LIVE DKC BERANINYA HANYA MELAPORKAN ROMO KAMI!!! @patris_allegro

By Manuel (Tim DKC)

16 menit bacaan

Share: X (Twitter) Facebook LinkedIn Whatsapp Telegram

LIVE DKC [94-2025] MINGGU, 3 AGUSTUS 2025 PUKUL 20:00 WIB: BERANINYA HANYA MELAPORKAN ROMO KAMI!!! @patris_allegro

Merespon Laporan Forum Ormas NTT Bersatu Terhadap Romo Patris Allegro ke Polda NTT Atas Ujaran Kebencian dan Penistaan Agama Kristen Protestan

Menurut video laporan Ormas tersebut narasi-narasi Romo Patris sangat melukai kaum Protestan dengan mengatai ”serigala berbulu domba”, ”tidak layak masuk surga”, ”bertentangan dengan Kristus sendiri”; menurut mereka bagian dari dalam penistaan agama. Sekaligus mempertanyakan dimana Keuskupan Agung Kupang, FKUB, Pejabat Pemerintah Publik di saat perisitiwa ini terjadi dan seolah-olah diam, dan akan memicu respon balik dari umat Kristen Protestan yang dapat mengganggu stabilitas maupun tatanan hidup di Kupang atau NTT pada umumnya. Laporan ini dibuat agar dapat segera ditindak dan oknumnya yaitu Romo Patris dapat mempertanggungjawabkan apa yang diucapkan di publik, kami tidak menjurus pada agamanya tapi pada oknumnya sendiri yang sudah menyimpang dari ajarannya sendiri.

Akun Romo Patris Allegro dianggap sudah menyebarkan ujaran kebencian sementara 6 agama di Indonesia sudah mendapatkan perlindungan hukum maka tidak ada warga negara yang saling memfitnah dan menghina, karena itu masuk dalam penistaan agama dan wajib diproses. Di dalam Forum Ormas NTT Bersatu menghimpun seluruh agama-agama ini, ketika ada problem menyerang agama tertentu kami akan bangkit membela agama tersebut, bukan karena kami beragama Kristen Protestan. Salah satu pesan kontroversi adalah ajaran agama Kristen ketika beribadah suka ”baku naik”. Kami sudah melaporkan beberapa video TikTok dan YouTube supaya dapat diperiksa dan digelar perkara oleh penyidik supaya naik ke tahap BAP. Sehingga kedepannya kerukunan umat bergama tetap terjaga karena NTT khususnya Kupang dijuluki kota toleransi dan kasih.

Beberapa point lainnya bahwa tupoksi seorang Romo mengajarkan kasih bukan ujaran kebencian tetapi yang dilakukan beliau sudah menyalahi dan kami nyatakan agar anda segera berubah dan meminta maaf kepada kami; kalau tidak kasus ini akan tetap berjalan. Umat Kristen Protestan supaya tidak terprovokasi dan tetap menahan diri dan mempercayakan hal ini kepada pihak Kepolisian untuk memproses sesuai dengan hukum yang berlaku.

Dalam video lainnya dikatakan bahwa Romo Patris asal NTT telah mengatakan Kristen Protestan bukan bagian dari Kekristenan, ”serigala berbulu domba” dan intoleransi yang dilakukan umat Islam agak mendingan daripada yang dilakukanya umat Protestan. FYI, Kekristenan itu agama monoteistik (percaya kepada satu Tuhan), berpusat pada kehidupan, ajaran, kematian dan kebangkitan Yesus Kristus, penganutnya disebut orang Kristen. Kekristenan menjadi salah satu agama berpengaruh di dunia terhdap sejarah, budaya dan peradaban dunia terutama di Barat. Sebenarnya ada banyak cabang Kekristenan di seluruh dunia, tapi yang utama adalah Katolik, Ortodoks Timur dan Protestan, Kristen Protestan menurut Romo Patris bukan bagian dari Kekristenan lewat video yang diunggahnya akun Instagram pada 21 Juli lalu, menurutnya ancaman terbesar adalah Kristen Protestan bukan Islam, menuduh Kristen Protestan ”Atheis Berbungkus Alkitab”, dan juga menyebut umat Kristen sebagai Protestantisme dan Anti Kristus. Banyak umat Protestan yang langsung mengecam si Romo, ”cepat bertobat ya Romo”, ”baru sekali ini melihat tokoh agama Katolik yang sangat intoleran padahal NTT provinsi yang sangat toleran”, ”sesama minoritas lho”, ”Btw Protestantisme alis Kristen Protestan menjadi satu dari tiga cabang utama dalam Kekristenan”, asalnya dari gerakan reformasi di abad ke-16, tepatnya tahun 1517 yang mententang sejumlah ajaran dan praktik dalam Gereja Katolik Roma saat itu. Gereja-gereja ini menjadi gereja yang tidak tunduk kepada Paus di Roma, digagas seorang pastur Katolik bernama Martin Luther yang menempel 95 thesis di gereja Wiitenberg di Jerman berisi kritik terhadap penjualan surt pengampunan dosa (indulgensi) dan penyimpangan lain dalam gereja Katolik. Istilah Kristen Protestan berasal dari ”protestatio” yaitu pernyataan keberatan pangeran Jerman erhadap keputusan Diet of Speyer (1529) yang melarang reformasi. Jadi Protestan artinya mereka yang memprotes otoritas Gereja Katolik demi kembali ke ajaran Alkitab, punya ajaran 5 Sola dan beda dengan Katolik. Misalnya soal otoritas atau kebenaran rohani, Protestan hanya berdasarkan Alkitab, sementara Katolik ada di Alkitab, Tradisi Gereja dan Paus, strukturnya beprusat pada Paus sebagai pimpinan tertinggi sementara Protestan bersifat desentral. Karena perbedaan inilah wajar terjadi miskonsepsi alias salah interpretasi antar keduanya. Ajaran keduanya sama yaitu Kasih, yuk kedepankan persamaan daripada perbedaan.

Menurut MYM, anggap saja Romo Patris orang gila, ampuni saja dia, tidak perlu dilaporkan ke polisi karena Katolik akan panas dan saling”baku hantam”. Dari hasil konsili mana Protestan Atheis, kalau bidat ada dari Konsili Trente.

Tanggapan Romo Patris terhadap MYM

Dalam video MYM, pendeta ini bermain membingkai narasi agar Protestan tampak lebih tampak lembut sementara Katolik terutama Patris Allegro lebih brutal. Retrorika manipulatif digunakan untuk memperoleh simpati penonton terutama di tengah iklim media sosial yang anti konflik dan mencintai kedamaian semu.

Yang pertama mari kita lihat teknik retorika manipulatif dalam video terbaru MYM yang bersifat ad hominem sistematis, alih-alih menanggapi argumen Romo Patris tentang sakramen, otoritas dan devosi, MYM menyebut Romo Patris sebagai orang gila, kurus, sombong, mau masuk penjara. Efeknya mengalihkan fokus dari kebenaran isi ke emosi terhadap orang.

Yang kedua adalah moral high ground palsu, MYM terus mengulang saya pendeta damai, tidak suka baku hantam padahal sedang menyebar kebencian terhadap Romo Patris dan memprovokasi umat agar percaya bahwa Katolik menyerang Protestan secara membabi buta. Dia menempatkan diri sebagai kurban suci melawan monster rohani.
Kemudian ada generalization, dia menyamaratakan Romo Patris dengan semua Imam Katolik. Lalu mengatakan orang Katolik di NTT itu minoritas, jadi jangan sombong, komentar kalian memancing perang, kalau kalian bilang Protestan kafir maka kamu yang ikut iblis. Ini adalah teknik gas-lighting yaitu memanipulasi lawan agar merasa bersalah dan ragu terhadap kebenaran. Luar biasa teknik retorika manipulatif Protestan, mereka memang diajar untuk beretorika melawan gereja Katolik, manipulasi kasih sebagai tameng, ketika kebenaran menyakitkan dia bersembunyi di balik kata ”Ajaran Yesus itu Kasih, jadi jangan debat, jangan keras, jangan menyebut sesat”. Padahal dalam Injil Yesus menyebut orang Farisi sebagai anak-anak neraka dua kali lipat dan Paulus menyebut ajaran sesat sebagai kutuk (lih. Galatia 1:8). Efeknya MYM membungkam kritik doktrinal dalam nama kasih padahal itu sebenarnya relativisme rohani.

Yang ketiga motif di balik manipulasi retorika MYM yaitu untuk mengamankan posisi protestantisme yang krisis otoritas karena secara historis dan teologis tidka punya otoritas final maka dia rentan terhadap fragmentasi, tidak bisa mempertahanakn kesatuan doktrinal, maka ketika ada pihak Katolik yang menyerang dengan argumen teologis yang kuat satui-satunya cara bertahan adalah delegitimasi lawan bukan adu argumen. Romo Patris terlalu tajam bagi iman yang didasarkan pada perasaan, bukan pada sakramen dan magisterium.

Kemudian mari kita lihat inti masalah: tidak mampu menjawab maka menyerang secara personal. Pendeta Muriwali Yanto Matalu tahu betul dia tidak bisa membantah doktrin Katolik tentang Ekaristi (bdk. Yohanes 6), dia tidak bisa menjelaskan asal usul gereja Protestan tanpa mengakui perpecahan, tidak bisa menoak Bunda Maria sebagai Bunda Allah tanpa menyimpang dari sejarah Konsili Efesus; karena itu jalur personal dan emosional jadi senjata utama.

So my friends, dari realita ke retorika, MYM mewakili generasi apologet protestan yang bukan ingin berdialog teologis melainkan ingin menjaga ilusi pluralisme tanpa batas. Dalam ilusi tersebut tidak boleh ada yang benar secara eksklusif, yang bicara dogma disebut fanatik, yang mempertahankan ajaran disebut provokator. Tapi Gereja Katolik tahu kebenaran tidak diukur oleh jumlah/ sentimen/ perdamaian palsu tapi oleh kesetiaan kepada Kristus yang satu (lih. 1 Timotius 3:15). Jadi Pak MYM, selamat beretorika manipulatif, semua orang tahu bahwa sampai sekarang saya menunggu ada tidak ada, anda hanya menyerang Patris Allegro, Patris Allegro tidak penting, coba kalau memang anda mau menyerang argumentasi, bantah argumentasinya, apa yang salah dari pernyataan saya bahwa Protestantisme itu sudha dianatema oleg gereja yang AM pada Konsili Trente. Ketika seorang Protestan mengatakan Katolik sesat, itu hanya ungkapan dari akun-akun YouTube, tidak bermanfaat dan itu hanya provokasi saja sehingga orang melapor kemana-mana. Jadi sebagai apologet ingat kita sebagai pribadi saling menghargai tapi argumen coba kenapa kamu merendahkan Patris Allegro hanya untuk mempertahankan kesesatan dalam Protestantisme. Saya juga heran kenapa kamu menyerang Patris Allegro-nya, selamat bemrian gila dengan Gereja Katolik, anda sedang berhadapan dengan tembok. Jadi ketika tidak mampu menjawab mereka bilang kita gila. Ada pergeseran dari altar ke Polda ketika debat iman diubah menjadi drama korban. Ada yang menarik memang tetapi memalukan di tengah badai polemik iman akhir-akhir ini, seornag pedneta yang mengaku cinta damai, penuh kasih, tidak ingin baku hantam justru sibuk membakar dengan kata-kata seperti ”Romo itu orang gila, ngomongnya ga waras, fitnah itu delik hukum, saya bukan kurus sembarangan, saya bisa berkelahi”. Ada apa ini Pak Pendeta? Saya sedih sebagai hamba Tuhan, pertanyaannya apakah ini debat teologi atau audisi sinetron FTV? Pendeta MYM tidka sedang berdialog, di sedang membangun panggung drama lengkap dengan lakon korban, musuh jahat dan umat yang harus marah demi kebenaran versi dia ya. Jadi ketika kebenaran menyakitkan mereka bals dengan sentimen. Saya menyebut Protestan sebagai kelompok yang secara teologis berbahaya karena memecah tubuh Kristus dan menolak banyak kebenaran sakramental, apa respon mereka? Bukan bantahan teologis/ diskusi historis tapi Romo Patris bilang Protestan Ateis itu fitnah masuk penjara. Jadi kalau bilang saya penyembah berhala itu berkat dan penginjilan tapi kalau saya bilang ajaranmu sesat itu kriminal dan penodaan agama. Tepuk tangan dulu untuk konsistensi iman yang elastis seperti karet gelang.

Kemudian ada retorika manipulatif kasih diapkai jadi perisai relativisme, ya kerusakan Kekristenan itu datang dari situ, MYM terus meneriakkan mari kita saling mengasihi, jangan saling menyesatkan, kasih lebih penting dari polemik tapi pada saat yang sama menyebut Romo Patris sebagai orang gila, menuduh umat Katolik sebagai pemancing perpecahan, menyebar kebohongan demografis soal jumlah Protestan versus Katolik di NTT demi propaganda, kasih apa namanya jika diucapkan sambil menyebar api kebencian terselubung, sadarkah engkau wahai pak Pendeta yang terhomat, anda kan tinggal di luar NTT, maksud apa anda memperkeruh kami di NTT? Disini GMIT santai-santai saja kau disitu yang kejang-kejang. Ini bukan kasih ini relativisme rohani yang disamarkan sebagai toleransi, dan orang Katolik tidak diajarkan toleran terhdapa kesesatan. Mereka tidak bisa menjawab makan mereka menyerah, ditanya soal Ekaristi tidak bisa menjelaskan kepana Yesus berkata inilah tubuh-Ku tapi dianggap simbol doang; ditanya soal otoritas gereja tak bisa membuktikan darimana Martin Luther punya kuasa membelah gereja; ditanya soal Maria hanya bisa bilang itu cuma wanita biasa padahal Alkitab menyebutkan dia lebih diberkati dri semua perempuan. Karena itu alih-alih menjawab, mereka menyerang pribadi, tipe ini sama dengan kaum Farisi yang tidak bisa menyangkal mukjizat Yesus. Ajaran Katolik tidak meminta maaf karena berdiri diatas kebenaran, kami menyebut ajaran Protestan sesat bukan karena benci tapi karena memang diputuskan sebagai bidat dalam Konsili Trente. Mau tahu teksnya? Jika seseorang berkata bahwa manusia dibenarkan hanya karena iman, terkutuklah dia (Konsili Trente Kanon 9); Jika seseorang menolak transubtansiasi terkutuklah dia (Kanon 1 Session 13); kami tidak menyesatkan, kmi menyebut sesat karena kamu berada di luar Gereja yang Satu, Kudus, Katolik dan Apostolik, dan kalau kamu tersinggung karena itu, salib Kristus memang batu sandungan bahi yang menolak kebenaran. Jangan balikkan fakta, pendeta MYM, kami bukan provokator, kamu yang panik, kami tidak mengemis pengakuan, kami tidak lapor polisi, kami tidak menangis di kamera, kami tidak ancam saya bisa berkelahi kalau bukan pendeta. Kami hanya bicara inilah iman kami, inilah ajaran yang benar dan rekais kalian menangis, melapor, main angka mayoritas, lari ke kasih semu tanpa jawaban teologis. Kalau ajaranmu kuta, buktikan, kalau tidak jangan bungkus kekalahan dengan drama moral. Damai iya tapi damai dalam kebenaran, Katolik bukan agama yang membenci tapi kami tidak akan kompromi atas nama damai yang yang palsu, damai sejati lahir dari terang kebenaran bukan dari kesepakatan untuk saling tutup mulut. Kamu akan mengenal kebenaran dan kebenaran akan memerdekakan kamu (lih. Yohanes 8:32). Untukmu yang marah tapi tidak mampu silahkan terus bilang kami arogan, silahkan lapor kami ke polisi, silahkan labeli kami provokator gfanatik intoleran. Asalkan kamu sadar itu semua kamu lakukan karena kamu tidak bisa membantah ajaran kami. Dan Gereja Katolik akan terus berdiri bukan karena didukung negara, mayoritas atau trending YouTube tapi karen apintu gerbang maut tidak akan menguasainya (lih. Matius 16:18).

~ Dari Patris Allegro, Imam Katolik yang lebih takut akan pengadilan surga daripada laporan ke Polda.

Exsurge Domine – Mengecam Kesalahan Martin Luther [Paus Leo X – 1520]

Akan tetapi, jika Martinus ini, para pendukungnya, penganutnya dan kaki tangannya, yang sangat kami sesalkan, dengan keras kepala tidak menaati ketentuan-ketentuan yang disebutkan dalam kurun waktu yang disebutkan, maka kami akan, mengikuti ajaran Rasul Paulus yang kudus, yang mengajarkan kita untuk menjauhi seorang bidat setelah menegurnya untuk pertama dan kedua kalinya, mengutuk Martinus ini, para pendukungnya, penganutnya dan kaki tangannya sebagai pokok anggur yang tandus yang tidak ada di dalam Kristus, yang mengkhotbahkan doktrin yang menyinggung yang bertentangan dengan iman Kristen dan menyinggung keagungan ilahi, yang merugikan dan mempermalukan seluruh Gereja Kristen, dan merendahkan kunci-kunci Gereja sebagai bidat yang keras kepala dan terbuka.]* . . .1

Murid-Murid Luther - The Sacramentarians

Bapak dari para Sakramentarian adalah Andrew Carlostad yang juga pengikut Luther pada mulanya, Dia lahir di desa yang dia ambil sebagai namanya, di Franconia, Dia merupakan eks Diakon Agung dari gereja Wittemberg. Dia dikatakan sebagai orang yang paling terpelajar di Saxony, dan oleh karena itu, dia sangat disukai oleh para pengikut Frederick. Dialah yang mengakui Luther sebagai Doktor, dan setelah itu menjadi pengikut bid’ahnya. Akan tetapi, harga dirinya tidak mengizinkan dia untuk tetap menjadi murid Luther, dan dengan demikian dia menjadi kepala Sakramentarian, mengajar dan menentang Luther, bahwa Kristus tidak benar-benar hadir dalam Ekaristi, dan oleh karena itu, kata ini (ini tubuhku) tidak mengacu pada roti, tetapi untuk Kristus sendiri, yang akan mengorbankan tubuhnya bagi kita, seolah-olah dia berkata: “Inilah tubuhku yang ada di sekitarku untuk diserahkan untukmu”.

Kesalahan lain yang dia ajarkan bertentangan dengan Luther, adalah doktrin Ikonoklas, bahwa semua salib dan gambar orang suci harus dihancurkan. Dia menghapus Misa, menginjak-injak Hosti yg telah dikonsekrasi & menghancurkan altar dan gambar orang kudus.

Ajaran Sesat Abad ke-16 – Protestanisme

Kelompok-kelompok Protestan menampilkan berbagai macam doktrin yang berbeda. Namun, hampir semuanya mengaku percaya pada ajaran sola scriptura** (“hanya dengan Kitab Suci” – gagasan bahwa kita harus menggunakan hanya Alkitab ketika membentuk teologi kita) dan **sola fide (“hanya dengan iman” - gagasan bahwa kita dibenarkan hanya dengan iman).

Keragaman doktrin Protestan yang besar berasal dari doktrin penghakiman pribadi, yg menyangkal otoritas Gereja yg tidak dapat salah dan menyatakan bahwa setiap individu harus menafsirkan Alkitab utuk dirinya sendiri. Gagasan ini ditolak dalam 2 Petrus 1:20, di mana kita diberitahu tentang aturan pertama dalam menafsirkan Alkitab: “Pertama-tama kamu harus mengerti hal ini, yaitu bahwa tidak ada nubuat dalam Kitab Suci yang dapat ditafsirkan sendiri”. Ciri penting dari ajaran sesat ini adalah upaya untuk mengadu domba Gereja “dengan” Alkitab, dengan menyangkal bahwa magisterium memiliki otoritas yang tidak dapat salah untuk menafsirkan Alkitab.

Doktrin penghakiman pribadi ini telah menghasilkan ribuan denominasi Kristen yg berbeda dan kelompok-kelompok sempalan kuasi-Kristen sepanjang sejarah.

  1. penerjemah Hans J. Hillerbrand, ed. “The Reformation in its own Words” (London: SCM Press Ltd., 1964), hlm. 80-84 

Share: X (Twitter) Facebook LinkedIn Whatsapp Telegram

Artikel Lainnya