LIVE DKC 28 DESEMBER 2024: MENGAPA BUNDA MARIA DISEBUT SEBAGAI HAWA YANG BARU …???
A. Mengapa Bunda Maria disebut sebagai Hawa yang Baru?
- Hawa adalah manusia perempuan pertama yang karena ketidaktaatannya membawa maut ke dunia, sedangkan Bunda Maria karena ketaatannya melahirkan Sang Hidup ke dunia. Perbandingan tersebut tidak berdiri sendiri melainkan sebagai kesatuan dengan perbandingan antara Adam dengan Kristus yang disebut “Adam yang baru” (lih. Roma 5:12-21, 1 Korintus 15:21). Disini ada keterlibatan Hawa yang baru yaitu Bunda Maria, sehingga Adam yang baru (Kristus) dapat lahir ke dunia menghapus dosa manusia. Oleh Maria, umat manusia menerima penghapusan dosa dan kehidupan kekal.
- St. Irenaeus mengatakan ketidaktaatan Hawa, yaitu belenggu dosa mengikat manusia karena ketidaktaatannya kepada Allah, diuraikan oleh ketaatan Bunda Maria. Dosa Adam dilakukan setelah Hawa terlebih dahulu jatuh ke dalam dosa, oleh karena itu “obat penawarnya” adalah ketaatan Maria, sang Hawa baru (lih. Lukas 1:38), Kristus sebagai Adam yang baru dapat datang ke dunia karena ketaatan Maria kepada Allah (lih. Ibrani 10:5-7).
- Tipologinya yaitu menggambarkan Perjanjian Lama dengan penggenapannya dalam Perjanjian Baru . Contohnya Kristus mengatakan bahwa ia merupakan penggenapan dari tanda Yunus (lih. Lukas 11:30), pengorbanan-Nya di kayu salib merupakan penggenapan akan gambaran ular tembaga yang ditinggikan di tiang oleh Musa (lih. Yohanes 3:14, Bilangan 21:8-9), dan penjelasan-Nya kepada kedua murid-Nya di perjalanan ke Emaus tentang penggenapan Kitab Suci di Perjanjian Lama di dalam diri-Nya (lih. Lukas 24:13-35). Penggenapan ini juga diajarkan oleh para murid, seperti Rasul Petrus menghubungkan bahtera Nuh dengan Baptisan (lih. 1 Petrus 3:18-22), Rasul Paulus menghubungkan perjamuan Paskah dengan kurban Kristus (lih. 1 Korintus 5:7), dan Adam (manusia pertama) dengan Kristus sebagai Adam yang baru (lih. Roma 5:12-21). Dalam hal ini, Tradisi Suci para Rasul dan para Bapa Gereja juga mengajarkan bahwa Bunda Maria adalah Hawa yang baru.
4. Dasar Kitab Suci
- Roma 5:12-21 dan 1 Korintus 15:21: Kristus sebagai Adam yang baru, menghapus dosa manusia.
- Lukas 1:38: Ketaatan Maria, “Jadilah padaku menurut perkataan-Mu”, membuka jalan bagi ketaatan Yesus.
- Ibrani 10:5-7: Kristus masuk ke dunia melakukan kehendak Bapa.
5. Dasar Tradisi Suci
St. Yustinus Martir (155 M)
-
“Ia menjadi manusia melalui Sang Perawan untuk menghancurkan ketidaktaatan dari sang ular. Hawa, perawan tak bernoda, percaya ular, membawa ketidaktaatan dan maut. Sebaliknya, Perawan Maria menerima Kabar Gembira dengan iman dan sukacita, melahirkan Putera Allah, dengan kata ‘Jadilah padaku menurut perkataan-Mu’.” (Dialogue with Trypho, 100 M)
-
St. Irenaeus (180 M) “Perawan Maria taat, mengatakan ‘Aku ini hamba Tuhan, jadilah padaku menurut perkataan-Mu.’ Maria percaya malaikat, menghapuskan pelanggaran Hawa yang percaya ular.” (Melawan Bidaah III,22,4; Tertullian, Flesh of Christ, 17)
6. Dasar Magisterium
Konsili Vatikan II, Konstitusi tentang Gereja, Lumen Gentium (LG 56)
Maria diberi salam oleh malaikat dan disebut “penuh rahmat” (Lukas 1:38). Dengan menyetujui sabda Ilahi, Maria menjadi Bunda Yesus dan membawa keselamatan bagi umat manusia.
Pengajaran Para Bapa Gereja
- St. Irenaeus: Ketaatan Maria membawa keselamatan bagi dirinya dan umat manusia (Melawan Bidaah III,22,4).
- St. Epifanus: Maria disebut “Bunda mereka yang Hidup” (Melawan Bidaah, 78,18).
- St. Hieronimus: “Maut melalui Hawa, hidup melalui Maria” (Surat 22,21).
Referensi
- St. Irenaeus, Melawan Bidaah III,22,4 (PG 7,959A; Harvey 2,123)
- St. Epifanus, Melawan Bidaah 78,18 (PG 42,728CD-729AB)
- St. Hieronimus, Surat 22,21 (PL 22,408)
7. Katekesisme Gereja Katolik (KGK) KGK 411: Kristus sebagai Adam Baru memperbaiki dosa Adam. Tradisi Kristen melihat dalam teks ini pengumuman tentang “Adam baru” Bdk. 1 Kor 15:21-22.45. yang oleh “ketaatan-Nya sampai mati di salib” (Flp 2:8) berbuat lebih daripada hanya memulihkan ketidak-taatan Adam Bdk. Rm 5:19-20.. Selanjutnya banyak bapa Gereja dan pujangga Gereja melihat wanita Yang dinyatakan dalam “protoevangelium” adalah Bunda Kristus, Maria, sebagai “Hawa baru”. Kemenangan yang diperoleh Kristus atas dosa diperuntukkan bagi Maria sebagai yang pertama dan atas cara yang luar biasa: ia dibebaskan secara utuh dari tiap noda dosa asal Bdk. Pius IX: DS 2803. dan oleh rahmat Allah yang khusus ia tidak melakukan dosa apa pun selama seluruh kehidupan duniawinya Bdk. Konsili Trente: DS 1573.
KGK 726: Maria adalah Hawa Baru, Bunda Hidup.
Pada akhir perutusan Roh, Maria menjadi “wanita”; Hawa baru, “bunda orang-orang hidup”, bunda “Kristus paripurna “ Bdk. Yoh 19:25-27.. Dalam kedudukan itu ia bersama dengan keduabelasan “sehati bertekun dalam doa” (Kis 1:14), ketika Roh Kudus pada pagi hari Pentekosta menyatakan awal “zaman terakhir” dengan memunculkan Gereja.
KGK 2618: Maria sebagai perantara dalam iman, seperti di Kana.
Injil menyatakan kepada kita, bagaimana Maria berdoa dan menjadi perantara dalam iman: di Kana Bdk. Yoh 2:1-12. ibu Yesus meminta apa yang dibutuhkan untuk perjamuan perkawinan. Perjamuan ini adalah tanda bagi satu perjamuan lain: yakni perjamuan perkawinan Anak Domba, di mana Kristus, atas permohonan Gereja sebagai mempelai-Nya, menyerahkan tubuh dan darah-Nya. Pada saat Perjanjian Baru, Maria didengarkan pada kaki salib . Karena ia adalah wanita, Hawa baru, “ibu semua orang hidup”, yang benar.
KGK 2853: Maria bebas dari dosa asal dan kebusukan kematian.
Pada saat Yesus menerima kematian dengan sukarela guna memberikan kehidupan-Nya kepada kita, kemenangan diperoleh atas “penguasa dunia” (Yoh 14:30) satu kali untuk selama-lamanya. Itulah pengadilan atas dunia ini, dan penguasa dunia ini “dilemparkan ke luar” (Yoh 12:31) Bdk Why 12:11.. Ia “memburu wanita itu” Bdk. Why 12:13-16., tetapi ia tidak berkuasa atasnya; Hawa baru yang “terberkati” oleh Roh Kudus, dibebaskan dari dosa dan dari kebusukan kematian (karena dikandung tanpa noda dosa dan karena sebagai Bunda Allah yang selalu perawan, Maria diangkat ke dalam surga). “Maka marahlah naga itu kepada perempuan itu, lalu pergi memerangi keturunannya yang lain” (Why 12:17). Karena itu Roh dan Gereja berdoa: “Datanglah, ya Tuhan Yesus” (Why 22:20) Bdk. Why 22:17., karena kedatangan-Nya akan membebaskan kita dari yang jahat.
B. Apakah Hubungan Doktrin Keperawanan Maria dengan Keselamatan
Walaupun kita tidak dapat memaksa semua orang untuk menerima ajaran tentang keperawanan Maria, selayaknya kita memahami bahwa ajaran ini tidak terlepas dari kebenaran yang diwahyukan Tuhan tentang diri-Nya dan rencana keselamatan-Nya kepada Gereja. Ajaran keperawanan Maria tidak terlepas dari ajaran tentang:
- Kesempurnaan rencana keselamatan Allah. Allah yang menjelma ke dunia untuk memulihkan kerusakan, pada awal kedatangan-Nya tidak merusak keutuhan ibu-Nya.
- Teladan kesempurnaan/kekudusan Maria agar menjadi teladan bagi kita. Kekudusan melibatkan komitmen untuk menjaga kemurnian jiwa dan tubuh.
- Teladan Maria menjadi gambaran akan kekudusan Gereja, sebagai mempelai Kristus, yang hanya memberikan penghomratan dan ketaatannya kepada Kristus Sang Kepala.
C. Empat Dogma Santa Perawan Maria:
- Santa Perawan Maria Bunda Allah (Theotokos), dimaklumkan dalam Konsili Efesus tahun 431 M.
- Santa Perawan Maria Tetap Perawan, sebelum, selama maupun setelah kelahiran Yesus, dimaklumkan dalam Sinode Lateran tahun 649 M.
- Santa Perawan Maria Dikandung Tanpa Dosa, dimaklumkan oleh Paus Pius IX pada tanggal 8 Desember 1854.
- Santa Perawan Maria Diangkat ke Surga, badan dan jiwanya, dimaklumkan oleh Paus Pius XII pada tanggal 1 November 1950.