis merupakan pusat tahun tersebut. Melalui hari raya ini, Tuhan mengajarkan kita perspektif-Nya tentang hakikat waktu. Kepemimpinan, yang pertama dalam urutan waktu, adalah yang terjadi didalam pusat seluruh sejarah.
Oleh :
Marty Barrack (Jewish Catholic) member of Association of Hebrew Catholics (AHC).
Sumber :
https://secondexodus.com/eternal-israel/prophecy-and-fulfillment/