LIVE DKC RABU, 8 JANUARI 2025: GEREJA HARUS BERSIFAT HIERARKIS ...???

Dalam satu dan satu-satunya Gereja Allah itu sejak awalmula telah timbul berbagai perpecahan, yang oleh Rasul dikecam dengan tajam sebagai hal yang layak di hukum

By ~@♏ (Tim DKC)

13 menit bacaan

Share: X (Twitter) Facebook LinkedIn Whatsapp Telegram

LIVE DKC RABU, 8 JANUARI 2025: GEREJA HARUS BERSIFAT HIERARKIS …???

A. Menanggapi tayangan Pdt. Ezra A. Soru dengan tema “Apakah Reformasi Gereja Penyebab Banyak Aliran?”

  1. Beliau menyatakan bahwa reformasi Gereja yang mengakibatkan Tubuh Kristus terpecah ke banyak aliran Gereja dengan doktrin yang berbeda, tidak ada kaitan langsung dengan amanat agung Yesus Kristus untuk menjadikan semua bangsa murid-Nya,
  2. Beliau juga mengatakan bahwa “Reformasi lebih merujuk kepada pemurnian ajaran Gereja, Gereja harus dimurnikan terlebih dahulu sebelum ajaran-Nya disebarkan ke seluruh dunia. Kalau ajaran gereja tidak murni/ menyimpang, berarti yang diberitakan ke seluruh dunia juga menyimpang/ bukan kabar baik lagi (Injil).”

B. Berikutnya ada juga VT dari 2 pendeta lainnya yang mengatakan:

  1. Ada pendeta tertentu, satu Gereja dibuka, pendeta lainnya sewa orang beda agama suruh tutup Gereja itu: “Pendeta Setan itu, kurang ajar, preman, dia mau berkuasa sendiri!”
  2. Bayangkan ada satu Gereja sudah dibuka, disuruh pergi karena ada Gereja lainnya yang lebih berkuasa akan buka Gereja lagi persis di depannya. Ini namanya bukan lagi “mencari tapi mencuri jiwa!”

Semua PERTENTANGAN dalam GEREJA PROTESTAN ini DIAKIBATKAN KARENA TIDAK ADANYA HIERARKI di dalam Gereja mereka!

3. Gereja Bersifat Hierarkis

Landasan Biblis:

  1. Matius 16:18, 18:18 – Yesus memakai kata “Ecclesia” hanya dua kali dalam Kitab Suci Perjanjian Baru, menunjukkan “Gereja yang terlihat, bersatu, hierarkis dan berwibawa.”
  2. Kisah Para Rasul 20:17, 28 – Paulus mengacu pada penatua/ imam (presbyteroi) dan para uskup (episkopoi) Gereja. Keduanya ditahbiskan sebagai pemimpin dalam struktur hierarki Gereja.
  3. 1 Korintus 12:28 – Allah sendiri menetapkan posisi otoritas di dalam Gereja. Sebagai Bapa Pengasih, Ia memberi anak-anak-Nya kebebasan dan wewenang untuk betindak dengan kasih dan keadilan demi mewujudkan karya keselamatan-Nya.
  4. Efesus 4:11 – Gereja bersifat hierarkis, mencakup para rasul, nabi, pastur/ klerus/ romo dan pengajar yang ditugaskan membangun Gereja. Gereja bukanlah entitas yang tidak terlihat dengan landasan yang tidak terlihat.
  5. Filipi 1:1 – Paulus berbicara kepada para uskup dan diaken Gereja, mereka dapat melacak semua silsilah mereka yang tak terputus sampai ke para rasul.
  6. 1 Timotius 3:1; Titus 1:7 – Gereja Kristus memiliki uskup (episkopoi) yang merupakan penerus langsung para rasul. Mereka dapat melacak otoritas yang diberikan kepada mereka kembali ke para rasul.
  7. 1 Timotius 5:17; Titus 1:5; Yakobus 5:14 – Gereja Kristus juga memiliki penatua/imam (presbyteroi) yang melayani para uskup.
  8. 1 Timotius 3:8 – Gereja Kristus juga memiliki diaken (diakonoi), yang berarti memiliki hierarki wewenang – uskup, imam dan diaken, yang dapat menelusuri silsilah mereka kembali Ke Petrus dan para rasul.
  9. Keluaran 28:1, 19:6 – Menunjukkan tiga jabatan Imamat Perjanjian Lama:
  10. Imam besar – Harun (Keluaran 28:1),
  11. Imam menteri – anak-anak Harun (Keluaran 19:6, 28:1), dan
  12. Imam universal – Israel (Keluaran 19:6).
    Imam Perjanjian Baru juga memiliki tiga jabatan:
  13. Iman Besar – Yesus Kristus (Ibrani 3:1),
  14. Imam jabatan – uskup dan imam tertahbis (Roma 15:16; 1 Timotius 3:1, 8, 5:17; Titus 1:7), dan
  15. Imam universal – semua orang tertahbis (1 Petrus 2:5-9; Wahyu 1:6).

4. Kontroversi di Gereja

Landasan Biblis:

  1. Matius 13:24-30 – Skandal selalu ada di dalam Gereja, begitu juga di luar Gereja. Hal ini seharusnya tidak menyebabkan kita kehilangan harapan di Gereja. Rencana misterius Allah menghendaki gandum dan ilalang tumbuh berdampingan di Gereja sampai akhir zaman.
  2. Matius 13:47-50 – Rencana Tuhan bahwa Gereja (Kerajaan Surga) adalah jaring yang menangkap ikan segala jenis, baik dan buruk. Tuhan mengajarkan kita agar tidak berkecil hati karena keberdosaan anggota Gereja.
  3. Matius 16:18 – Tidak peduli seberapa berdosanya para anggota Gereja berperilaku, Yesus berjanji bahwa gerbang maut tidak akan pernah menguasai Gereja.
  4. Matius 23:2-3 – Orang Yahudi akan selalu memahami perbedaan antara keberdosaan seseorang dan otoritas pengajarannya. Keberdosaan Farisi tidak mengecilkan otoritas mengajar mereka, mereka menempati “cathedra” Musa.
  5. Matius 26:70-72; Markus 14:68-70; Lukas 22:57; Yohanes 18:25-27 – Petrus menyangkal Kristus hingga tiga kali, namun tetap diplih menjadi pemimpin Gereja, dan mengajar serta menulis tanpa kesalahan.
  6. Markus 14:45 – Yudas tidak setia mengkhianati Yesus, namun jabatan apostoliknya dipertahankan dan tidak melemahkan Gereja.
  7. Markus 14:50 – Semua rasul Yesus tidak setia dengan meninggalkan Dia di taman Getsemani, namun mereka adalah dasar Gereja.
  8. Yohanes 20:24-25 – Thomas sang rasul tidak setia menolak percaya pada kebangkitan Kristus, namun mengajar tanpa salah di India.
  9. Roma 3:3-4 – Anggota yang tidak setia tidak meniadakan kesetiaan Allah dan karya Roh Kudus dalam Gereja.
  10. Efesus 5:25-27 – Sama seperti Yesus Kristus memiliki kodrat manusia dan Ilahi, Gereja, mempelai wanita-Nya juga manusiawi dan Ilahi, dengan kata lain Gereja adalah mempelai Kristus yang suci dan tak bercacat, dengan anggota tubuh manusia yang berdosa.
  11. 1 Timotius 5:19 – Paulus mengakui para imam/ pastur Gereja mungkin tidak setia. Gereja, bukan pemberontakan dan perpecahan, menangani masalah ini.
  12. 2 Timotius 2:13 – Jika kita tetap tidak setia, Tuhan tetap setia karena Dia tidak dapat menyangkal diri-Nya.
  13. 2 Timotius 2:20 – Sebuah rumah besar tidak hanya memiliki emas dan perak, tetapi juga kayu dan tembikar, beberapa digunakan untuk perbuatan mulia, beberapa untuk perbuatan tercela.
  14. Yeremia 24:1-10 – Rencana Allah meliputi buah ara yang baik dan buruk, yang baik akan diberi upah, yang buruk akan dibuang.
  15. 1 Raja-raja 6, 7, 8 – Tuhan memerintahkan kita membangun tempat ibadah yang rumit. Beberapa non-Katolik berpikir ini adalah hal kontroversial, uangnya seharusnya untuk orang miskin, meskipun tidak ada organisasi lainnya di dunia yang berbuat banyak untuk orang miskin selain Gereja Katolik. Kami menciptakan Gereja kami dengan keindahan karena Kristus Raja hidup di gereja-gereja di dalam ekaristi yang terberkati.
  16. Matius 26:8-9; Markus 14:4-5; Yohanse 12:5 – Komentar negatif tentang keindahan Gereja adalah seperti para murid yang mengeluh tentang perempuan yang mengurapi kepala Yesus dengan minyak mahal. Yesus ingin kita menghormati dia dengan pemberian terbaik, bukan untuk Dia, tetapi untuk kita, agar kita menyadari bahwa Dia adalah Allah dan kita adalah ciptaan-Nya.
  17. Matius 26:10-11 – Yesus berkata kita memiliki kewajiban menghormati Tuhan dan memberi kepada orang miskin – kehidupan yang seimbang antara hormat dan amal.

Sumber:

https://www.scripturecatholic.com/the-biblical-church/

5. Arti kata Hierarki

Bentuk tidak baku Hirarki, berarti:

  • Urutan tingkatan atau jenjang jabatan (pangkat kedudukan),
  • Organisaasi dengan tingkat wewenang dari yang paling bawah sampai yang paling atas
  • Bio deretan tataran biologis seperti famili, genus, spesies,
  • Kat kumpulan pemimpin gereja yang terdiri atas uskup, imam dan diakon.
    1. Kata turunan: herhierarki; menghierarkikan,
    2. Gabungan kata: hierarki fonologis; hierarki gramatikal; hierarki taksonomi.

Ringkasan AI:

Hierarki Gereja Katolik adalah susunan jabatan yang terdiri dari:

  1. Paus: Pemimpin tertinggi Gereja Katolik Dunia dan uskup Roma. Paus meneruskan tugas Santo Petrus sebagai pemimpin para uskup,
  2. Kardinal: Tim penasihat dekat Paus,
  3. Uskup Agung: Pemimpin Keuskupan Agung dan provinsi gerejani,
  4. Uskup: Pemimpin umat di kalangan keuskupan,
  5. Imam: Penolong para uskup yang terbagi menjadi Imam Diosesan (Imam Praja) dan Imam Religius,
  6. Diakon: Pembantu khusus Uskup yang ditahbiskan oleh Uskup. Diakon bertugas memberitakan injil, melakukan pembaptisan, dan memimpin upacara liturgi.
    Hierarki Gereja Katolik dipraktikkan di seluruh gereja Katolik di dunia. Sistem hierarki ini bertujuan untuk mewujudkan tubuh Kristus dalam tatanan gereja dan membimbing umat Katolik.

Yesus mendirikan Gereja-Nya di atas Rasul Petrus berbentuk MONARKI, bukan Demokrasi, dan mengapa pusat Gereja Katolik dari Yerusalem dipindah ke Roma?

  1. Daniel 2:44 – ”Tetapi pada zaman raja-raja, Allah semesta langit akan mendirikan suatu kerajaan yang tidak akan binasa sampai selama-lamanya, dan kekuasaan tidak akan beralih lagi kepada bangsa lain: kerajaan itu akan meremukkan segala kerajaan dan menghabisinya, tetapi kerajaan itu sendiri akan tetap untuk selama-lamanya.”
  2. Matius 21: 43-44 – ”Sebab itu, Aku berkata kepadamu, bahwa Kerajaan Allah akan diambil dari padamu dan akan diberikan kepada suatu bangsa yang akan menghasilkan buah Kerajaan itu. (Dan barangsiapa jatuh ke atas batu itu, ia akan hancur dan barangsiapa ditimpa batu itu, ia akan remuk.)”
  3. Kisah Para Rasul 23:11 – ”Pada malam berikutnya Tuhan datang berdiri di sisinya dan berkata kepadanya: “Kuatkanlah hatimu, sebab sebagaimana engkau dengan berani telah bersaksi tentang Aku di Yerusalem, demikian jugalah hendaknya engkau pergi bersaksi di Roma.”
  4. Yohanes 21:18 – ”Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya ketika engkau masih muda engkau mengikat pinggangmu sendiri dan engkau berjalan ke mana saja kaukehendaki, tetapi jika engkau sudah menjadi tua, engkau akan mengulurkan tanganmu dan orang lain akan mengikat engkau dan membawa engkau ke tempat yang tidak kaukehendaki.”
  5. Yohanes 21:25 – ”Masih banyak hal-hal lain lagi yang diperbuat oleh Yesus, tetapi jikalau semuanya itu harus dituliskan satu per satu, maka agaknya dunia ini tidak dapat memuat semua kitab yang harus ditulis itu.”

Unitatis Redintegratio No. 3

(Hubungan antara saudara-saudari yang terpisah dan Gereja Katolik)
Dalam satu dan satu-satunya Gereja Allah itu sejak awalmula telah timbul berbagai perpecahan[ ], yang oleh Rasul dikecam dengan tajam sebagai hal yang layak di hukum[ ]. Dalam abad-abad sesudahnya timbullah pertentangan-pertentangan yang lebih luas lingkupnya, dan jemaat-jemaat yang cukup besar terpisahkan dari persekutuan sepenuhnya dengan Gereja katolik, kadang-kadang bukan karena kesalahan kedua belah pihak. Tetapi mereka, yang sekarang lahir dan di besarkan dalam iman akan Kristus di jemaat-jemaat itu, tidak dapat dipersalahkan dan dianggap berdosa karena memisahkan diri. Gereja katolik merangkul mereka dengan sikap bersaudara penuh hormat dan cinta kasih. Sebab mereka itu, yang beriman akan Kristus dan dibabtis secara sah, berada dalam suatu persekutuan dengan Gereja katolik, baik perihal ajaran dan ada kalanya juga dalam tata-tertib, maupun mengenai tata-susunan Gereja, persekutuan gerejawi yang sepenuhnya terhalang oleh cukup banyak hambatan, diantaranya ada yang memang agak berat. Gerakan ekumenis bertujuan mengatasi hambatan-hambatan itu. Sungguhpun begitu, karena mereka dalam Baptis dibenarkan berdasarkan iman, mereka disaturagakan dalam Kristus[ ]. Oleh karena itu mereka memang dengan tepat menyandang nama kristen, dan tepat pula oleh putera-puteri Gereja katolik diakui selaku saudara-saudari dalam Tuhan[ ].
Kecuali itu, dari unsur-unsur atau nilai-nilai, yang keseluruhannya ikut berperanan dalam pembangunan serta kehidupan Gereja sendiri, beberapa bahkan banyak sekali yang sangat berharga, yang dapat ditemukan diluar kawasan Gereja katolik yang kelihatan: Sabda Allah dalam Kitab suci, kehidupan rahmat, iman, harapan dan cinta kasih, begitu pula kurnia-kurnia Roh kudus lainnya yang bersifat batiniah dan unsur-unsur lahiriah. Itu semua bersumber pada Kristus dan mengantar kepada-Nya, dan memang selayaknya termasuk gereja Kristus yang tunggal.
Tidak sedikit pula upacara-upacara agama kristen, yang diselenggarakan oleh saudara-saudari yang tercerai dari kita. Upacara-upacara itu dengan pelbagai cara dan menurut bermacam-ragam situasi masing-masing Gereja dan jemaat sudah jelas memang dapat menyalurkan hidup rahmat yang sesungguhnya, dan harus diakui dapat membuka pintu memasuki persekutuan keselamatan.
Oleh karena itu Gereja-Gereja[ ]dan Jemaat-Jemaat yang terpisah, walaupun menurut pandangan kita diwarnai oleh kekurangan-kekurangan, sama sekali bukannya tidak berarti atau bernilai dalam misteri keselamatan. Sebab Roh Kristus tidak menolak untuk menggunakan mereka sebagai upaya-upaya keselamatan, yang kekuatannya bersumber pada kepenuhan rahmat serta kebenaran sendiri, yang dipercayakan kepada Gereja katolik.
Akan tetapi saudara-saudari yang tercerai dari kita, baik secara perorangan maupun sebagai Jemaat dan Gereja, tidak menikmati kesatuan, yang oleh Yesus Kristus hendak dikurniakan kepada mereka semua, yang telah dilahirkan-Nya kembali dan dihidupkan-Nya untuk menjadi satu tubuh, bagi kehidupan yang serba baru, menurut kesaksian Kitab suci dan tradisi Gereja yang terhormat. Sebab hanya melalui Gereja Kristus yang katoliklah, yakni upaya umum untuk keselamatan, dapat dicapai seluruh kepenuhan upaya-upaya penyelamatan. Sebab kita percaya, bahwa hanya kepada Dewan Para Rasul yang diketuai oleh Petruslah Tuhan telah mempercayakan segala harta Perjanjian Baru, untuk membentuk satu Tubuh kristus di dunia. Dalam tubuh itu harus disaturagakan sepenuhnya siapa saja, yang dengan suatu cara telah termasuk umat Allah, Selama berziarah di dunia, umat itu, meskipun dalam para anggotanya tetap tidak terluputkan dari dosa, berkembang dalam Kristus, dan secara halus dibimbing oleh Allah, menurut rencana-Nya yang penuh rahasia, sampai akhirnya penuh kegembiraan meraih seluruh kepenuhan kemuliaan kekal di kota Yerusalem sorgawi.

Sumber:

https://damaikasihchannel.com/kv2/?q=ur3

Share: X (Twitter) Facebook LinkedIn Whatsapp Telegram

Artikel Lainnya