LIVE DKC [51-2025] SABTU, 3 MEI 2025 PUKUL 18:30 WIB: MENELAN BIDAT BOGOMIL KACAU BALAU TANPA HIERARKI... !!! @almofupapua4856‬

"Untuk apa itu uskup, melainkan orang yang melampaui semua orang lain memiliki semua kekuasaan dan otoritas, sejauh mungkin bagi manusia untuk memilikinya, yang menurut kemampuannya dapat melakukan seperti Kristus dari Allah? Dan apa itu Imam melainkan kumpulan suci, seorang konselor dan penilai dari uskup? Dan apa itu diakon,melainkan peniru kekuatan malaikat, memenuhi pelayanan yang murni dan tak bercacat kepadanya, seperti ... Anencletus dan Clement kepada Petrus?"

By Manuel (Tim DKC)

22 menit bacaan

Share: X (Twitter) Facebook LinkedIn Whatsapp Telegram

LIVE DKC [51-2025] SABTU, 3 MEI 2025 PUKUL 18:30 WIB: MENELAN BIDAT BOGOMIL KACAU BALAU TANPA HIERARKI… !!! @almofupapua4856

Doa Rosario dipimpin oleh V1czero

Menanggapi Al Mofu dalam VT2-nya yang selalu nyinyir dengan Katolik

Dalam VT yang ditayangkan kali ini Al Mofu mengatakan kita tidak membutuhkan Paus sebagai Imam Besar karena Allah telah bersumpah Yesus adalah Imam Besar kita untuk selama-lamanya (lih. Ibrani 7:21), imamat-Nya Yesus Kristus tidak akan beralih ke orang lain (ayat 24), senantiasa hidup menjadi pengantara kita (ayat 25b), dan Yesus Kristus adalah Imam Besar yang kita butuhkan, saleh, tanpa nota dosa dan sebagainya (ayat 26). Yesus tidak mati karena itu kita tidak membutuhkan orang lain yang bisa mati sebagai Imam Besar kita.

Tanggapan Tim DKC: Al Mofu telah mengadaptasi ajaran sesat Bogomil yang menentang Hierarki

TOKOH/ ALIRAN BIDA’AH AJARAN ABAD DITENTANG/ DIKUTUK
Bogomilisme Menolak praktik-praktik penghormatan terhadap, gambar atau ikon termasuk salib Menolak baptisan air, baptisan bayi dan perkawinan Menolak Perjanjian Lama secara keseluruhan Hanya menerima bagian kitab nabi-nabi yang menunjuk pada Kristus dan Kitab Mazmur Menyangkal doktrin inkarnasi Menolak Ekaristi Menolak Hirarki Gereja Menolak menghormati Bunda Allah, orang suci atau relik, juga tidak percaya pada mukjizat. Mengakui otoritas Perjanjian Baru, namun menafsirkannya sesuai dengan doktrin mereka sendiri Menolak Tradisi Suci, Konsili Ekumenis dan kanon dogmatisnya, serta tulisan-tulisan para Bapa Gereja 10 Paus Nikolas I dan Patriach Theopylact Bulla “” Prae cunctis “”, 1291

Suksesi Apostolik

Berikut ini merupakan sebuah Apology sederhana dalam membela suksesi Apostolik sesuai yang dipertahankan oleh Gereja Katolik yang dibuang oleh saudara/i aliran Kristen lainnya khususnya denomasi Protestan:

St. Irenaeus, Uskup Lyons [A.D. 189] dalam Against Heresies 4:33:8:
The true knowledge is the doctrine of the apostles, and the ancient organization of the Church throughout the whole world, and the manifestation of the body of Christ according to the succession of bishops, by which succession the bishops have handed down the Church which is found everywhere.”
“Pengetahuan yang benar adalah bahwa doktrin dari Para Rasul, dan Organisasi Kuno dari Gereja seluruh dunia, dan manifestasi dari Tubuh Kristus berdasarkan suksesi dari para Uskup, yang dimana Suksesi dari para Uskup telah diteruskan Gereja yang dimana ditemukan diseluruh tempat…”

Dasar Biblis Suksesi Apostolik

Kisah Para Rasul 1:15-26
[15] Pada suatu hari berdirilah Petrus di tengah-tengah saudara-saudara seiman yang sedang berkumpul itu, kira-kira seratus dua puluh orang banyaknya, lalu berkata, [16] “Hai Saudara-saudara, haruslah digenapi nas Kitab Suci, yang disampaikan lebih dahulu oleh Roh Kudus dengan perantaraan Daud tentang Yudas, pemimpin orang-orang yang menangkap Yesus. [17] Dahulu ia termasuk salah seorang dari kami dan mengambil bagian di dalam pelayanan ini.”
[18] Yudas ini telah memperoleh sebidang tanah dari upah kejahatannya, lalu ia jatuh tertelungkup, dan perutnya terbelah sehingga semua isi perutnya tertumpah ke luar. [19] Hal itu diketahui oleh semua penduduk Yerusalem, sehingga tanah itu mereka sebut dalam bahasa mereka sendiri “Hakal-Dama”, artinya Tanah Darah. [20] “Sebab ada tertulis dalam kitab Mazmur: ”Biarlah perkemahannya menjadi sunyi, dan biarlah tidak ada penghuni di dalamnya,’ dan: ‘Biarlah jabatannya diambil orang lain.” [21] Jadi, harus ditambahkan kepada kami seorang dari mereka yang senantiasa datang berkumpul dengan kami selama Tuhan Yesus bersama-sama dengan kami, [22] yaitu mulai dari baptisan Yohanes sampai hari Yesus diangkat ke surga meninggalkan kami, untuk menjadi saksi dengan kami tentang kebangkitan-Nya.”
[23] Lalu mereka mengusulkan dua orang: Yusuf yang disebut Barsabas dan juga bernama Yustus, dan Matias. [24] Mereka semua berdoa dan berkata, “Ya Tuhan, Engkaulah yang mengenal hati semua orang, tunjukkanlah kiranya siapa yang Engkau pilih dari kedua orang ini, [25] untuk menerima jabatan pelayanan, yaitu kerasulan yang ditinggalkan Yudas yang telah pergi ke tempat yang wajar baginya.”
[26] Lalu mereka membuang undi bagi kedua orang itu dan yang kena undi adalah Matias dan dengan demikian ia ditambahkan kepada kesebelas rasul itu.

Bagaimana seorang penerus Para Rasul dipilih?? 

Dengan penumpangan tangan kepada calon penerus Rasul tersebut (Rasul lainnya menumpangkan tangan kepada Para Penerus Rasul tersebut)

Kisah Para Rasul 6:1-6
[1] Pada masa itu, ketika jumlah murid makin bertambah, timbullah sungut-sungut di antara orang-orang Yahudi yang berbahasa Yunani terhadap orang-orang Ibrani, karena pembagian keperluan sehari-hari kepada janda-janda mereka diabaikan dalam pelayanan sehari-hari. [2] Kedua belas rasul itu memanggil semua murid berkumpul dan berkata, “Tidak baik jika kami melalaikan Firman Allah untuk melayani meja. [3] Karena itu, Saudara-saudara, pilihlah tujuh orang dari antaramu, yang terkenal baik dan penuh Roh dan hikmat, supaya kami mengangkat mereka untuk tugas itu, [4] dan supaya kami sendiri dapat memusatkan pikiran dalam doa dan pelayanan Firman.”
[5] Usul itu diterima baik oleh seluruh jemaat, lalu mereka memilih Stefanus, seorang yang penuh iman dan Roh Kudus, dan Filipus, Prokhorus, Nikanor, Timon, Parmenas dan Nikolaus, seorang penganut agama Yahudi dari Antiokhia. [6] Mereka dihadapkan kepada rasul-rasul, lalu rasul-rasul itu pun berdoa dan menumpangkan tangan di atas mereka.

Contoh lainnya adalah Rasul Paulus sendiri sebelum menjadi Rasul Kristus ditumpangkan tangan oleh seorang Rasul (Uskup/ penerus Rasul)

Kisah Para Rasul 9:15-17
[15] Tetapi firman Tuhan kepadanya, “Pergilah, sebab orang ini adalah alat pilihan bagi-Ku untuk memberitakan nama-Ku di hadapan bangsa-bangsa lain serta raja-raja dan orang-orang Israel. [16] Aku sendiri akan menunjukkan kepadanya, betapa banyak penderitaan yang harus ia tanggung oleh karena nama-Ku.”
[17] Lalu pergilah Ananias ke situ dan masuk ke rumah itu. Ia menumpangkan tangannya ke atas Saulus, katanya, “Saulus, saudaraku, Tuhan Yesus, yang telah menampakkan diri kepadamu di jalan yang engkau lalui, telah menyuruh aku kepadamu, supaya engkau dapat melihat lagi dan penuh dengan Roh Kudus.”

Sudah jelas Gereja Katolik mempunyai suksesi Para Rasul, dan paling nyata adalah terdapat dalam Para Uskup dan Paus (penerus Rasul Petrus)… bagaimana masalah suksesi penerus Para Rasul ini dibuang oleh denomasi Protestan?? Kalau tidak dibuang, bisa sebutkan siapa penerus seorang pendeta/pemimpin jemaat denomasi protestan dari penerus Rasul siapa??

Kesaksian lainnya dari Pendiri Gereja adalah kesaksian St.Ignatius Antioch:

For what is the bishop but one who beyond all others possesses all power and authority, so far as it is possible for a man to possess it, who according to his ability has been made an imitator of the Christ off God? And what is the presbytery but a sacred assembly, the counselors and assessors of the bishop? And what are the deacons but imitators of the angelic powers, fulfilling a pure and blameless ministry unto him, as…Anencletus and Clement to Peter?” Ignatius, To the Trallians, 7 (A.D. 110).

“Untuk apa itu uskup, melainkan orang yang melampaui semua orang lain memiliki semua kekuasaan dan otoritas, sejauh mungkin bagi manusia untuk memilikinya, yang menurut kemampuannya dapat melakukan seperti Kristus dari Allah? Dan apa itu Imam melainkan kumpulan suci, seorang konselor dan penilai dari uskup? Dan apa itu diakon,melainkan peniru kekuatan malaikat, memenuhi pelayanan yang murni dan tak bercacat kepadanya, seperti … Anencletus dan Clement kepada Petrus?”

Menarik disimak kesaksian Bapa Gereja satu ini, St. Ignatius Antioch adalah kunci kesaksian yang penting, karena beliau adalah murid Rasul Yohanes dan diangkat menjadi Uskup menggantikan Rasul Petrus di Antiokia ketika Rasul Petrus mendirikan Gereja di Roma, beliau sendiri dipastikan sering melihat Para Rasul, dalam kesaksian ini secara jelas bagaimana beliau bersaksi bahwa Anakletus adalah Imam dan Clement adalah Diakon dan Petrus adalah Uskup, tetapi di mana tepatnya jabatan ini berada (Anakletus sebagai Imam dimana? Clement sebagai Diakon dimana? Petrus sebagai Uskup dimana?)
Jawabannya yang pasti adalah Roma, karena penerus Uskup Roma setelah Petrus adalah Anakletus dan penerus Anakletus adalah Clement, dari kesaksian beliau ini dapat dipastikan Gereja Roma memiliki suksesi Rasul (Apostolik) sesuai Kotbah Rasul Petrus dalam Kisah Para Rasul 1:15-26….

“Sebab ada tertulis dalam kitab Mazmur: Biarlah perkemahannya menjadi sunyi, dan biarlah tidak ada penghuni di dalamnya: dan: Biarlah jabatannya diambil orang lain.”

Otoritas Kerasulan dan Suksesi Berdasarkan Kitab Suci

Para Pemimpin yang Ditahbiskan Berbagi dalam Pelayanan dan Otoritas Yesus

Matius 10:1, 40 – Yesus menyatakan kepada para rasul-Nya, “Barangsiapa menyambut kamu, ia menyambut Aku, dan barangsiapa menolak kamu, ia menolak Aku dan Dia yang mengutus Aku.” Yesus dengan bebas memberikan otoritas-Nya kepada para rasul agar mereka dapat secara efektif mempertobatkan dunia.

Matius 16:19, 18:18 – Para rasul diberi otoritas Kristus untuk membuat keputusan yang terlihat di bumi yang akan disahkan di surga. Allah membangkitkan umat manusia di dalam Kristus dengan meninggikan para pemimpin pilihan-Nya dan menganugerahi mereka dengan otoritas dan kasih karunia yang mereka perlukan untuk membawa pertobatan bagi semua orang. Tanpa otoritas pusat di dalam Gereja, akan terjadi kekacauan (seperti yg terjadi di dalam Protestan, khususnya Al Mofu).

Lukas 9:1, 10:19 – Yesus memberi para rasul kuasa atas hal-hal yang alamiah dan supernatural (penyakit, setan, ular, dan kalajengking).

Lukas 10:16 – Yesus berkata kepada para rasul-Nya, “barangsiapa mendengarkan kamu, ia mendengarkan Aku.” Ketika kita mendengarkan pengajaran para uskup tentang iman, kita mendengarkan Kristus sendiri.

Lukas 22:29 – Bapa memberikan kerajaan kepada Anak, dan Anak memberikan kerajaan kepada para rasul. Karunia itu dipindahkan dari Bapa kepada Anak kepada para rasul.

Bilangan 16:28 – Otoritas Bapa dialihkan kepada Musa. Musa tidak berbicara sendiri. Ini adalah pemindahan otoritas yang nyata.

Yohanes 5:30 – Demikian pula, Yesus sebagai manusia tidak melakukan apa pun dari otoritas-Nya sendiri, tetapi Ia bertindak di bawah otoritas Bapa.

Yohanes 7:16-17 – Yesus sebagai manusia menyatakan bahwa otoritas-Nya bukan berasal dari diri-Nya sendiri, tetapi dari Allah. Dia akan mengalihkan otoritas ini kepada orang lain.

Yohanes 8:28 – Yesus berkata bahwa Ia tidak melakukan apa pun atas otoritas-Nya sendiri. Demikian pula, para rasul tidak akan melakukan apa pun atas otoritas mereka sendiri. Otoritas mereka berasal dari Allah.

Yohanes 12:49 – Otoritas Bapa telah dipindahkan kepada Anak. Sang Anak tidak berbicara atas kehendak-Nya sendiri. Ini adalah pemindahan otoritas ilahi.

Yohanes 13:20 – Yesus berkata, “Barangsiapa menerima orang yang Kuutus, ia menerima Aku.” Barangsiapa menerima para rasul, menerima Kristus sendiri. Barangsiapa menolak para rasul dan para penerus mereka, menolak Kristus.

Yohanes 14:10 – Yesus berkata bahwa Firman yang Dia ucapkan bukanlah otoritas-Nya sendiri, tetapi dari Bapa. Karunia itu berasal dari Bapa kepada Yesus kepada para rasul.

Yohanes 16:14-15 – Apa yang Bapa miliki, Anak miliki, dan Anak memberikannya kepada para rasul. Otoritas tersebut tidak berkurang atau dikurangi.

Yohanes 17:18; 20:21 – Sebagaimana Bapa mengutus Anak, Anak mengutus para rasul. Para rasul memiliki otoritas yang ditetapkan secara ilahi.

Kisah Para Rasul 20:28 – Para rasul adalah gembala dan penjaga yang ditunjuk oleh Roh Kudus (bdk. 1 Petrus 2:25 – Yesus adalah Gembala dan Penjaga. Para rasul, dengan kuasa Roh Kudus, berbagi pelayanan dan otoritas Kristus).

Yeremia 23:1-8 (Janji tentang tunas Daud yang adil); Yehezkiel 34:1-10 (Tuhan gembala Israel yang baik melawan gembala-gembala yang jahat) – Para gembala harus menggembalakan domba-domba, atau mereka akan dimintai pertanggungjawaban oleh Allah.

Efesus 2:20 – Iman Kristen dibangun di atas dasar para rasul. Kata “dasar” membuktikan bahwa iman ini tidak mati bersama para rasul, tetapi terus berlanjut melalui penerusan.

Efesus 2:20; Wahyu 21:9,14 – Kata “rumah tangga”, “Mempelai Anak Domba”, “Yerusalem baru” semuanya adalah metafora untuk Gereja yang fondasinya adalah para rasul.

Wewenang Dialihkan oleh Sakramen Penahbisan

Kisah Para Rasul 1:15-26 – Hal pertama yang Petrus lakukan setelah Yesus naik ke surga adalah menerapkan suksesi kerasulan. Matias ditahbiskan dengan otoritas kerasulan penuh. Hanya Gereja Katolik yang dapat menunjukkan silsilah kerasulan yang tidak terputus sampai kepada para rasul yang bersatu dengan Petrus melalui sakramen penahbisan dan dengan demikian mengklaim mengajar dengan otoritas Kristus sendiri.1

Silsilah Bapa Paus Gereja Katolik

No Paus Tertinggi Kepausan Tempat lahir Catatan
1 Santo Petrus 42 – 67 Israel Petrus , Pangeran Para Rasul, menerima kekuasaan kepausan tertinggi dari Yesus Kristus untuk diteruskan kepada para penerusnya. Petrus pertama kali tinggal di Antiokhia, dan kemudian memerintah Roma selama 25 tahun, di mana ia menjadi martir pada tahun 64 atau 67.
2 Santo Linus 68 – 79 Italia  
3 Santo Anakletus (Kletus) 80 – 92 Italia  
4 Santo Klemens I 92 – 99 Italia  
5 Santo Evaristus 99 – 108 Israel  
6 Santo Alexander I 108 – 116 Italia  
7 Santo Siktus I 117 – 126 Italia  
8 Santo Telesphorus 127 – 137 Yunani  
9 Santo Hyginus 138 – 142 Yunani  
10 Santo Pius I 142 – 157 Italia  
11 Santo Anicetus 157 – 168 Suriah  
12 Santo Soter 168 – 170 Italia  
13 Santo Eleuterus 171 – 185 Yunani  
14 Santo Victor I 186 – 197 Aljazair  
15 Santo Zephyrinus 198 – 217 Italia  
16 Santo Kalikstus I 218 – 222 Italia  
17 Santo Urbanus I 222 – 230.05 Italia  
18 Santo Pontianus 230.07 – 235.09 Italia  
19 Santo Anterus 235.11 – 236.01 Yunani  
20 Santo Fabian 236 – 250,01 Italia  
21 Santo Kornelius 251.03 – 253.06 Italia  
22 Santo Lucius I 253.06 – 254.03 Italia  
23 Santo Stefanus I 254.03 – 257.08 Italia  
24 Santo Siktus II 257.08 – 258.08 Yunani  
25 Santo Dionisius 259.07 – 268.12 Italia  
26 Santo Felix I 269.01 – 274.12 Italia  
27 Santo Eutikianus 275.01 – 283.12 Italia  
28 Santo Caius 283.12 – 296.04 Kroasia  

…. Dan seterusnya sampai dengan Paus ke-266, Fransiskus, lahir di Argentina dan menjabat mulai Maret 2013 s/d meninggal tanggal 21 April 2025.2

….. Lanjutan Wewenang Dialihkan oleh Sakramen Penahbisan

Kisah Para Rasul 1:20 – Seorang pengganti Yudas dipilih. Otoritas jabatannya (“keuskupannya”) dihormati meskipun ia memiliki dosa yang sangat besar. Perlunya suksesi kerasulan agar Gereja dapat bertahan hidup dipahami oleh semua orang. Allah tidak pernah berkata, “Aku akan memberikan kepadamu para pemimpin yang memiliki otoritas selama sekitar 400 tahun, tetapi setelah Alkitab selesai disusun, kamu semua sendirian”.

Kisah Para Rasul 1:22 – Secara harafiah, “seseorang harus ditahbiskan” untuk menjadi saksi bersama kita ttg kebangkitanNya. Penahbisan kerasulan diperlukan untuk mengajar dengan otoritas Kristus.

Kisah Para Rasul 6:6 – Otoritas kerasulan ditransfer melalui penumpangan tangan (penahbisan). Otoritas ini telah dialihkan di luar kedua belas rasul yang asli seiring dengan pertumbuhan Gereja.

Kisah Para Rasul 9:17-19 – Bahkan Paulus, yang secara langsung dipilih oleh Kristus, hanya menjadi seorang pelayan setelah penumpangan tangan oleh seorang uskup. Ini adalah sebuah bukti yang kuat akan pentingnya penahbisan sakramental untuk menjadi penerus yang sah dari para rasul.

Kisah Para Rasul 13:3 – Otoritas kerasulan ditransfer melalui penumpangan tangan (penahbisan). Otoritas ini harus berasal dari seorang uskup Katolik.

Kisah Para Rasul 14:23 – Para rasul dan orang-orang yang baru ditahbiskan mengangkat penatua-penatua untuk memiliki otoritas di seluruh Gereja.

Kisah Para Rasul 15:22-27 – Para pengkhotbah Firman harus diutus oleh para uskup dalam kesatuan dengan Gereja. Kita harus menelusuri otoritas ini kepada para rasul.

2 Korintus 1:21-22 – Paulus menulis bahwa Allah telah menugaskan orang-orang tertentu dan memeteraikan mereka dengan Roh Kudus sebagai jaminannya.

Kolose 1:25 – Paulus menyebut posisinya sebagai “jabatan” ilahi. Sebuah jabatan memiliki penerus. Jabatan itu tidak berakhir dengan kematian. Atau jabatan itu bukanlah sebuah jabatan. Lihat juga Ibrani 7:23 - suatu jabatan berlanjut dengan adanya penerus setelah pemegang jabatan sebelumnya meninggal.

1 Timotius 3:1 – Paulus menggunakan kata “episkopoi” (uskup) yang membutuhkan jabatan. Semua orang mengerti bahwa penggunaan episkopoi dan jabatan oleh Paulus berarti jabatan tersebut akan diteruskan setelah kematiannya oleh orang-orang yang akan menggantikannya.

1 Timotius 4:14 – Sekali lagi, otoritas kerasulan ditransfer melalui penumpangan tangan (penahbisan).

1 Timotius 5:22 – Paulus mendorong Timotius untuk berhati-hati dalam menumpangkan tangan (menahbiskan orang lain). Karunia otoritas adalah sebuah realitas dan tidak dapat digunakan secara sembarangan.

2 Timotius 1:6 – Paulus kembali mengingatkan Timotius akan karunia Allah yang unik yang diterimanya melalui penumpangan tangan.

2 Timotius 4:1-6 – Di akhir hidup Paulus, Paulus menugaskan Timotius untuk menjalankan tugas pelayanannya. Kita harus menelusuri garis keturunan kerasulan yang sejati sampai kepada seorang uskup Katolik.

2 Timotius 2:2 – Ayat ini menunjukkan bahwa Allah bermaksud untuk mengalihkan otoritas kepada penerusnya (di sini, Paulus kepada Timotius hingga generasi ketiga atau keempat). Hal ini berlaku setelah kematian para rasul.

Titus 1:5; Lukas 10:1 – Para penatua Gereja ditunjuk dan memegang otoritas. Allah meminta anak-anak-Nya untuk berpartisipasi dalam pekerjaan Kristus.

1 Yohanes 4:6 – Barangsiapa mengenal Allah, ia mendengarkan kami (para uskup dan penerus para rasul). Inilah cara kita membedakan kebenaran dan kesalahan (bukan hanya dengan membaca Alkitab dan menafsirkannya sendiri).

Keluaran 18:25-26 – Musa mengangkat berbagai kepala atas umat Allah. Kita melihat adanya hierarki, pengalihan otoritas dan suksesi.

Keluaran 40:15 – Pengurapan secara fisik menunjukkan bahwa Allah menghendaki suatu keimaman yang kekal dengan suksesi yang tidak terputus.

Bilangan 3:3 – Anak-anak Harun secara resmi “diurapi” menjadi imam dlm “penahbisan” utuk melayani dalam “jabatan” imam.

Bilangan 16:40 – Menunjukkan maksud Allah akan suksesi yang tidak terputus di dalam kerajaan-Nya di bumi. Kecuali seorang imam ditahbiskan oleh Harun dan keturunannya, ia tidak memiliki otoritas.

Bilangan 27:18-20 – Menunjukkan maksud Allah bahwa melalui “penumpangan tangan”, seseorang ditugaskan dan memiliki otoritas.

Ulangan 34:9 – Musa menumpangkan tangan ke atas Yosua, dan karena itu, Yosua ditaati sebagai penerus, yang penuh dengan roh hikmat.

Sirakh 45:15 – Musa menahbiskan Harun dan mengurapinya dengan minyak. Ada pengalihan otoritas melalui penahbisan formal.

Yesus Menghendaki Kita untuk Mentaati Otoritas Kerasulan

Kisah Para Rasul 5:13 – Orang-orang mengakui otoritas khusus para rasul dan tidak berani mengambilnya dari diri mereka sendiri.

Kisah Para Rasul 15:6, 24, 16:4 – Otoritas mengajar diberikan kepada para rasul dan para penerus mereka. Otoritas mengajar ini harus ditelusuri sampai kepada para rasul yang pertama, atau otoritas tersebut tidak direstui oleh Kristus.

Roma 15:16 – Paulus berkata bahwa ia adalah pelayan Kristus Yesus bagi bangsa-bangsa lain dalam pelayanan keimaman Injil Allah, supaya persembahan bangsa-bangsa lain itu dapat diterima. Hal ini merujuk kepada keimaman pelayanan dari orang-orang yang telah ditahbiskan yang dapat dibedakan dari keimaman universal dari kaum awam. Perhatikan bahwa bangsa² lain adlh “korban” dan Paulus melakukan “persembahan”.

1 Korintus 5:3-5, 16:22; 1 Timotius 1:20; Galatia 1:8; Matius 18:17 – Ayat-ayat ini menunjukkan otoritas para penatua untuk mengucilkan/ mengutuk (“menyerahkan kepada Iblis”).

2 Korintus 2:17 – Paulus mengatakan bahwa para penatua bukan sekadar penjaja firman Tuhan. Mereka sebenarnya ditugaskan oleh Allah. Ini bukanlah otoritas yg ditunjuk sendiri.

2 Korintus 3:6 – Paulus mengatakan bahwa orang-orang tertentu telah memenuhi syarat oleh Allah untuk menjadi pelayan Perjanjian Baru. Hal ini merujuk pada imamat Kristus yang diturunkan dri zaman ke zaman melalui penahbisan sakramental.

2 Korintus 5:20 – Paulus berkata bahwa kita adalah “duta-duta besar” bagi Kristus. Ini berarti bahwa para rasul dan penerus mereka memiliki partisipasi yang nyata dalam misi Kristus, yang meliputi penyembuhan, pengampunan dosa, dan pemberian sakramen-sakramen.

2 Korintus 10:6 – Mengacu pada mereka yang ditahbiskan, Paulus mengatakan bahwa mereka siap untuk menghukum setiap ketidaktaatan. Gereja memiliki otoritas untuk mengucilkan mereka yang tidak taat.

2 Korintus 10:8 – Paulus mengakui otoritasnya atas umat Allah yang diberikan Tuhan untuk membangun Gereja.

1 Tesalonika 5:12-13 – Paulus menasihati anggota-anggota Gereja untuk menghormati mereka yang memiliki otoritas atas mereka.

2 Tesalonika 3:14 – Paulus mengatakan jika seseorang tidak menaati apa yang telah ia berikan dalam suratnya, janganlah berurusan dengannya.

1 Timotius 5:17 – Paulus menasihati anggota Gereja untuk menghormati penatua (“imam”) yang telah ditetapkan dalam Gereja.

Bilangan 16:1-35 – Korah menghasut pemberontakan “protestan” terhadap Musa yg dipilih Allah dalam upaya untuk mengacaukan perbedaan antara jabatan keimaman yang bersifat jawatan dan keimaman yg bersifat universal, dan Korah serta para pengikutnya binasa. (Upaya utuk mengaburkan perbedaan antara para imam dan kaum awam ini masih dilakukan oleh para pembangkang pada masa kini).

Sirakh 7:29-30 – Dengan segenap jiwamu takutlah akan Tuhan dan hormatilah imam-imam-Nya, kasihilah Penciptamu dan janganlah kamu meninggalkan para pelayanNya. Tuhan tidak terancam oleh otoritas yang Dia berikan kepada anak-anak-Nya! Allah, sebagai Bapa yang penuh kasih, mengundang kita untuk mengambil bagian di dalam rencana keselamatan-Nya bersama Putra-Nya, Yesus. Tanpa otoritas di dalam Gereja, maka akan terjadi kesalahan, kekacauan dan kebingungan.3

Share: X (Twitter) Facebook LinkedIn Whatsapp Telegram

Artikel Lainnya