LIVE DKC JUMAT, 21 MARET 2025 PUKUL 19:00 WIB: SUKSESI APOSTOLIK TIDAK ADA DALAM KITAB SUCI...??? @LogikaKatolik-j5y

.Sementara kemanusiaan Kristus yang menawan diremukkan begitu rupa ke tanah di bawah beban sengsara yang mengerikan, para malaikat menampakkan diri penuh dengan kasih sayang. Ada jeda, dan aku beranggapan bahwa mereka dengan segenap hati ingin menghibur-Nya dan berdoa untuk itu di hadapan tahta Allah. Segera tampak, seolah-olah, suatu pergumulan antara belas kasihan dan keadilan Allah dengan kasih yg mengurbankan diri. Aku diperkenankan melihat gambaran Allah, tidak seperti sebelumnya, duduk di atas sebuah tahta, melainkan dalam suatu bentuk yang bercahaya. Aku memandang kodrat ilahi Putra dalam Pribadi Bapa dan seakan-akan, ditarik ke dlm pelukan-Nya; Pribadi Roh Kudus meneruskan dari Bapa dan Putra, dapat dikatakan, di antara mereka, namun demikian semuanya itu merupakan hanya satu Allah – tetapi hal-hal ini tak dapat dilukiskan."

By Manuel (Tim DKC)

31 menit bacaan

Share: X (Twitter) Facebook LinkedIn Whatsapp Telegram

LIVE DKC JUMAT, 21 MARET 2025 PUKUL 19:00 WIB: SUKSESI APOSTOLIK TIDAK ADA DALAM KITAB SUCI…??? @LogikaKatolik-j5y

Otoritas Kerasulan dan Suksesi Berdasarkan Kitab Suci

Para Pemimpin yang Ditahbiskan Berbagi dalam Pelayanan dan Otoritas Yesus

Matius 10:1, 40 – Yesus menyatakan kepada para rasul-Nya, “Barangsiapa menyambut kamu, ia menyambut Aku, dan barangsiapa menolak kamu, ia menolak Aku dan Dia yang mengutus Aku.” Yesus dengan bebas memberikan otoritas-Nya kepada para rasul agar mereka dapat secara efektif mempertobatkan dunia.

Matius 16:19, 18:18 – Para rasul diberi otoritas Kristus untuk membuat keputusan yang terlihat di bumi yang akan disahkan di surga. Allah membangkitkan umat manusia di dalam Kristus dng meninggikan para pemimpin pilihan-Nya & menganugerahi mereka dengan otoritas dan kasih karunia yang mereka perlukan untuk membawa pertobatan bagi semua orang. Tanpa otoritas pusat di dlm Gereja, akan terjadi kekacauan (seperti yg terjadi di dalam Protestan).

Lukas 9:1, 10:19 – Yesus memberi para rasul kuasa atas hal-hal yang alamiah dan supernatural (penyakit, setan, ular, dan kalajengking).

Lukas 10:16 – Yesus berkata kepada para rasul-Nya, “barangsiapa mendengarkan kamu, ia mendengarkan Aku.” Ketika kita mendengarkan pengajaran para uskup tentang iman, kita mendengarkan Kristus sendiri.

Lukas 22:29 – Bapa memberikan kerajaan kepada Anak, dan Anak memberikan kerajaan kepada para rasul. Karunia itu dipindahkan dari Bapa kepada Anak kepada para rasul.

Bilangan 16:28 – Otoritas Bapa dialihkan kepada Musa. Musa tidak berbicara sendiri. Ini adalah pemindahan otoritas yang nyata.

Yohanes 5:30 – Demikian pula, Yesus sebagai manusia tidak melakukan apa pun dari otoritas-Nya sendiri, tetapi Ia bertindak di bawah otoritas Bapa.

Yohanes 7:16-17 – Yesus sebagai manusia menyatakan bahwa otoritas-Nya bukan berasal dari diri-Nya sendiri, tetapi dari Allah. Dia akan mengalihkan otoritas ini kepada orang lain.

Yohanes 8:28 – Yesus berkata bahwa Ia tidak melakukan apa pun atas otoritas-Nya sendiri. Demikian pula, para rasul tidak akan melakukan apa pun atas otoritas mereka sendiri. Otoritas mereka berasal dari Allah.

Yohanes 12:49 – Otoritas Bapa telah dipindahkan kepada Anak. Sang Anak tidak berbicara atas kehendak-Nya sendiri. Ini adalah pemindahan otoritas ilahi.

Yohanes 13:20 – Yesus berkata, “Barangsiapa menerima orang yang Kuutus, ia menerima Aku.” Barangsiapa menerima para rasul, menerima Kristus sendiri. Barangsiapa menolak para rasul dan para penerus mereka, menolak Kristus.

Yohanes 14:10 – Yesus berkata bahwa Firman yang Dia ucapkan bukanlah otoritas-Nya sendiri, tetapi dari Bapa. Karunia itu berasal dari Bapa kepada Yesus kepada para rasul.

Yohanes 16:14-15 – Apa yang Bapa miliki, Anak miliki, dan Anak memberikannya kepada para rasul. Otoritas tersebut tidak berkurang atau dikurangi.

Yohanes 17:18; 20:21 – Sebagaimana Bapa mengutus Anak, Anak mengutus para rasul. Para rasul memiliki otoritas yang ditetapkan secara ilahi.

Kisah Para Rasul 20:28 – Para rasul adalah gembala dan penjaga yang ditunjuk oleh Roh Kudus (bdk. 1 Petrus 2:25 – Yesus adalah Gembala dan Penjaga). Para rasul, dengan kuasa Roh Kudus, berbagi pelayanan dan otoritas Kristus.

Yeremia 23:1-8; Yehezkiel 34:1-10 – Para gembala harus menggembalakan domba-domba, atau mereka akan dimintai pertanggungjawaban oleh Allah.

Efesus 2:20 – Iman Kristen dibangun di atas dasar para rasul. Kata “dasar” membuktikan bahwa iman ini tidak mati bersama para rasul, tetapi terus berlanjut melalui penerusan.

Efesus 2:20; Wahyu 21:9,14 – Kata “rumah tangga”, “Mempelai Anak Domba”, “Yerusalem baru” semuanya adalah metafora untuk Gereja yang fondasinya adalah para rasul.

Wewenang Dialihkan oleh Sakramen Penahbisan

Kisah Para Rasul 1:15-26 – Hal pertama yang Petrus lakukan setelah Yesus naik ke surga adalah menerapkan suksesi kerasulan. Matias ditahbiskan dengan otoritas kerasulan penuh. Hanya Gereja Katolik yang dapat menunjukkan silsilah kerasulan yang tidak terputus sampai kepada para rasul yang bersatu dengan Petrus melalui sakramen penahbisan dan dengan demikian mengklaim mengajar dengan otoritas Kristus sendiri.

Kisah Para Rasul 1:20 – Seorang pengganti Yudas dipilih. Otoritas jabatannya (“keuskupannya”) dihormati meskipun ia memiliki dosa yang sangat besar. Perlunya suksesi kerasulan agar Gereja dapat bertahan hidup dipahami oleh semua orang. Allah tidak pernah berkata, “Aku akan memberikan kepadamu para pemimpin yang memiliki otoritas selama sekitar 400 tahun, tetapi setelah Alkitab selesai disusun, kamu semua sendirian”.

Kisah Para Rasul 1:22 – Secara harafiah, “seseorang harus ditahbiskan” untuk menjadi saksi bersama kita ttg kebangkitanNya. Penahbisan kerasulan diperlukan untuk mengajar dengan otoritas Kristus.

Kisah Para Rasul 6:6 – Otoritas kerasulan ditransfer melalui penumpangan tangan (penahbisan). Otoritas ini telah dialihkan di luar kedua belas rasul yang asli seiring dengan pertumbuhan Gereja.

Kisah Para Rasul 9:17-19 – Bahkan Paulus, yang secara langsung dipilih oleh Kristus, hanya menjadi seorang pelayan setelah penumpangan tangan oleh seorang uskup. Ini adalah sebuah bukti yang kuat akan pentingnya penahbisan sakramental untuk menjadi penerus yang sah dari para rasul.

Kisah Para Rasul 13:3 – Otoritas kerasulan ditransfer melalui penumpangan tangan (penahbisan). Otoritas ini harus berasal dari seorang uskup Katolik.

Kisah Para Rasul 14:23 – Para rasul dan orang-orang yang baru ditahbiskan mengangkat penatua-penatua untuk memiliki otoritas di seluruh Gereja.

Kisah Para Rasul 15:22-27 – Para pengkhotbah Firman harus diutus oleh para uskup dalam kesatuan dengan Gereja. Kita harus menelusuri otoritas ini kepada para rasul.

2 Korintus 1:21-22 – Paulus menulis bahwa Allah telah menugaskan orang-orang tertentu dan memeteraikan mereka dengan Roh Kudus sebagai jaminannya.

Kolose 1:25 – Paulus menyebut posisinya sebagai “jabatan” ilahi. Sebuah jabatan memiliki penerus. Jabatan itu tidak berakhir dengan kematian. Atau jabatan itu bukanlah sebuah jabatan. Lihat juga Ibrani 7:23 - suatu jabatan berlanjut dengan adanya penerus setelah pemegang jabatan sebelumnya meninggal.

1 Timotius 3:1 – Paulus menggunakan kata “episkopoi” (uskup) yang membutuhkan jabatan. Semua orang mengerti bahwa penggunaan episkopoi dan jabatan oleh Paulus berarti jabatan tersebut akan diteruskan setelah kematiannya oleh orang-orang yang akan menggantikannya.

1 Timotius 4:14 – Sekali lagi, otoritas kerasulan ditransfer melalui penumpangan tangan (penahbisan).

1 Timotius 5:22 – Paulus mendorong Timotius untuk berhati-hati dalam menumpangkan tangan (menahbiskan orang lain). Karunia otoritas adalah sebuah realitas dan tidak dapat digunakan secara sembarangan.

2 Timotius 1:6 – Paulus kembali mengingatkan Timotius akan karunia Allah yang unik yang diterimanya melalui penumpangan tangan.

2 Timotius 4:1-6 – Di akhir hidup Paulus, Paulus menugaskan Timotius untuk menjalankan tugas pelayanannya. Kita harus menelusuri garis keturunan kerasulan yang sejati sampai kepada seorang uskup Katolik.

2 Timotius 2:2 – Ayat ini menunjukkan bahwa Allah bermaksud untuk mengalihkan otoritas kepada penerusnya (di sini, Paulus kepada Timotius hingga generasi ketiga atau keempat). Hal ini berlaku setelah kematian para rasul.

Titus 1:5; Lukas 10:1 – Para penatua Gereja ditunjuk dan memegang otoritas. Allah meminta anak-anak-Nya untuk berpartisipasi dalam pekerjaan Kristus.

1 Yohanes 4:6 – Barangsiapa mengenal Allah, ia mendengarkan kami (para uskup dan penerus para rasul). Inilah cara kita membedakan kebenaran dan kesalahan (bukan hanya dengan membaca Alkitab dan menafsirkannya sendiri).

Keluaran 18:25-26 – Musa mengangkat berbagai kepala atas umat Allah. Kita melihat adanya hierarki, pengalihan otoritas dan suksesi.

Keluaran 40:15 – Pengurapan secara fisik menunjukkan bahwa Allah menghendaki suatu keimaman yang kekal dengan suksesi yang tidak terputus.

Bilangan 3:3 – Anak-anak Harun secara resmi “diurapi” menjadi imam dlm “penahbisan” utuk melayani dalam “jabatan” imam.

Bilangan 16:40 – Menunjukkan maksud Allah akan suksesi yang tidak terputus di dalam kerajaan-Nya di bumi. Kecuali seorang imam ditahbiskan oleh Harun dan keturunannya, ia tidak memiliki otoritas.

Bilangan 27:18-20 – Menunjukkan maksud Allah bahwa melalui “penumpangan tangan”, seseorang ditugaskan dan memiliki otoritas.

Ulangan 34:9 – Musa menumpangkan tangan ke atas Yosua, dan karena itu, Yosua ditaati sebagai penerus, yang penuh dengan roh hikmat.

Sirakh 45:15 – Musa menahbiskan Harun dan mengurapinya dengan minyak. Ada pengalihan otoritas melalui penahbisan formal.

Yesus Menghendaki Kita untuk Mentaati Otoritas Kerasulan

Kisah Para Rasul 5:13 – Orang-orang mengakui otoritas khusus para rasul dan tidak berani mengambilnya dari diri mereka sendiri.

Kisah Para Rasul 15:6, 24, 16:4 – Otoritas mengajar diberikan kepada para rasul dan para penerus mereka. Otoritas mengajar ini harus ditelusuri sampai kepada para rasul yang pertama, atau otoritas tersebut tidak direstui oleh Kristus.

Roma 15:16 – Paulus berkata bahwa ia adalah pelayan Kristus Yesus bagi bangsa-bangsa lain dalam pelayanan keimaman Injil Allah, supaya persembahan bangsa-bangsa lain itu dapat diterima. Hal ini merujuk kepada keimaman pelayanan dari orang-orang yang telah ditahbiskan yang dapat dibedakan dari keimaman universal dari kaum awam. Perhatikan bahwa bangsa² lain adlh “korban” dan Paulus melakukan “persembahan”.

1 Korintus 5:3-5, 16:22; 1 Timotius 1:20; Galatia 1:8; Matius 18:17 – Ayat-ayat ini menunjukkan otoritas para penatua untuk mengucilkan/ mengutuk (“menyerahkan kepada Iblis”).

2 Korintus 2:17 – Paulus mengatakan bahwa para penatua bukan sekadar penjaja firman Tuhan. Mereka sebenarnya ditugaskan oleh Allah. Ini bukanlah otoritas yg ditunjuk sendiri.

2 Korintus 3:6 – Paulus mengatakan bahwa orang-orang tertentu telah memenuhi syarat oleh Allah untuk menjadi pelayan Perjanjian Baru. Hal ini merujuk pada imamat Kristus yang diturunkan dri zaman ke zaman melalui penahbisan sakramental.

2 Korintus 5:20 – Paulus berkata bahwa kita adalah “duta-duta besar” bagi Kristus. Ini berarti bahwa para rasul dan penerus mereka memiliki partisipasi yang nyata dalam misi Kristus, yang meliputi penyembuhan, pengampunan dosa, dan pemberian sakramen-sakramen.

2 Korintus 10:6 – Mengacu pada mereka yang ditahbiskan, Paulus mengatakan bahwa mereka siap untuk menghukum setiap ketidaktaatan. Gereja memiliki otoritas untuk mengucilkan mereka yang tidak taat.

2 Korintus 10:8 – Paulus mengakui otoritasnya atas umat Allah yang diberikan Tuhan untuk membangun Gereja.

1 Tesalonika 5:12-13 – Paulus menasihati anggota-anggota Gereja untuk menghormati mereka yang memiliki otoritas atas mereka.

2 Tesalonika 3:14 – Paulus mengatakan jika seseorang tidak menaati apa yang telah ia berikan dalam suratnya, janganlah berurusan dengannya.

1 Timotius 5:17 – Paulus menasihati anggota Gereja untuk menghormati penatua (“imam”) yang telah ditetapkan dalam Gereja.

Titus 2:15 – Paulus menugaskan Timotius untuk menasihati dan menegur dengan segala kewenangan yang diterimanya dari penumpangan tangan.

Ibrani 12:9 – Dalam konteks disiplin rohani, penulis mengatakan bahwa kita memiliki bapa-bapa duniawi (mengacu kepada para pemimpin yang ditahbiskan) untuk mendisiplinkan kita dan kita menghormati mereka.

Ibrani 13:7, 17 – Paulus menasihati anggota Gereja untuk mengingat dan menaati para pemimpin mereka yang memiliki otoritas atas jiwa mereka.

1 Petrus 2:18 – Petrus menasihati para hamba untuk tunduk kepada tuan mereka, baik yang baik hati dan lemah lembut maupun yang sombong.

1 Petrus 5:5; Yudas 8 – Petrus dan Yudas menasihati anggota Gereja untuk tunduk kepada penatua mereka.

2 Petrus 2:10 – Petrus memperingatkan umat beriman untuk tidak meremehkan otoritas. Ia merujuk kepada otoritas kerasulan yang diberikan kepada mereka oleh Kristus.

3 Yohanes 9 – Yohanes menunjukkan bahwa Diotrefes tidak mengakui otoritas kerasulan Yohanes dan menyatakan bahwa hal ini adalah kejahatan.

Ulangan 17:10-13 – Tuhan memerintahkan umat Israel yg setia utuk menaati para imam yg Dia tempatkan, dan melakukan segala sesuatu yg mereka perintahkan dan ajarkan. Tuhan memperingat-kan bahwa mereka yg tdak menaati para imam-Nya akan mati.

Bilangan 16:1-35 – Korah menghasut pemberontakan “protestan” terhadap Musa yg dipilih Allah dalam upaya untuk mengacaukan perbedaan antara jabatan keimaman yang bersifat jawatan dan keimaman yg bersifat universal, dan Korah serta para pengikutnya binasa. (Upaya utuk mengaburkan perbedaan antara para imam dan kaum awam ini masih dilakukan oleh para pembangkang pada masa kini).

Sirakh 7:29-30 – Dengan segenap jiwamu takutlah akan Tuhan dan hormatilah imam-imam-Nya, kasihilah Penciptamu dan janganlah kamu meninggalkan para pelayanNya. Tuhan tidak terancam oleh otoritas yang Dia berikan kepada anak-anak-Nya! Allah, sebagai Bapa yang penuh kasih, mengundang kita untuk mengambil bagian di dalam rencana keselamatan-Nya bersama Putra-Nya, Yesus. Tanpa otoritas di dalam Gereja, maka akan terjadi kesalahan, kekacauan dan kebingungan.1

Tayangan Video Logika Katolik

Dalam video ini Logika Katolik merespon argumen Chris Papilaya, bahwa Gereja Katolik yang kita kenal sekarang ini dengan struktur dan sistem Kepausan baru ada di abad ke-4 atau sesudahnya, dengan bukti sejarah dua Surat St. Ignatius dari Antiokia, yaitu kepada Gereja di Smyrna dan kepada Gereja di Roma. Semua argumen CP salah dan hanya halusinasi serta bertujuan untuk mengelabui sejarah Gereja dan Kepausan.

CP membedakan dan memisahkan Paus dan Uskup padahal Paus adalah seorang Uskup. Pada zaman kuno disebut Uskup Roma, dan bahwa tahbisan tertinggi dalam Gereja adalah baptisan Uskup, dan bukan Paus. Paus adalah sebutan untuk Uskup Roma untuk menerangkan bahwa Uskup Roma adalah penerus Rasul Petrus.

Lalu mengapa di Gereja Protestan tidak ada Uskup? Hal ini berarti Protestan bukan Kristen.
Filipi 1:1
”Dari Paulus dan Timotius, hamba-hamba Kristus Yesus. Kepada semua orang kudus dalam Kristus Yesus di Filipi, dengan para pengawas jemaat dan diaken.”

					Bahasa asli Yunani: *Episkopos*  
					Uskup/ Bishop

Kisah Para Rasul 20:28
”Jagalah dirimu dan jagalah seluruh kawanan, karena kamulah yang ditetapkan Roh Kudus menjadi pengawas untuk menggembalakan jemaat Allah yang diperoleh-Nya dengan darah-Nya sendiri.”

Bapa Gereja yang Dikenal sebagai Pencatat Suksesi Apostolik adalah:

  • St. Irenaus (175-90 M) dan Eusebius dari Caesarea (260-340 M) dalam bukunya Against Heresies (Book III, Chapter 3):

”…. tradisi yang diperoleh dari para rasul, dari Gereja yang paling besar, paling tua dan paling dikenal secara universal didirikan dan dipimpin di Roma aoleh dua rasul yang termulia, Petrus dan Paulus; …yang diturunkan kepada zaman kita dengan suksesi para uskup. Sebab adalah hal yang terpenting bahwa setiap Gereja harus setuju dengan Gereja ini (Gereja Roma), karena otoritasnya yang mengatasi semua, yaitu semua umat beriman dimanapun, sebagaimana tradisi telah dilestarikan terus oleh orang-orang tersebut yang ada dimana-mana.

Oleh karena itu, para rasul yang terberkati, setelah mendirikan dan membangun Gereja, menyerahkan jabatan episkopat ke tangan Linus. Tentang Linus, Rasul Paulus menyebutkannya dalam surat kepada Timotius. Setelah dia, Anacletus meneruskan, dan setelah dia di tempat ketiga dari para rasul itu, Klemens mengambil tempat keuskupan. Orang ini, karena telah melihat para rasul dan berbicara dengan mereka, dapat dikatakan mempunyai pengajaran para rasul yang masih menggema (di telinganya), dan tradisi di depan matanya. Ia tidak sendirian (dalam hal ini) sebab masih banyak orang yang masih hidup yang telah menerima instruksi dari para rasul. Pada masa Klemens ini, pertikaian yang tidak kecil telah terjadi di jemaat di Korintus, dan Gereja Roma mengeluarkan surat yang paling berkuasa kepada Gereja di Korintus, mendesak mereka agar berdamai, memperbaharui iman mereka dan menyatakan tradisi yang telah diterimanya dari para rasul, menyatakan Tuhan yang Satu, Mahakuasa, Pencipta langit dan bumi, Pencipta manusia, yang membawa keluar dari air bah, dan memanggil Abraham, yang memimpin umat-Nya dari tanah Mesir, berbicara dengan Nabi Musa, memberikan hukum Taurat, mengutus para nabi…

Dari dokumen ini, siapapun yang mau, dapat mengetahui bahwa ia, Bapa Tuhan kita Yesus Kristus, diwartakan oleh Gereja-gereja dan dapat juga memahami tradisi Gereja, sebab surat ini adalah lebih tua daripada orang-orang ini, yang sekarang sedang menyebarkan kesesatan, dan yang percaya akan adanya tuhan yang lain, yang melampaui sang Pencipta dan Pembuat segala yang ada. Setelah Klemens ini, diteruskan oleh Evaritus. Alexander mengikuti Evaritus, lalu yang keenam dari para rasul, Sixtus ditunjuk; dan setelahnya Telepharus, yang dengan mulia wafat sebagai martir; lalu Hyginus; setelah dia, Pius; lalu setelahnya Anicetus. Soter setelah meneruskan Anicetus, Eleutherius meneruskannya sekarang, di tempat keduabelas dari para rasul, memegang warisan episkopat.

  • Eusebius dari Caesarea (260-340 M) adalah Bapa Gereja yang dikenal sebagai Pencatat Sejarah Gereja Secara kronlogis dalam Daftar Uskup Roma atau PAUS dari Masa ke Masa menunjukkan suksesi yang tidak terputus dan hanya Gereja Katolik yang mempunyai ini.

Sejarah Gereja (Buku II Bab 2). Penerus pertama St. Petrus di Roma
“Setelah Kematian Paulus dan Petrus sebagai martir, Linus adalah yang pertama untuk memperoleh episkopat Gereja di Roma. Paulus menyebutkan dia (Linus) ketika menulis kepada Timotius dari Roma dalam kata salam penutup di akhir suratnya.” (lih. 2 Timotius 4:21).

Sejarah Gereja (Buku III Bab 13). Anenkletus (Anekletus), Uskup Roma yang kedua
”Setelah Vespasian telah memerintah selama sepuluh tahun, Titus, puteranya, meneruskan dia. Di tahun kedua kepemimpinannya, Linus, yang telah menjabat sebagai uskup Gereja Roma selama dua belas tahun, memberikan kepemimpinannya kepada Anenkletus (Anekletus). Tetapi Titus diteruskan oelh saudaranya Domitian setelah ia telah memimpin selama dua tahun lebih beberapa bulan.”

Sejarah Gereja (Buku III Bab 15). Clement (Klemens), Uskup Roma yang ketiga
’Di tahun keduableas kepemimpinannya, Clement meneruskan Anekletus setelah ia telah menjadi uskup di Gereja Roma selama duabelas tahun. Rasul (Paulus) dalam suratnya kepada jemaat di Filipi memberitahukan kepada kita bahwa Clement (Klemens) ini adalah rekan sekerjanya. Perkataan Paulus adalah demikian: ”… bersama-sama dengan Klemens dan kawan-kawan sekerja yang lain, yang namanya tercantum dalam kitab kehidupan.” (lih. Filipi 4:3).

  • Paus Klemens, Uskup Roma ke-IV, dihtung dari Petrus, atau ke-III, dihitung dari Linus

Menjabat sebagai Paus selama pemerintahan Kaisar Romawi, Domitian, yang berkuasa dari 14 September 81 – 18 September 96 M.

Surat Pertama St. Klemens kepada Gereja di Korintus (96 M) (Disarikan dari Stephen K. Ray, Upon this Rock, San Francisco: Ignatius Press, 1999 p. 124-144) oleh situs katolisitas.org)
“Gereja Tuhan yang ada di Roma kepada Gereja Tuhan yang ada di Korintus, kepada mereka yang dipanggil dan dikuduskan oleh kehendak Tuhan, Melalui Tuhan kita Yesus Kristus: semoga dilipatgandakan kasih karunia bagimu, dan damai Sejahtera, dari Tuhan yang Maha Besar melalui Yesus Kristus.”

“Saudara-saudara yang terkasih, karena bencana yang tiba-tiba meledak dengan cepat dan berturut-turut, dan karena pengalaman-pengalaman yang melanda kami, kami menjadi sepertinya lambat, kami pikir, dalam memberikan perhatian kepada perselisihan yang terjadi dalam komunitasmu.”

Pengajaran tentang Jalur Apostolik:
“Para rasul mengkhotbahkan Injil yang mereka terima dari Kristus kepada kita dan Yesus Kristus adalah Duta Tuhan. Dengan perkataan lain, Kristus datang dengan pesan Tuhan, dan para rasul dengan pesan Kristus. Karena itu, kedua pengaturan ini terjadi atas kehendak Tuhan, jadi setelah menerima perintah dan dijamin sepenuhnya melalui kebangkitan Tuhan Yesus Kristus… mereka pergi… dari negeri ke negeri… dan dari kota ke kota, mereka menjgajar, dan dari antara pengikut yang pertama para rasul menunjuk mereka yang telah mereka uji dengan Roh Kudus, untuk bertindak sebagai para uskup dan diakon bagi umat. Dan ini bukanlah inovasi, sebab telah lama sebelum Kitab Suci berbicara tentang para uskup dan diakon; dikatakan bahwa: ”Aku akan mendirikan kepemimpinan mereka dalam hal pelaksanaan hukum dan pelayanan mereka dalam kesetiaan.” Para rasul, juga telah diberi pengertian oleh Tuhan Yesus Kristus bahwa jabatan uskup dapat menimbulkan hal-hal yang penuh intrik. Untuk alasan ini, dilengkapi dengan pengetahuan, mereka menunjuk orang-orang seperti yang telah disebutkan di atas, dan kemudian memberlakukan ketentuan sekali untuk selamanya demikian: ketika orang-orang ini meninggal dunia; orang-orang lain yang telah disetujui harus melanjutkan tugas pelayanan suci mereka. Akibatnya, kami menganggapnya sebagai suatu ketidakadilan, (jika) orang-orang yang telah ditunjuk oleh mereka atau selanjutnya, dengan persetujuan seluruh Gereja, dikeluarkan dari pelayanan suci, untuk digantikan oelah orang-orang lain dengan reputasi yang tinggi.”

Pengajaran tentang Otoritas dari Tuhan:
”Terimalah nasihat kami, dan kamu tidak akan menyesal. Sebab selama Tuhan hidup, dan Tuhan Yesus hidup, dan Roh Kudus, … demikianlah ia, yang dengan kerendahan hati dan bergegas dalam kelemahlembutan, tanpa menyesal, telah melaksanakan perintah-perintah yang diberikan oleh Tuhan (melalui kami), menjadi terdaftar dan namanya terletak di antara mereka yang diselamatkan melalui Yesus Kristus… tetapi jika orang-orang tertentu menjadi tidak taat akan kata-kata yang diucapkan oleh Dia (Yesus Kristus) melalui kami, biarlah mereka mengerti bahwa mereka akan menyusahkan diri sendri di dalam pelanggaran yang tidak kecil dan bahaya; tetapi kami tidak bersalah atas dosa ini.”

Persyaratan Ketaatan terhadap Suratnya ini:
”Sebab kamu akan memberikan sukacita yang besar dan kegembiraan, jika kamu memberikan ketaatan kepada hal-hal yang dituliskan oleh kami melalui Roh Kudus, dan cabutlah kemarahan yang tidak benar dari kecemburuanmu, sesuai dengan permohonan yang telah kami buat demi damai sejahtera dan perjanjian di dalam surat ini.”

Klaim Paus St. Klemens tentang berbicara dengan otoritas dari Roh Kudus ini juga dituliskan Rasul Paulus dalam 1 Tesalonika 2:13.

  • Philip Schaff (lahir 1 Januari 1819), Sejarahwan Protestan yang Mengomentari Surat Paus St. Klemens

”Contoh pertama perihal otoritas Paus ditemukan pada akhir abad pertama di dalam surat Uskup Roma, Klemens… Adalah sukar dipungkiri bahwa dokumen tersebut menjabarkan superioritas tertentu di atas semua kongregasi biasa. Disini, Gereja Roma, tanpa diminta (seperti kelihatannya) memberikan nasihat, dengan kebijaksanaan administratif yang superior, kepada sebuah gereja penting di Timur, mengirimkan utusan-utusannya, dan memerintahkan keteraturan dan kesatuan dengan nada yang tenang berwibawa dan penuh otoritas, seperti alat Tuhan dan Roh Kudus. Ini menjadi lebih mengejutkan jika Rasul Yohanes, seperti kelihatannya, masih hidup di Efesus, yang lebih dekat dengan Korintus daripada Roma.”
(Philip Schaff, History of the Christian Church, Grand Rapids, Michigan: Eerdman, 1980, 2:157-158)

Otoritas Kerasulan dan Suksesi Menurut Tradisi/ Bapa-bapa Gereja

Gereja Memiliki Suksesi Apostolik

“Dan dengan demikian mereka memberitakan Injil ke berbagai negeri dan kota, dan mereka mengangkat orang-orang yang pertama kali mendapat buah-buah (dari pekerjaan mereka), setelah terlebih dahulu membuktikannya dengan Roh, menjadi uskup-uskup dan diaken-diaken bagi orang-orang yang kemudian menjadi percaya. Hal ini juga bukan hal yang baru, karena memang sudah berabad-abad sebelumnya telah ditulis mengenai para uskup dan diaken. Karena demikianlah Kitab Suci mengatakan di tempat tertentu, ”Aku akan mengangkat uskup-uskup mereka dalam kebenaran, dan diaken-diaken mereka dalam iman”… Rasul-rasul kita juga tahu, melalui Tuhan kita Yesus Kristus, dan akan ada perselisihan karena jabatan episkopat. Karena alasan ini, oleh karena itu, karena mereka telah memperoleh pengetahuan sebelumnya yang sempurna tentang hal ini, mereka menunjuk (para pelayan) yang telah disebutkan, dan setelah itu memberikan instruksi, bahwa ketika mereka tertidur, orang-orang lain yang disetujui harus menggantikan mereka dalam pelayanan mereka…. Karena dosa kita tidak akan menjadi kecil, jika kita mengeluarkan dari episkopat mereka yang telah tanpa cela dan dengan kudus memenuhi tugas-tugasnya.” Paus Klemens, Surat kepada Jemaat Korintus, 42, 44 (98 M).

“Sebab siapakah uskup itu selain dari pada yang lain, yang memiliki segala kuasa dan wewenang, sejauh mungkin bagi seseorang untuk memilikinya, yang sesuai dengan kemampuannya telah dijadikan peniru Kristus dari Allah? Dan apakah presbiterian itu selain majelis kudus, para penasihat dan penilai uskup? Dan apakah diakon itu selain para peniru kekuatan malaikat, yang memenuhi pelayanan yang murni dan tak bercacat kepada-Nya, seperti … Anencletus dan Clement kepada Petrus?” Ignatius, Kepada Trallian, 7 (110 M).

“Hegesippus dalam lima buku Memoirs yang telah sampai kepada kita telah meninggalkan catatan yang paling lengkap tentang pandangannya sendiri. Di dalamnya ia menyatakan bahwa dalam perjalanan ke Roma ia bertemu dengan banyak uskup, dan bahwa ia menerima doktrin yang sama dari semuanya. Sangatlah tepat untuk mendengar apa yang dikatakannya setelah membuat beberapa komentar tentang surat Klemens kepada jemaat Korintus. Kata-katanya adalah sebagai berikut: ‘Dan jemaat Korintus tetap dalam iman yang benar sampai Primus menjadi uskup di Korintus. Dalam perjalananku ke Roma, aku bercakap-cakap dengan mereka, dan tinggal bersama jemaat Korintus beberapa hari lamanya, di mana kami saling menyegarkan diri dalam ajaran yang benar. Dan setelah aku tiba di Roma, aku tinggal di sana sampai Anicetus, yang diakennya adalah Eleutherus. Dan Anicetus digantikan oleh Soter, dan dia oleh Eleutherus. Di setiap suksesi, dan di setiap kota diadakan apa yang diberitakan oleh hukum Taurat dan para nabi dan Tuhan.” Hegesippus, Memoirs, fragmen dalam Eusebius Ecclesiatical History, 4:22 (180 M).

“Pengetahuan yang benar adalah (yang terdiri dari) doktrin para rasul, dan konstitusi kuno Gereja di seluruh dunia, dan manifestasi khas tubuh Kristus menurut suksesi para uskup, yang dengannya mereka telah mewariskan Gereja yang ada di setiap tempat, dan telah datang bahkan sampai kepada kita, yang dijaga dan dipelihara tanpa pemalsuan Kitab Suci, dengan sistem doktrin yang sangat lengkap, dan tidak menerima penambahan atau (menderita) pengurangan (dalam kebenaran yang dia percaya); dan (terdiri dari) membaca (firman Allah) tanpa pemalsuan, dan eksposisi yang sah dan rajin selaras dengan Kitab Suci, baik tanpa bahaya dan tanpa penghujatan; dan (di atas segalanya, terdiri dari) karunia kasih yang unggul, yang lebih berharga daripada pengetahuan, lebih mulia daripada nubuat, dan yang melebihi semua karunia (Allah) lainnya.” Irenaeus, Against Heresies, 4:33:8 (180 M).

“Tetapi jika ada (ajaran sesat) yang cukup berani untuk menanamkan diri mereka di tengah-tengah zaman kerasulan, bahwa mereka mungkin dengan demikian tampaknya telah diwariskan oleh para rasul, karena mereka ada pada zaman para rasul, kita dapat mengatakan: Biarlah mereka memperlihatkan catatan-catatan asli gereja-gereja mereka; biarlah mereka membuka gulungan uskup-uskup mereka, yang berurutan dari awal sedemikian rupa sehingga uskup (uskup pertama mereka) dapat menunjukkan bahwa sebagai penahbis dan pendahulunya adalah salah satu rasul atau orang-orang rasuli, - seorang pria, terlebih lagi, yang tetap teguh bersama para rasul. …Oleh karena itu, untuk ujian ini, mereka akan diajukan untuk pembuktian oleh gereja-gereja, yang, meskipun mereka tidak berasal dari para rasul atau orang-orang apostolik (karena mereka berasal dari zaman yang jauh lebih baru, karena mereka pada kenyataannya didirikan setiap hari), namun, karena mereka setuju dalam iman yang sama, mereka dianggap tidak kurang apostolik karena mereka serupa dalam doktrin…. Maka biarlah semua bidat, ketika ditantang untuk dua ujian ini oleh gereja apostolik kita, menawarkan bukti mereka tentang bagaimana mereka menganggap diri mereka apostolik. Tetapi sebenarnya mereka tidak demikian, dan mereka juga tidak dapat membuktikan diri mereka sebagai apa yang bukan mereka. Mereka juga tidak diterima dalam hubungan damai dan persekutuan oleh gereja-gereja seperti itu yang dengan cara apa pun terhubung dengan para rasul, karena mereka sendiri tidak dalam arti apostolik karena keragaman mereka mengenai misteri-misteri iman.” Tertullianus, Preskripsi Melawan Kaum Heretik, 33 (200 M).

“Dan supaya kamu lebih yakin lagi, bahwa bertobat dengan sungguh-sungguh masih ada bagimu suatu pengharapan keselamatan yang pasti, dengarkanlah sebuah kisah? Yang bukan dongeng, melainkan sebuah narasi, yang diturunkan dan disimpan dalam ingatan, tentang Rasul Yohanes. Karena ketika, pada saat kematian tiran itu, ia kembali ke Efesus dari pulau Patmos, ia pergi, karena diundang, ke wilayah-wilayah yang berdekatan dari bangsa-bangsa, di sini untuk menunjuk uskup-uskup, di sana untuk menata seluruh Gereja, di sana untuk menahbiskan orang-orang seperti yang telah ditandai oleh Roh.” Klemens dari Aleksandria, Siapakah orang kaya yang akan diselamatkan, 42 (210 M).

“Kita tidak boleh memuji orang-orang ini, atau keluar dari tradisi gerejawi yang pertama dan gerejawi; atau percaya selain dari apa yang telah diteruskan oleh gereja-gereja Allah secara berurutan kepada kita.” Origen, Komentar tentang Matius (pasca tahun 244 M).

“Karena jika suksesi garis keturunan para uskup harus diperhitungkan, dengan kepastian dan manfaat yang lebih besar lagi bagi Gereja, kita harus memperhitungkan kembali sampai kita mencapai Petrus sendiri, yang kepadanya, sebagai gambaran seluruh Gereja, Tuhan berkata: “Di atas batu karang ini Aku akan membangun Gereja-Ku, dan pintu-pintu neraka tidak akan menguasainya.” Penerus Petrus adalah Linus, dan penerusnya dalam kesinambungan yang tak terputus adalah sebagai berikut : -– Clement, Anacletus, Evaristus, Alexander, Sixtus, Telesphorus, Iginus, Anicetus, Pius, Soter, Eleutherius, Victor, Zephirinus, Calixtus, Urbanus, Pontianus, Antherus, Fabianus, Cornelius, Lucius, Stephanus, Xystus, Dionysius, Felix, Eutychianus, Gayus, Marcellinus, Marcellus, Eusebius, Miltiades, Sylvester, Marcus, Julius, Liberius, Damasus, dan Siricius, yang penggantinya adalah Uskup Anastasius yang sekarang. Dalam urutan suksesi ini tidak ditemukan uskup Donatist. Tetapi, membalikkan keadaan alamiah, kaum Donatist mengirim ke Roma dari Afrika seorang uskup yg ditahbiskan, yang, menempatkan dirinya sebagai kepala beberapa orang Afrika di kota metropolitan yang besar, memberikan beberapa ketenaran pada nama “orang gunung,” atau Cutzupits, yang dengannya mereka dikenal.” Agustinus, Kepada Generosus, Surat 53:2 (400 M).

Otoritas Dialihkan oleh Sakramen Penahbisan

“Oleh karena itu, karena aku telah, dalam pribadi-pribadi yang telah disebutkan sebelumnya, melihat seluruh umatmu dalam iman dan kasih, aku menasihati kamu untuk belajar melakukan segala sesuatu dengan keharmonisan ilahi, sementara uskupmu mengetuai di tempat Allah, dan para presbitermu di tempat majelis para rasul, bersama dengan diaken-diakenmu, yg paling aku sayangi, dan dipercayakan dengan pelayanan Yesus Kristus, yang telah bersama Bapa sebelum permulaan waktu dan pada akhirnya dinyatakan….. Janganlah ada sesuatu di antara kamu yang dapat memecah belah kamu, tetapi jadilah kamu bersatu dengan uskupmu, dan mereka yang memimpin kamu, sebagai tipe dan bukti keabadianmu”. Ignatius dari Antiokhia, Surat kepada orang-orang Magnesia, 6 (c. 110 M).

“Karena, karena kamu tunduk pada uskup seperti kepada Yesus Kristus, kamu tampak bagiku untuk hidup bukan menurut cara manusia, tetapi menurut Yesus Kristus, yang mati untuk kita, agar, dengan percaya pada kematian-Nya, kamu dapat melarikan diri dari kematian. Oleh karena itu, sebagaimana yang kamu lakukan, tanpa uskup kamu tidak boleh melakukan apa-apa, tetapi juga harus tunduk kepada presbiter, seperti kepada rasul Yesus Kristus, yang adalah pengharapan kita, yang di dalam Dia, jika kita hidup, kita akan (akhirnya) ditemukan. Sudah sepatutnya juga para diaken, sebagai (pelayan) misteri-misteri Yesus Kristus, dalam segala hal harus berkenan kepada semua orang. Karena mereka bukan pelayan daging dan minuman, tetapi pelayan Gereja Allah. Oleh karena itu, mereka terikat untuk menghindari semua alasan tuduhan (terhadap mereka), seperti yang akan mereka lakukan terhadap api.” Ignatius dari Antiokhia, Surat kepada orang-orang Trallian, 2 (c. 110 M).2

Daftar Nama Paus Gereja Katolik, lihat di https://gcatholic.org/hierarchy/pope/index.htm

Share: X (Twitter) Facebook LinkedIn Whatsapp Telegram

Artikel Lainnya