LIVE DKC [62-2025] JUMAT, 16 MEI 2025 PUKUL 19:00 WIB: PERBEDAAN ANTARA MP & EP, KOK MELIBATKAN KATOLIK!!! @romodanielbyantoroph.d5818
Merespon Video @romodanielbyantoroph.d5818 tentang Perbedaan Gereja Ortodox di Indonesia dengan Gereja Ortodox lainnya
Dalam menjawab pertanyaan tentang perbedaan Gereja Ortodox di Indonesia dengan Gereja Ortodox lainnya, Daniel Byantoro menyatakan secara ajaran tidak berbeda tetapi pada policynya. Contohnya Gereja Rusia menjadi alat kepentingan negara, Gereja Konstantinopel sangat berkompromi dengan Gereja Katolik Roma karena mungkin mau bersatu lagi. Gereja Ortodox di Indonesia berbeda, kami sesuai dengan ajaran para Rasul (lih. Galatia 1:8-9).
Gerakan Ekumenis adalah kompromi teologis, ajaran berbeda-beda kok malah mau disatukan (lih. Titus 3:10).
Pat Bartholomew: Tidak ada perpecahan antara Roma dan Konstantinopel pada tahun 1054
Patriark Ekumenis meyakini bahwa perpecahan antara Ortodoks dan Katolik akan hilang dalam beberapa tahun mendatang.
Pada tanggal 12 Maret 2025, selama pertemuan di Istanbul dengan Patriark Melkit Katolik Yunani Gregorius III, Patriark Bartholomew dari Konstantinopel membahas sebuah teori yang menyatakan bahwa tidak ada perpecahan formal antara Roma dan Konstantinopel pada tahun 1054, lapor Catholic News Agency.
Menurutnya, alih-alih terjadi pemutusan hubungan secara resmi, “ada ketegangan yang meningkat seiring berjalannya waktu.” Namun, seperti yang ditegaskan Bartholomew, ketegangan ini “bukan tidak dapat diatasi.”
Gregorius III tiba di Istanbul bersama sekelompok peziarah yang berpartisipasi dalam ziarah yang diselenggarakan oleh Masyarakat Jerman di Tanah Suci. Ziarah tersebut bertepatan dengan peringatan 1700 tahun Konsili Nicea Pertama, yang diselenggarakan pada tahun 325 M.
“Tentu saja, banyak masalah telah terkumpul selama seribu tahun terakhir. Namun, kami penuh harapan bahwa masalah-masalah itu akan terselesaikan dalam tahun-tahun mendatang,” tegas Patriark. “Semuanya ada di tangan Tuhan. Dia telah menyiapkan masa depan yang sejati bagi Gereja-gereja kita.”1
Kajian Tentang Gereja Orthodox (Ekumenikal Patriark, Gereja Yunani, Moscow Patriark) Dalam Hubungannya Dengan Gereja Katolik
*Disclaimer:
Informasi ini didasarkan pada sumber-sumber terpercaya seperti Wikipedia, situs resmi gereja, dan artikel akademik, dengan catatan bahwa situasi dapat berubah dan harus diverifikasi dengan sumber terkini (BUKAN KAJIAN AKADEMIK).
Pendahuluan
Gereja Orthodox dan Gereja Katolik memiliki sejarah panjang yang ditandai oleh pemisahan dan upaya rekonsiliasi. Ekumenikal Patriark Konstantinopel, Gereja Yunani, dan Moscow Patriark masing-masing memainkan peran penting dalam dinamika ini. Tulisan ini akan berusaha menjelaskan hubungan mereka dengan Gereja Katolik, dengan fokus pada struktur, sejarah, dan isu-isu kontemporer.
Sejarah Dan Struktur
Gereja Orthodox terdiri dari gereja-gereja autocephalous, dengan Ekumenikal Patriark sebagai “primus inter pares” (Ecumenical Patriarchate of Constantinople – Wikipedia). Gereja Yunani, autocephalous sejak 1850, memiliki yurisdiksi atas sebagian besar Yunani, sementara Moscow Patriark, gereja terbesar, mengklaim wilayah bekas Uni Soviet (Russian Orthodox Church – Wikipedia). Hubungan dengan Gereja Katolik dipengaruhi oleh Schisma Besar 1054, tetapi Konsili Vatikan II (1962-1965) menandai perbaikan (Catholic-Eastern Orthodox relations – Wikipedia).
Hubungan Saat Ini
Dialog ekumenis terus berlangsung, dengan pertemuan antara Paus Fransiskus dan Patriark Bartholomeos I menunjukkan komitmen untuk persatuan (Relations between the Catholic Church and the Orthodox Church | CNEWA). Namun, hubungan dengan Moscow Patriark lebih tegang, terutama karena dukungan terhadap Rusia di Ukraina, yang menyebabkan schisma dengan Konstantinopel pada 2018 (2018 Moscow – Constantinople schism – Wikipedia).
Penjelasan
Gereja Orthodox, Ekumenikal Patriark, Gereja Yunani, dan Moscow Patriark memiliki hubungan yang kompleks dan berlapis dengan Gereja Katolik, yang mencakup sejarah panjang, perbedaan teologis, dan upaya dialog ekumenis. Kajian ini akan mengeksplorasi struktur masing-masing entitas, sejarah hubungan mereka, dan dinamika kontemporer, dengan fokus pada bagaimana mereka berinteraksi dengan Gereja Katolik.
Struktur dan Peran Gereja Orthodox
Gereja Orthodox diorganisir dalam sistem sinodal, di mana tidak ada otoritas pusat tunggal seperti Paus dalam Gereja Katolik. Sebaliknya, gereja-gereja autocephalous memiliki kepala mereka sendiri, dengan Ekumenikal Patriark Konstantinopel dianggap sebagai “primus inter pares” (yang pertama di antara yang sepadan) (Ecumenical Patriarchate of Constantinople – Wikipedia). Peran ini memberikan Patriark Konstantinopel tanggung jawab khusus dalam mempromosikan kesatuan antara gereja-gereja Orthodox dan dalam hubungan ekumenis dengan gereja-gereja lain, termasuk Gereja Katolik. Yurisdiksi Ekumenikal Patriark mencakup wilayah tertentu di Turki, Yunani (seperti Dodecanese, Kreta, dan Mount Athos), dan daerah-daerah di luar yurisdiksi kanonik lainnya, meskipun otoritasnya sering menjadi sumber kontroversi, terutama dengan Moscow Patriark (The Ecumenical Patriarchate: A Brief note on its history and its role in the world today – Greek Orthodox Archdiocese of America).
Gereja Yunani, atau Church of Greece, merupakan gereja autocephalous yang mandiri, dengan yurisdiksi atas sebagian besar wilayah Yunani. Autocephaly-nya diakui oleh Ekumenikal Patriark pada tahun 1850, meskipun beberapa wilayah seperti Dodecanese, Kreta, dan Mount Athos tetap di bawah yurisdiksi Konstantinopel (Church of Greece – Wikipedia).
Gereja ini memiliki lebih dari 10 juta pengikut dan memainkan peran penting dalam identitas nasional Yunani, dengan struktur yang diorganisir sebagai gereja negara, dipimpin oleh Uskup Agung Athens dan Seluruh Yunani (Church of Greece | Orthodoxy, Autonomy & Hierarchy | Britannica). |
Moscow Patriark, atau Russian Orthodox Church, merupakan gereja Orthodox terbesar, dengan lebih dari 150 juta pengikut di lebih dari 60 negara (Russian Orthodox Church – Wikipedia). Ia memiliki yurisdiksi atas Orthodox Kristen di bekas republik Uni Soviet (kecuali Georgia) dan telah membentuk gereja-gereja otonom di Jepang dan Tiongkok. Moscow Patriark juga memiliki hubungan dekat dengan pemerintah Rusia, terutama Presiden Vladimir Putin, yang sering memengaruhi hubungannya dengan gereja-gereja lain. Yurisdiksinya mencakup 194 keuskupan di Rusia dan total 314 keuskupan di seluruh dunia pada 2019, dengan eparki di Belarus dan Latvia yang menikmati berbagai tingkat otonomi (Department for External Church Relations (DECR) of the Moscow Patriarchate).
Sejarah Hubungan dengan Gereja Katolik
Hubungan antara Gereja Orthodox dan Gereja Katolik telah berlangsung selama berabad-abad, ditandai oleh Schisma Besar tahun 1054, yang secara resmi memisahkan Gereja Timur (Orthodox) dan Gereja Barat (Katolik) (Catholic-Eastern Orthodox relations - Wikipedia). Perbedaan utama pada saat itu mencakup otoritas Paus, klausa Filioque dalam Kredo Nicea, dan perbedaan liturgis serta budaya. Klausa Filioque, yang menambahkan “dan Putra” dalam Kredo Nicea oleh Gereja Barat, ditolak oleh Gereja Timur, menjadi salah satu poin kontroversial utama (Catholic Church vs. Orthodox Church: The Main Differences – GreekReporter.com). Selain itu, otoritas Paus, yang dianggap supremasi dalam Gereja Katolik, bertentangan dengan sistem sinodal Orthodox, yang menekankan otoritas kolektif sinode uskup.
Upaya rekonsiliasi sebelum abad ke-20, seperti Konsili Lyon Kedua dan Konsili Florence, gagal, tetapi Konsili Vatikan II (1962-1965) menandai perubahan signifikan. Konsili ini mengakui Gereja Orthodox sebagai “saudara-saudara yang terpisah” dengan sakramen yang sah dan keuskupan apostolik, yang merupakan langkah penting menuju dialog ekumenis (Relations between the Catholic Church and the Orthodox Church | CNEWA). Pada tahun 1965, Paus Paulus VI dan Ekumenikal Patriark Athenagoras I secara bersama-sama mengangkat saling pengucilan tahun 1054, yang dianggap sebagai langkah penting menuju rekonsiliasi (Catholic-Eastern Orthodox relations – Wikipedia). |
Hubungan Saat Ini dan Dinamika Kontemporer
Saat ini, hubungan antara Gereja Orthodox dan Gereja Katolik dicirikan oleh dialog teologis dan upaya ekumenis, meskipun perbedaan teologis mendasar tetap ada. Dialog resmi antara kedua gereja telah menghasilkan beberapa dokumen bersama, meskipun belum mencapai kesepakatan penuh (Eastern Orthodoxy | Catholic Answers Tract). Pertemuan antara pemimpin gereja, seperti antara Paus Fransiskus dan Ekumenikal Patriark Bartholomeos I, menunjukkan komitmen untuk persatuan Kristen, dengan fokus pada isu-isu seperti perlindungan lingkungan dan bantuan kemanusiaan (The Ecumenical Patriarchate – Greek Orthodox Archdiocese of America).
Namun, hubungan dengan Moscow Patriark lebih kompleks, terutama karena isu geopolitik. Dukungan Patriark Kirill terhadap tindakan pemerintah Rusia di Ukraina telah menyebabkan ketegangan dengan Gereja Katolik dan gereja-gereja Orthodox lainnya, termasuk schisma dengan Konstantinopel pada 2018 atas autocephaly Gereja Orthodox Ukraina (2018 Moscow–Constantinople schism - Wikipedia). Ketegangan ini diperburuk oleh undang-undang Ukraina pada 2024 yang melarang organisasi keagamaan yang terkait dengan Moscow Patriark, yang memengaruhi yurisdiksinya (The Russian Orthodox Church and Inner – Orthodox Relations – Talk About: Law and Religion).
Sebaliknya, hubungan antara Gereja Katolik dan Ekumenikal Patriark relatif lebih hangat, dengan Patriark Bartholomeos I sering disebut sebagai pemimpin spiritual yang terlibat dalam dialog ekumenis (Ecumenical Patriarch of Constantinople - Wikipedia). Gereja Yunani, meskipun netral, juga terpengaruh oleh dinamika internal Orthodox, terutama ketegangan antara Konstantinopel dan Moscow, tetapi memiliki kolaborasi terbatas dengan Gereja Katolik dalam proyek-proyek sosial (Church of Greece | World Council of Churches). |
Perbedaan Teologis dan Kesepakatan
Meskipun ada banyak kesamaan dalam doktrin dan liturgi, terdapat perbedaan teologis utama antara Gereja Orthodox dan Gereja Katolik.
1. Otoritas:
Gereja Katolik (GK): mengakui Supremasi Paus, otoritas tertinggi
Gereja Orthodox (GO): Sistem sinodal, tidak ada otoritas tunggal
2. Klausa Filioque:
GK: Roh Kudus berasal dari Bapa dan Putra
GO: Roh Kudus berasal dari Bapa saja
3. Pemurnian Jiwa:
GK: Mengajarkan tempat membersihkan jiwa di Purgatorium (Api Penyucian)
GO: Tidak mengajarkan adanya tempat pemurnian seperti purgatorium, tetapi percaya bahwa jiwa yang belum sepenuhnya suci masih dapat mengalami proses pendewasaan spiritual melalui kasih karunia Allah. Doa-doa umat beriman, terutama dalam liturgi seperti Panikhida (doa peringatan untuk yang meninggal), diyakini membantu jiwa-jiwa ini. Doa ini bukan untuk “mengampuni dosa” secara langsung, tetapi untuk memohon belas kasih Allah agar jiwa tersebut semakin dekat dengan-Nya.
4. Sakramen:
GK: Mengakui 7 sakramen, validitas Orthodox
GO: Mengakui 7 sakramen, validitas Katolik
5. Doktrin Inti:
GK & GO: mengimani Trinitas, Inkarnasi, keilahian Yesus
*Kedua gereja mengakui validitas sakramen satu sama lain, meskipun mereka tetap terpisah secara kanonik, yang memungkinkan dialog ekumenis untuk terus berlanjut (Is the Eastern Orthodox Church part of the Catholic Church? | Catholic Answers Q\&A).
Prospek Masa Depan
Penelitian menunjukkan bahwa dialog ekumenis akan terus menjadi fokus, dengan harapan untuk mengatasi perbedaan teologis dan mempromosikan persatuan Kristen. Namun, tantangan geopolitik, terutama dalam hubungan dengan Moscow Patriark, dapat menghambat kemajuan. Ekumenikal Patriark dan Gereja Yunani tampaknya memiliki potensi yang lebih besar untuk kolaborasi dengan Gereja Katolik, sementara Moscow Patriark mungkin membutuhkan pendekatan yang lebih diplomatik mengingat konteks politiknya.
KESIMPULAN
Hubungan antara Gereja Orthodox (termasuk Ekumenikal Patriark, Gereja Yunani, dan Moscow Patriark) dan Gereja Katolik telah mengalami perkembangan signifikan sejak Konsili Vatikan II. Meskipun perbedaan teologis mendasar tetap ada, upaya dialog ekumenis dan pertemuan antara pemimpin gereja menunjukkan harapan untuk persatuan yang lebih dekat di masa depan. Tantangan tetap ada, terutama dalam hubungan dengan Moscow Patriark, yang dipengaruhi oleh dinamika geopolitik. Terus-menerusnya dialog teologis dan komitmen untuk persatuan Kristen adalah kunci untuk masa depan yang lebih harmonis.2
Pernyataan dari The Australian and New Zealand Diocese mengenai Archimandrite Daniel Bambang Byantoro
Kanon Apostolik
Kanon 31 (32)
Jika ada penatua yang meremehkan uskupnya sendiri, mengumpulkan jemaat yang terpisah, dan mendirikan altar lain, tanpa alasan untuk mengutuk uskup berkenaan dengan agama atau keadilan, biarlah ia digulingkan karena ambisinya; karena ia seorang tiran; dengan cara yang sama juga para pendeta lainnya, dan sebanyak yang bergabung dengannya; dan biarlah kaum awam dikucilkan . Akan tetapi, biarlah ini dilakukan setelah peringatan pertama, kedua, dan ketiga dari uskup.
Kanon 32 (33)
Jika seorang penatua atau diakon telah dikucilkan oleh seorang uskup, ia tidak boleh diterima dalam komuni lagi oleh siapa pun kecuali oleh dia yang mengucilkannya, kecuali uskup yang mengucilkannya telah meninggal.
Kanon 33 (34)
Tidak seorang pun uskup, penatua, atau diaken asing boleh diterima tanpa surat pujian; dan ketika mereka dihadirkan, biarlah orang-orang itu diperiksa; dan jika mereka adalah pengkhotbah kesalehan, biarlah mereka diterima. Jika tidak, meskipun Anda menyediakan apa yang mereka butuhkan, Anda tidak boleh menerima mereka dalam persekutuan, karena banyak hal dilakukan secara sembunyi-sembunyi.3
Melawan Bid’ah (Buku III, Bab 3) – St. Irenaeus
Bantahan terhadap kaum bidah, dari fakta bahwa, di berbagai Gereja, suksesi uskup terus-menerus dipertahankan.
1. Oleh karena itu, semua orang di setiap Gereja, yang ingin melihat kebenaran, dapat merenungkan dengan jelas tradisi para rasul yang dinyatakan di seluruh dunia; dan kita berada dalam posisi untuk menghitung mereka yang oleh para rasul diangkat menjadi uskup di Gereja-gereja, dan [untuk menunjukkan] suksesi orang-orang ini hingga zaman kita sendiri; mereka yang tidak mengajarkan atau mengetahui apa pun seperti yang digembar-gemborkan [para bidat] ini. Karena jika para rasul mengetahui misteri-misteri tersembunyi, yang biasa mereka sampaikan kepada orang-orang yang sempurna secara terpisah dan rahasia dari yang lain, mereka akan menyampaikannya terutama kepada mereka yang kepadanya mereka juga mempercayakan Gereja-gereja itu sendiri. Karena mereka menginginkan agar orang-orang ini menjadi sangat sempurna dan tidak bercacat dalam segala hal, yang juga mereka tinggalkan sebagai penerus mereka, dengan menyerahkan tempat pemerintahan mereka sendiri kepada orang-orang ini; orang-orang ini, jika mereka menjalankan tugas mereka dengan jujur, akan menjadi anugerah besar [bagi Gereja], tetapi jika mereka jatuh, akan menjadi malapetaka yang paling mengerikan.
2. Akan tetapi, karena akan sangat membosankan, dalam volume seperti ini, untuk menghitung suksesi semua Gereja, kami membingungkan semua orang yang, dengan cara apa pun, apakah dengan keinginan jahat untuk menyenangkan diri sendiri, dengan kesombongan, atau dengan kebutaan dan pendapat yang menyimpang, berkumpul dalam pertemuan yang tidak sah; [kami melakukan ini, saya katakan,] dengan menunjukkan tradisi yang berasal dari para rasul, dari Gereja yang sangat agung, sangat kuno, dan dikenal secara universal yang didirikan dan diorganisasi di Roma oleh dua rasul yang paling mulia, Petrus dan Paulus; seperti juga [dengan menunjukkan] iman yang dikhotbahkan kepada manusia, yang turun ke zaman kita melalui suksesi para uskup. Karena merupakan masalah yang perlu bahwa setiap Gereja harus setuju dengan Gereja ini , karena otoritasnya yang paling utama [Potiorem Principalitatem].4
Surat Ignatius kepada Jemaat Smirna
Bab 4. Waspadalah terhadap para bidat ini
Saya memberikan petunjuk ini kepada Anda, saudara-saudara terkasih, yakinlah bahwa Anda juga memiliki pendapat yang sama [seperti saya]. Tetapi saya terlebih dahulu menjaga Anda dari binatang-binatang yang menyerupai manusia, yang tidak hanya tidak boleh Anda terima, tetapi, jika mungkin, bahkan tidak boleh Anda temui; hanya Anda harus berdoa kepada Tuhan untuk mereka, jika dengan cara apa pun mereka dapat bertobat, yang, bagaimanapun, akan sangat sulit. Namun Yesus Kristus, yang adalah hidup kita yang sejati, memiliki kuasa untuk [melaksanakan] ini. Tetapi jika hal-hal ini dilakukan oleh Tuhan kita hanya secara lahiriah, maka saya juga hanya terikat secara lahiriah. Dan mengapa saya juga menyerahkan diri saya kepada kematian, kepada api, kepada pedang, kepada binatang buas? Tetapi, [sebenarnya,] dia yang dekat dengan pedang dekat dengan Tuhan; dia yang berada di antara binatang buas bersama dengan Tuhan; asalkan hanya dia dalam nama Yesus Kristus. Saya menderita semua hal ini agar saya dapat menderita bersama-sama dengan Dia, Roma 8:17 Dia yang telah menjadi manusia sempurna yang menguatkan saya. Filipi 4:13.
Bab 5. Kesalahan berbahaya mereka
Beberapa orang dengan bodohnya menyangkal Dia, atau lebih tepatnya telah disangkal oleh-Nya, menjadi penganjur kematian daripada kebenaran. Orang-orang ini tidak diyakinkan oleh para nabi, maupun hukum Musa, maupun Injil bahkan sampai hari ini, maupun penderitaan yang telah kita tanggung secara individu. Karena mereka juga berpikir hal yang sama tentang kita. Karena apa gunanya bagiku, jika ia memuji aku, tetapi menghujat Tuhanku, tidak mengakui bahwa Dia [benar-benar] memiliki tubuh? Tetapi dia yang tidak mengakui ini, sebenarnya telah menyangkal Dia sama sekali, diselimuti oleh kematian. Namun, saya tidak berpikir baik untuk menulis nama-nama orang seperti itu , karena mereka adalah orang-orang yang tidak percaya. Ya, jauh dari saya untuk menyebutkan mereka, sampai mereka bertobat dan kembali kepada [kepercayaan sejati pada] sengsara Kristus, yang adalah kebangkitan kita.
Bab 3. Kristus memiliki tubuh setelah kebangkitanNya
Sebab aku tahu bahwa setelah kebangkitan -Nya , Ia masih memiliki daging, dan aku percaya bahwa Ia masih memiliki daging sekarang. Misalnya, ketika Ia datang kepada mereka yang bersama Petrus, Ia berkata kepada mereka, “ Peganglah, rabalah Aku, dan lihatlah bahwa Aku bukan roh yang tidak berwujud.” Dan saat itu juga mereka menyentuh-Nya dan percaya , karena diyakinkan oleh daging dan roh -Nya. Karena alasan ini juga mereka membenci kematian, dan ternyata mereka telah mengalahkannya. Dan setelah kebangkitan-Nya, Ia makan dan minum bersama mereka, sebagai orang yang memiliki daging, meskipun secara rohani Ia bersatu dengan Bapa.5
Surat Ignatius kepada Jemaat di Filadelfia
Bab 3. Hindari skismatis
Jauhkanlah dirimu dari tanaman-tanaman jahat yang tidak dirawat oleh Yesus Kristus, karena itu bukanlah tanaman dari Bapa. Bukan karena aku mendapati adanya perpecahan di antara kamu, tetapi karena kemurnian yang berlebihan. Karena semua orang yang berasal dari Allah dan Yesus Kristus juga bersama uskup. Dan semua orang yang, dalam menjalankan pertobatan, kembali ke dalam kesatuan Gereja, mereka juga akan menjadi milik Allah, agar mereka dapat hidup menurut Yesus Kristus. Jangan salah, saudara-saudaraku. Jika ada orang yang mengikuti dia yang membuat perpecahan di dalam Gereja , ia tidak akan mewarisi kerajaan Allah. Jika ada orang yang berjalan menurut pendapat yang berbeda, ia tidak setuju dengan sengsara [Kristus].6
Melawan Bid’ah (Buku III, Bab 16) – St. Irenaeus
5. Itulah sebabnya Tuhan berkata kepada murid-murid-Nya setelah kebangkitan-Nya, Hai kamu orang-orang yang tidak berpikir panjang dan yang lamban hatinya, sehingga kamu tidak percaya segala sesuatu, yang dikatakan para nabi! Bukankah seharusnya Kristus menderita semuanya itu dan masuk ke dalam kemuliaan-Nya? Lukas 24:25 Dan Ia berkata lagi kepada mereka: “ Inilah perkataan-Ku, yang telah Kukatakan kepadamu ketika Aku masih bersama-sama dengan kamu, yakni bahwa harus digenapi semua yang ada tertulis tentang Aku dalam kitab Taurat Musa dan kitab nabi-nabi dan kitab Mazmur.” Maka Ia membuka pikiran mereka, sehingga mereka mengerti Kitab Suci. Lalu Ia berkata kepada mereka: “Ada tertulis demikian, bahwa Mesias harus menderita dan bangkit dari antara orang mati, dan lagi: dalam nama-Nya berita tentang pertobatan dan pengampunan dosa harus disampaikan kepada semua bangsa. “Lukas 24:44, dst. Inilah Dia yang lahir dari Maria, sebab Ia berkata: Anak Manusia harus menanggung banyak penderitaan dan ditolak, disalibkan, dan bangkit kembali pada hari yang ketiga. Injil , oleh karena itu, tidak mengenal anak manusia lain kecuali Dia yang berasal dari Maria, yang juga menderita; dan tidak ada Kristus yang terbang menjauh dari Yesus sebelum penderitaan; tetapi Dia yang lahir dikenal sebagai Yesus Kristus Anak Allah, dan bahwa orang yang sama ini menderita dan bangkit kembali, seperti yang dibuktikan oleh Yohanes, murid Tuhan, dengan mengatakan: Tetapi semua yang tercantum di sini telah dicatat, supaya kamu percaya, bahwa Yesus adalah Kristus, Anak Allah, dan supaya kamu oleh imanmu beroleh hidup yang kekal dalam nama-Nya, Yohanes 20:31 – karena ia telah meramalkan sistem-sistem penghujatan ini yang memecah-belah Tuhan, sejauh yang dapat mereka lakukan, dengan mengatakan bahwa Ia dibentuk dari dua substansi yang berbeda. Karena alasan ini juga ia telah memberi kesaksian kepada kita dalam Suratnya: Anak-anakku, waktu ini adalah waktu yang terakhir, dan seperti yang telah kamu dengar, seorang antikristus datang, sekarang telah bangkit banyak antikristus. Dengan demikian kita tahu, bahwa waktu ini adalah waktu yang terakhir. Memang mereka berasal dari antara kita, tetapi mereka tidak sungguh-sungguh termasuk pada kita; Sebab jika mereka sungguh-sungguh termasuk pada kita, niscaya mereka tetap bersama-sama dengan kita. Tetapi, supaya menjadi nyata, bahwa mereka tidak termasuk pada kita. Jadi ketahuilah, bahwa setiap dusta berasal dari luar dan tidak berasal dari kebenaran . Siapakah pendusta? Bukankah dia yang menyangkal Yesus? adalah Kristus? Ini adalah Antikristus.7