Analisis Comma Johanneum dalam 1 Yohanes 5:7-8: Kontroversi Tekstual dan Implikasi Teologis

By Nugnug (Tim DKC)

10 menit bacaan

Share: X (Twitter) Facebook LinkedIn Whatsapp Telegram

Analisis Comma Johanneum dalam 1

Yohanes 5:7-8: Kontroversi Tekstual

dan Implikasi Teologis

Comma Johanneum adalah frasa dalam 1 Yohanes 5:7-8 yang telah menjadi salah satu isu paling kontroversial dalam kritik teks Perjanjian Baru. Frasa ini, yang menyebutkan “Bapa, Firman, dan Roh Kudus” sebagai tiga yang “adalah satu,” dianggap sebagai salah satu pernyataan paling eksplisit tentang doktrin Trinitas dalam Alkitab. Namun, keaslian frasa ini dipertanyakan karena tidak ditemukan dalam naskah-naskah Yunani kuno tertua. Artikel ini menganalisis Comma Johanneum dari perspektif tekstual, historis, dan teologis, dengan membandingkannya secara singkat dengan Matius 28:18-20 , serta mengevaluasi implikasinya dalam studi Alkitab dan teologi Kristen. Teks dan Struktur Comma Johanneum Teks dalam Textus Receptus Dalam Textus Receptus , yang menjadi dasar terjemahan seperti King James Version (1611), teks 1 Yohanes 5:7-8 berbunyi: ὅτι τρεῖς εἰσιν οἱ μαρτυροῦντες [ἐν τῷ οὐρανῷ, ὁ Πατήρ, ὁ Λόγος, καὶ τὸ Ἅγιον Πνεῦμα· καὶ οὗτοι οἱ τρεῖς ἕν εἰσιν.] 8 καὶ τρεῖς εἰσιν οἱ μαρτυροῦντες ἐν τῇ γῇ, τὸ Πνεῦμα καὶ τὸ ὕδωρ καὶ τὸ αἷμα, καὶ οἱ τρεῖς εἰς τὸ ἕν εἰσιν. Terjemahan ke dalam bahasa Indonesia (berdasarkan Textus Receptus ): “Sebab ada tiga yang memberi kesaksian [di sorga: Bapa, Firman, dan Roh Kudus; dan ketiganya adalah satu]. Dan ada tiga yang memberi kesaksian di bumi: Roh, air, dan darah; dan ketiganya menjadi satu.” Comma Johanneum adalah frasa dalam tanda kurung: “ἐν τῷ οὐρανῷ, ὁ

Πατήρ, ὁ Λόγος, καὶ τὸ Ἅγιον Πνεῦμα· καὶ οὗτοι οἱ τρεῖς ἕν εἰσιν” (“di sorga: Bapa, Firman, dan Roh Kudus; dan ketiganya adalah satu”). Teks dalam Naskah Kritis Edisi teks kritis modern, seperti Nestle-Aland (NA28) dan United Bible Societies (UBS5), menghapus Comma Johanneum berdasarkan bukti naskah yang lebih kuat. Teks asli berbunyi: ὅτι τρεῖς εἰσιν οἱ μαρτυροῦντες, 8 τὸ Πνεῦμα καὶ τὸ ὕδωρ καὶ τὸ αἷμα, καὶ οἱ τρεῖς εἰς τὸ ἕν εἰσιν. Terjemahan ke dalam bahasa Indonesia (berdasarkan naskah kritis): “Sebab ada tiga yang memberi kesaksian: Roh, air, dan darah; dan ketiganya menjadi satu.” Frasa Comma Johanneum tidak ada dalam naskah-naskah tertua, seperti Codex Sinaiticus (abad ke-4), Codex Vaticanus (abad ke-4), dan papirus awal ( Papirus 66 dan 75 , abad ke-2–3). **Bukti Tekstual

Naskah-naskah Yunani**

Naskah Kuno : Codex Sinaiticus , Codex Vaticanus , Codex Alexandrinus (abad ke-5), dan papirus-papirus awal tidak memuat Comma Johanneum. Ini menunjukkan bahwa frasa ini kemungkinan bukan bagian dari teks asli yang ditulis oleh Yohanes.

Naskah Abad Pertengahan : Comma Johanneum muncul dalam beberapa naskah Yunani yang lebih baru, seperti Codex Montfortianus (Minuscule 61, abad ke-16). Namun, naskah ini jumlahnya sangat sedikit dan dianggap kurang otoritatif. Beberapa sarjana menduga Codex Montfortianus sengaja dibuat untuk mendukung frasa tersebut (Metzger, 2005).

Vulgata Latin : Frasa ini pertama kali muncul dalam naskah-naskah Latin, seperti Vulgata , sekitar abad ke-4 atau ke-5. Bukti awal ditemukan dalam tulisan Priscillian dari Avila (meninggal 385 M) dan dalam beberapa naskah Vulgata , seperti Codex Fuldensis (abad ke-6, dalam prolog) (Aland & Aland, 1995).

Kutipan Bapa-Bapa Gereja

● Bapa-Bapa Gereja awal, seperti Irenaeus (abad ke-2), Clement dari Alexandria (abad ke-2), Origen (abad ke-3), dan Athanasius (abad ke-4), tidak pernah mengutip Comma Johanneum dalam diskusi tentang Trinitas, meskipun mereka sering merujuk pada 1 Yohanes 5. Ini menunjukkan bahwa frasa ini tidak ada dalam naskah-naskah Yunani pada masa mereka.

Cyprianus dari Kartago (abad ke-3) kadang-kadang dikutip sebagai bukti awal Comma , karena ia menulis bahwa Bapa, Anak, dan Roh Kudus adalah satu. Namun, kutipannya ambigu dan kemungkinan besar merupakan interpretasi teologis, bukan kutipan langsung (Metzger, 2005).

Peran Erasmus dan Textus Receptus

Desiderius Erasmus, penyusun Textus Receptus , awalnya tidak memasukkan Comma Johanneum dalam edisi pertama (1516) dan kedua (1519) karena tidak ditemukan dalam naskah-naskah Yunani yang ia miliki. Setelah mendapat tekanan dari pihak gereja, ia memasukkannya dalam edisi ketiga (1522), diduga berdasarkan Codex Montfortianus. Penyertaan ini memengaruhi terjemahan seperti King James Version dan menyebarkan Comma dalam tradisi Kristen Barat (Wallace, 2011).

Naskah Kritis Modern

Edisi teks kritis modern ( Nestle-Aland , UBS ) menghapus Comma Johanneum dari teks utama berdasarkan prinsip kritik teks:

Bukti eksternal : Naskah-naskah tertua dan paling luas tidak mendukung Comma.

Bukti internal : Gaya penulisan Comma tidak konsisten dengan surat-surat Yohanes, yang cenderung sederhana dan tidak menggunakan istilah seperti ὁ Λόγος (Firman) untuk Yesus dalam konteks ini.

Lectio difficilior potior : Bacaan yang lebih sederhana (tanpa Comma ) lebih mungkin asli karena tambahan teologis cenderung disisipkan untuk memperjelas doktrin (Metzger & Ehrman, 2005).

**Konteks Historis

Asal-usul** **_Comma Johanneum

Comma Johanneum_** kemungkinan berasal dari catatan pinggir ( gloss ) dalam naskah-naskah Vulgata Latin yang mencoba menjelaskan kesatuan teologis Bapa, Anak, dan Roh Kudus. Frasa ini kemudian disalin ke dalam teks utama, terutama dalam konteks polemik melawan Arianisme , yang menyangkal keilahian penuh Yesus dan Roh Kudus (Brown, 1997). Penambahan ini mencerminkan perkembangan doktrin Trinitas pada abad ke-4, yang ditegaskan dalam Konsili Nicea (325 M) dan Konstantinopel (381 M).

Kontroversi Erasmus

Erasmus menghadapi tekanan dari otoritas gereja untuk memasukkan Comma karena frasa ini sudah diterima dalam Vulgata dan tradisi liturgis. Legenda menyebutkan bahwa ia menantang pihak gereja untuk menemukan naskah Yunani yang memuat Comma , dan Codex Montfortianus muncul sebagai respons. Banyak sarjana modern menduga naskah ini dibuat secara sengaja untuk memenuhi tantangan tersebut (Wallace, 2011).

Dampak pada Tradisi

Comma Johanneum menjadi bagian penting dalam teologi Trinitas di Gereja Barat, terutama setelah Reformasi, karena digunakan dalam terjemahan seperti King James Version. Namun, dengan munculnya kritik teks pada abad ke-19 oleh sarjana seperti Westcott dan Hort , keaslian Comma dipertanyakan, yang mengarah pada penghapusannya dari teks kritis modern.

Implikasi Teologis Dengan Comma Johanneum

Comma Johanneum adalah pernyataan eksplisit tentang doktrin Trinitas, menyebutkan Bapa, Firman (Yesus), dan Roh Kudus sebagai “satu” ( ἕν ), yang menunjukkan kesatuan esensi. Frasa ini digunakan dalam polemik teologis untuk membela keilahian Yesus dan Roh Kudus, terutama melawan Arianisme dan Unitarianisme.

Tanpa Comma Johanneum

Tanpa Comma , 1 Yohanes 5:7-8 berfokus pada kesaksian tentang Yesus sebagai Anak Allah melalui tiga saksi:

Roh : Roh Kudus yang mengesahkan kebenaran tentang Yesus (Yohanes 15:26).

Air : Kemungkinan merujuk pada baptisan Yesus (Matius 3:16-17).

Darah : Merujuk pada kematian Yesus di kayu salib sebagai pengesahan misi-Nya. Frasa “καὶ οἱ τρεῖς εἰς τὸ ἕν εἰσιν” (“dan ketiganya menjadi satu”) menunjukkan kesatuan dalam kesaksian, bukan kesatuan esensi seperti dalam Comma (Brown, 1997).

Dampak pada Doktrin Trinitas Penghapusan Comma Johanneum tidak melemahkan doktrin Trinitas karena ayat-ayat lain, seperti Matius 28:19 (“baptis mereka dalam nama Bapa, Anak, dan Roh Kudus”) dan 2 Korintus 13:14 , memberikan dasar yang kuat. Namun, bagi beberapa kelompok konservatif, seperti pendukung King James Only , Comma dianggap penting untuk mempertahankan otoritas teks Alkitab.

Hubungan dengan Matius 28:18- Matius 28:18-20 , yang dikenal sebagai Amanat Agung , memiliki relevansi teologis dengan Comma Johanneum :

Kesamaan : Matius 28:19 menggunakan formula Trinitas yang tidak dipertanyakan keasliannya dalam naskah-naskah kuno ( Codex Sinaiticus , Vaticanus ). Ini memberikan dasar tekstual yang lebih kuat untuk Trinitas dibandingkan Comma Johanneum.

Perbedaan : Matius 28:19 berfokus pada misi universal dan baptisan dalam nama Trinitas, sementara 1 Yohanes 5:7-8 (tanpa Comma ) menekankan kesaksian tentang identitas Yesus. Dengan Comma , 1 Yohanes 5:7 menjadi lebih eksplisit tentang Trinitas, tetapi konteksnya tetap pada pengesahan teologis.

Implikasi : Matius 28:19 lebih diterima secara universal sebagai dasar Trinitas karena konsistensi tekstualnya, sedangkan Comma Johanneum bergantung pada naskah-naskah yang dipertanyakan.

Implikasi untuk Studi dan Praktik

Kritik Teks : Kontroversi Comma Johanneum menunjukkan pentingnya kritik teks dalam memahami Alkitab. Prinsip seperti lectio difficilior potior dan preferensi untuk naskah tertua membantu menentukan teks asli.

Terjemahan Alkitab : Terjemahan berbasis Textus Receptus (misalnya, King James Version , Alkitab Terjemahan Lama ) memasukkan Comma , sedangkan terjemahan modern ( Alkitab Terjemahan Baru , NIV , ESV ) menghilangkannya atau mencantumkannya dalam catatan kaki.

Debat Teologis : Beberapa kelompok konservatif mempertahankan Comma sebagai bagian dari teks yang diinspirasikan, sementara mayoritas sarjana menerima ketidakasliannya tanpa mengurangi doktrin Trinitas.

Kesimpulan

Comma Johanneum kemungkinan besar adalah tambahan dari tradisi Latin yang dimasukkan ke dalam naskah-naskah Yunani kemudian, bukan bagian dari teks asli 1 Yohanes 5:7-8. Bukti tekstual, absennya kutipan oleh Bapa-Bapa Gereja awal, dan ketidakkonsistenan gaya mendukung pandangan ini. Meskipun Comma memperkuat doktrin Trinitas, penghapusannya tidak melemahkan doktrin tersebut karena ayat-ayat lain, seperti Matius 28:19, memberikan landasan yang kokoh. Kontroversi ini menyoroti dinamika antara teks, tradisi, dan teologi dalam sejarah Alkitab, serta pentingnya kritik teks untuk memahami keaslian tulisan suci. Sumber Referensi:

  1. Aland, K., & Aland, B. (1995). The Text of the New Testament: An Introduction to the Critical Editions and to the Theory and Practice of Modern Textual Criticism. Grand Rapids: Eerdmans.
  2. Brown, R. E. (1997). An Introduction to the New Testament. New York: Doubleday.

  3. Metzger, B. M., & Ehrman, B. D. (2005). The Text of the New Testament: Its Transmission, Corruption, and Restoration (4th ed.). Oxford: Oxford University Press.
  4. Wallace, D. B. (2011). Revisiting the Comma Johanneum: A Fresh Look at 1 John 5:7-8. Retrieved from https://bible.org/article/comma-johanneum-revisited.
  5. Nestle-Aland Novum Testamentum Graece (28th ed.). (2012). Stuttgart: Deutsche Bibelgesellschaft.
Share: X (Twitter) Facebook LinkedIn Whatsapp Telegram

Artikel Lainnya