LIVE DKC SELASA, 27 MEI 2025 PUKUL 19:00 WIB: MAGISTERIUM ITU BADUT & MITOS!!! @VerbumVeritatisApologetics‬

Lihat 1 Timotius 3:15 – ”Jadi, jika aku terlambat, engkau sudah tahu bagaimana orang harus hidup sebagai keluarga Allah, yakni Gereja dari Allah yang hidup, tiang penopang dan dasar kebenaran. Inilah akibatnya Protestan terpecah belah karena menganut ajaran sola scriptura, dan tidak memiliki Magisterium seperti Gereja Katolik. Contohnya di Malaysia ada seorang pria yang memotong alat vitalnya karena tidak bisa lepas dari perzinahan dan menafsirkan ayat Alkitab dengan salah!

By Manuel (Tim DKC)

10 menit bacaan

Share: X (Twitter) Facebook LinkedIn Whatsapp Telegram

LIVE DKC [68-2025] SELASA, 27 MEI 2025 PUKUL 19:00 WIB: MAGISTERIUM ITU BADUT & MITOS!!! @VerbumVeritatisApologetics

Merespon Video Decky Ngadas tentang “Paulus Tidak Eksis”

Dalam video dengan judul ”Paulus Tidak Eksis” ini, DN menanggapi pertanyaan @LambertLeyn – Siapakah yang bisa menyatukan semua tafsiran alkitab sehingga tidak membingungkan para pengikut siapa ya…tolong dijawab. DN menjawab orang Katolik membodohi dunia dengan mengatakan tidak ada perbedaan tafsiran.

Tanggapan Tim DKC
Dengan mengatakan Katolik membodohi dunia, DN sudah ad hominem dan menghina institusi Gereja Katolik, Paus sebagai pimpinan tertinggi umat Katolik sedunia dan pimpinan negara Vatikan. DN juga memiliki kepahitan dan sakit hati dengan Katolik.

DN juga menyatakan semua teolog Katolik sepanjang masa banyak memiliki perbedaan, termasuk Romo Patris Allegro, Romo Alfons yang membodohi umat Katolik.

Tanggapan Tim DKC
Dalam pernyataannya ini DN tidak menjawab pertanyaan ”Siapa yang akan menyatukan perbedaan tafsiran dalam Protestantisme” tetapi berputar-putar dan malah menghina klerus.

Dalam menjawab pertanyaan ini, DN mengatakan perlu diketahui dulu: 1) apa yang dimaksud perbedaan, apakah sekedar berbeda atau mengakibatkan pertentangan? dan 2) siapa yang mengajukan pertanyaan ini, seorang Katolik atau Protestan?

Tanggapan Tim DKC
Dari awal dalam merespon pertanyaan ini, DN sudah memiliki target siapa yang diincar, dan kemungkinan besarnya adalah klerus/ umat Katolik.

Kalau pertanyaan ini diajukan oleh seorang umat awam Katolik, maka kamu tidak berhak menafsirkan Alkitab, dan apabila kamu Magisterium maka tafsiranmu itu selalu salah.

Tanggapan Tim DKC
Sebagai umat awam Katolik, kami diperbolehkan menafsirkan ayat dalam Alkitab dalam lingkup keluarga dan publik asalkan dalam memahami tafsiran yang benar wajib mengikuti KGK/ Magisterium.

Satu-satunya pihak yang bisa menafsirkan dengan benar adalah Magisterium (Infallible), ini adalah asumsi orang Katolik. DN juga menyematkan ”Pendeta Prosetan” dalam pernyataannya.

Tanggapan Tim DKC
Ini bukan asumsi Katolik, tetapi DN tidak mengerti sejarah Kekristenan. Awal mula sejarah Kekristenan adalah 12 Rasul yang adalah Uskup dan Magisterium awal Gereja.

Apapun yang dikemukakan oleh Magisterium pasti benar, yang dikemukakan oleh Non-Magisterium pasti salah.

Tanggapan Tim DKC
Ajaran Kristen apapun yang sudah keluar dari satu gembalaan pasti terpecah-pecah seperti Protestan sampai ribuan denom. Magisterium terdiri dari orang-orang yang belajar dan sekolah khusus sehingga tafsiran mereka sudah pasti teruji kebenarannya.

Kita perlu menghancurkan dibalik komentar-komentar semacam ini

Tanggapan Tim DKC
Tantangan buat Decky: keluarkan CV:
SCOPUS A Published Journal: Sekuler (Belum Nihil Obtat dan Imprimatur)
Minimal dalam 5 bahasa Yunani Kene, Vulgata, German, Ibrani dan Aramaik.

Apakah dalam Magisterium Gereja ada satu orang/ beberapa orang yang memiliki kapasitas menafsirkan Alkitab?

Tanggapan Tim DKC
Magisterium Gereja Katolik sudah 2.000 tahun, bagaimana dengan DN yang baru saja menafsirkan Alkitab, bagaimana dengan banyaknya perbedaan tafsiran dalam Protestantisme?

Sesuatu yang infallible (Kitab Suci) membutuhkan suatu yang infallible (Magisterium). Logika semacam ini adalah sesuatu yang membunuh diri sendiri karena akan menjadi lingkaran setan.

Tanggapan Tim DKC
Magisterium adalah ajaran standard bagi umat Katolik yang sudah diturunkan dari para rasul.

Ide tentang Magisterium adalah ide paling stupid dan absurb, kalau Katolik percaya berarti kalian tidak punya otak.

Tanggapan Tim DKC
Konsili Yerusalem adalah Magisterium pertama kali yang diajarkan oleh para rasul. Magisterium ada jenjangnya, minimal melalui ensiklik, melalui kanon, dan yang menyatakan ajaran yang menjadi dogma harus melalui konsili eukomene. DN paham gak tentang jenjang Magisterium ini? Contohnya penemuan atom yang berkembang menjadi ion dan sekarang sudah berkembang lagi, begitu juga dengan Magisterium dengan ajaran-ajarannya yang juga berkembang.

Problem pada Magisterium ada pada 1) biblikal, 2) historikal, tidak ada dalam sejarah Magisterium itu infallible, Bapa-bapa Gereja selalu tidak setuju/ bertentangan satu sama lain.

Tanggapan Tim DKC
Ketidaksetujuan Bapa-bapa Gereja dalam konteks apa? Baca sejarah yang penuh! Meskipun ada ketidaksetujuan dalam sejarah Gereja, Katolik memiliki Magisterium dan tidak menjadi bidat seperti Protestan. Contohnya Alkitab dibuang beberapa kitab oleh Protestan, dan malah menambah kalimat dalam ayat. Mengapa Protestan melepas otoritas Magisterium karena mereka tidak mau taat, pada akhirnya semua pendapat kaum Protestan tidak pernah diselesaikan, setiap sekte bertahan pada tafsiran dan pendapat mereka masing-masing.

Dengan banyaknya pertentangan diantara Bapa-bapa Gereja, maka tidak pernah ada penafsir infallible dalam sejarah Gereja.

Tanggapan Tim DKC
Lihat 1 Timotius 3:15 – ”Jadi, jika aku terlambat, engkau sudah tahu bagaimana orang harus hidup sebagai keluarga Allah, yakni Gereja dari Allah yang hidup, tiang penopang dan dasar kebenaran.
Inilah akibatnya Protestan terpecah belah karena menganut ajaran sola scriptura, dan tidak memiliki Magisterium seperti Gereja Katolik. Contohnya di Malaysia ada seorang pria yang memotong alat vitalnya karena tidak bisa lepas dari perzinahan dan menafsirkan ayat Alkitab dengan salah!

Karena umat Katolik percaya dengan Magisterium, makanya umat Katolik tidak pernah baca Alkitab.

Tanggapan Tim DKC
Ini adalah kesimpulan yang bodoh, yang kami lakukan sebagai awam adalah kami semakin mendekatkan diri kepada pastur-pastur dengan berusaha mempelajari ilmu-ilmu yang mereka miliki.
Magisterium dalam Gereja Katolik memiliki nihil obstad dan imprimatur, dengan demikian yang diajarkan tidak ada kesalahannya (infallible). Kesalahan-kesalahan pengajaran DN selama ini ditaati oleh umatnya, tidak dengan Tim DKC yang selalu merespon dan meluruskan.

Dengan begitu saja percaya kepada Magisterium, umat Katolik tidak pernah baca Alkitab dan selalu menaati apapun ajarannya.

Tanggapan Tim DKC
Iman Katolik adalah iman warisan, bukan iman BIDAT!

Pertanyaan berikutnya dari @HendraAyung: Ketika seorang penganut atau pendeta protestan berkata ”Alkitab mengatakan” maka yg ia maksud sebenarnya adalah: Penafsiran saya thd Alkitab mengatakan bla bla bla (itu interpretasi dia). Alkitab Sempurna!, tapi apakah interpretasi dia thd Alkitab sempurna adanya?
Tidak ada tafsiran Alkitab yang sempurna termasuk tafsiran Paus Fransiskus baru-baru ini.

Tanggapan Tim DKC
Pertanyaan pertama saja belum dijawab, DN malah loncat ke pertanyaan kedua. Kalau tidak ada tafsiran yang sempurna, maka Yesus bukan Tuhan bagi mereka yang hanya menganut ajaran sola scriptura dan selalu menafsirkan ayat Alkitab, karena tidak ada ayat Alkitab yang menyatakan bahwa Yesus adalah Tuhan.

Meskipun tidak ada tafsiran yang sempurna tidak berarti tidak ada tafsiran yang bisa dipercaya.

Tanggapan Tim DKC
Kalau tidak ada tafsiran yang sempurna, lalu siapa yang mengkanonkan Kitab Suci, siapa yang menerjemahkan Kitab Suci?
Sadarkah DN yang juga membidatkan Joshua Tewuh dan Sabdono karena mempercayai ajaran Magisterium yang sudah membidatkan mereka (Arianus).

Dalam teori Epistomologi ada kriteria kohorensi dan korespondensi. Koherensi berarti apakah sesuatu yang diucapkan logis/ berkontradiksi atau tidak.

Tanggapan Tim DKC
Protestan adalah agama sah di NKRI tetapi dalam Kekristenan, Protestan adalah BIDAT. DN adalah seorang Doktor S3 Alkitab yang sudah diuji oleh sesama Doktor Reform, apakah gelarmu juga berlaku di Advent/ HKBP/ Methodist?

Lihat dalam Exsurge Domine – Mengecam Kesalahan Martin Luther [Paus Leo X – 1520]:
Akan tetapi, jika Martinus ini, para pendukungnya, penganutnya dan kaki tangannya, yang sangat kami sesalkan, dengan keras kepala tidak menaati ketentuan-ketentuan yang disebutkan dalam kurun waktu yang disebutkan, maka kami akan, mengikuti ajaran Rasul Paulus yang kudus, yang mengajarkan kita untuk menjauhi seorang bidat setelah menegurnya untuk pertama dan kedua kalinya, mengutuk Martinus ini, para pendukungnya, penganutnya dan kaki tangannya sebagai pokok anggur yang tandus yang tidak ada di dalam Kristus, yang mengkhotbahkan doktrin yang menyinggung yang bertentangan dengan iman Kristen dan menyinggung keagungan ilahi, yang merugikan dan mempermalukan seluruh Gereja Kristen, dan merendahkan kunci-kunci Gereja sebagai bidat yang keras kepala dan terbuka.]* . . .1

Lihat juga Matius 28:19-20 – “Karena itu, pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai akhir zaman.”

Lalu kuasa mengajar DN darimana? Dari BIDAT. Logik yang dipakai DN darimana? Dari Roh Kudus dalam menafsir Alkitab, lalu kenapa tafsiran Protestan berbeda-beda?

Kriteria Epistomologi yang kedua adalah korespondensi, apakah sesuai dengan kenyataan.

Tanggapan Tim DKC
Kalau sudah logik itu sudah sesuai dengan kenyataannya, misalkan buah jatuh ke bawah, faktanya adalah seperti itu, tidak ada buah jatuh ke atas. DN tidak bisa bermain ilmu filsafat disini!

Ketika ibu-ibu melahirkan pasti melalui jalan kelahiran, tidak pernah ada dari lubang telinga. Teori Maria Virginitas Impartum, mendadak anaknya lahir, entah darimana, tidak ada tanda-tanda pendarahan atau kesakitan dalam melahirkan Yesus dan bahkan diperiksa oleh bidan.

Tanggapan Tim DKC
DN mengutip perkataan Abdul Somad, dengan mengatakan ada bidan saat Yesus dilahirkan, disini jelas terlihat kebencian DN kepada Bunda Maria. Ingat bahwa Maria sudah dikuduskan karena itu tidak mengalami kesakitan saat melahirkan Yesus. Logik dan Iman DN disini sudah gugur!

Kalau Maria tidak mengalami kesakitan melahirkan, lalu melahirkan Yesus melalui mana, lubang hidung atau lubang telinga?

Tanggapan Tim DKC
Disini dipastikan DN sudah masuk neraka kekal dengan pernyataannya tentang Maria melahirkan melalui lubang hidung/ telinga.

2 kriteria tersebut kalau diterapkan dalam tafsiran maka tafsiran tersebut layak dipercaya dan handal. Paus juga tidak infallible.

Tanggapan Tim DKC
Lalu dimana tafsiran yang seragam dalam Protestantisme? DN dan Elia Myron juga bertentangan satu sama lain meskipun Elia bukan scholar seperti DN. Kalau Paus tidak infallible, kenapa masih memakai Kitab Suci Katolik?

Kesimpulan

Semua (2) pertanyaan kepada DN tadi, bahkan yang pertama tidak dijawab!

  1. penerjemah Hans J. Hillerbrand, ed. “The Reformation in its own Words” (London: SCM Press Ltd., 1964), hlm. 80-84 

Share: X (Twitter) Facebook LinkedIn Whatsapp Telegram

Artikel Lainnya